dari penelitian ini adalah bahwa secara parsial seluruh variabel independen signifikan
α=1 terhadap jumlah penduduk miskin.
2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Menurut Bank Dunia salah satu sebab kemiskinan adalah karena kurangnya pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, perumahan dan tingkat kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima. Kemiskinan bisa juga berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan
dan biasanya mereka yang dikategorikan miskin tidak memiliki pekerjaan pengangguran, serta tingkat pendidikan dan kesehatan mereka pada umumnya
tidak memadai. Mengatasi masalah kemiskinan tidak dapat dilakukan secara terpisah dari masalah-masalah pengangguran, pendidikan, kesehatan dan masalah-
masalah lain yang secara eksplisit berkaitan erat dengan masalah kemiskinan. Pengangguran akan menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial
kepada yang mengalaminya. Kondisi menganggur menyebabkan seseorang tidak memiliki pendapatan, akibatnya kesejahteraan yang telah dicapai akan semakin
merosot. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang terjebak dalam kemiskinan.
Peran pemerintah dalam pengentasan kemiskinan sangat dibutuhkan, sesuai dengan peranan pemerintah yaitu alokasi, distribusi dan stabilisasi.
Peranan tersebut merupakan syarat yang harus dipenuhi jika tujuan pembangunan yaitu pengentasan kemiskinan ingin terselesaikan. Anggaran yang dikeluarkan
untuk pengentasan kemiskinan menjadi stimulus dalam menurunkan angka kemiskinan dan beberapa persoalan pembangunan yang lain.
Peningkatan jumlah penduduk, memiliki konsekuensi logis terhadap penyediaan fasilitas dasar pendidikan, kesehatan, kebutuhan pangan, dan
perumahan dan juga lapangan pekerjaan. Apabila hal tersebut tidak dapat
dipenuhi, pertambahan jumlah penduduk tersebut akan mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin. Jika pendapatan dan faktor yang lain
diasumsikan tetap, maka peningkatan jumlah anggota keluarga akan mengurangi kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Dengan demikian
akan meningkatkan peluang penduduk menjadi miskin. Berdasarkan latar belakang permasalahan serta tinjauan pustaka di atas,
maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Menurut Suharsimi 2006 hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Maka, dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai
berikut:
Pengangguran X1
Pengeluaran Pemerintah X2
Kemiskinan Y
Jumlah penduduk X3
H1
H4 H3
H2
1. Ada pengaruh pengangguran terhadap kemiskinan KabKota di Jawa
Tengah tahun 2006-2010. 2.
Ada pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap kemiskinan KabKota di Jawa Tengah tahun 2006-2010.
3. Ada pengaruh jumlah penduduk terhadap kemiskinan KabKota di Jawa
Tengah tahun 2006-2010. 4.
Ada pengaruh pengangguran, pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk terhadap kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2006-2010.
36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber pada laporan Badan Pusat Statistik BPS Jawa Tengah khususnya data
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Data utama yang diperlukan adalah semua variabel yang diteliti meliputi kemiskinan, pengangguran, pengeluaran
pemerintah, dan jumlah penduduk. Jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan time series dan cross section. Data time series dari tahun 2006-
2010. Sedangkan data cross section menggunakan 35 KabKota di Jawa Tengah.
3.2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus Suharsimi, 2002. Populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah KabKota di Jawa Tengah yang meliputi 35 KabKota. Dalam penelitian ini menggunakan seluruh obyek penelitian yang diambil dari
populasi yang meliputi 35 KabKota di Jawa Tengah.
3.3. Variabel Penelitian yang Dirumuskan Secara Operasional
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemiskinan sebagai variabel terikat dependent variable sedangkan variabel
bebasnya independent variable adalah pengangguran, pengeluaran pemerintah