layanan sosial, dengan menentukan sasaran pengeluaran untuk rakyat miskin, pemerintah dapat membantu mereka dalam menghadapi kemiskinan baik dari
segi pendapatan maupun non-pendapatan dengan beberapa hal. Pertama, pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk membantu mereka yang rentan
terhadap kemiskinan dari segi pendapatan melalui suatu sistem perlindungan sosial modern yang meningkatkan kemampuan mereka sendiri untuk menghadapi
ketidakpastian ekonomi. Kedua, pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk memperbaiki indikator-indikator pembangunan manusia, sehingga dapat
mengatasi kemiskinan dari aspek non-pendapatan.
2.4. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan permasalahan mendasar. Oleh karena itu, pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendali dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat serta menekan angka kemiskinan
.
Meskipun terdapat pertentangan mengenai konsekuensi positif dan negatif yang ditimbulkan oleh tingginya laju pertumbuhan penduduk, namun selama
beberapa dekade mulai muncul gagasan baru. Gagasan tersebut dikemukakan oleh Robert Cassen dalam Todaro 2006 adalah sebagai berikut:
a Persoalan kependudukan tidak semata-mata menyangkut jumlah akan tetapi juga meliputi kualitas hidup dan kesejahteraan materiil.
b Pertumbuhan penduduk yang cepat memang mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek pembangunan menjadi semakin jauh.
Laju pertumbuhan penduduk yang terlampau cepat meskipun memang bukan
merupakan penyebab utama dari keterbelakangan, harus disadari bahwa hal tersebut merupakan salah satu faktor penting penyebab keterbelakangan di
banyak negara. c Pertumbuhan penduduk secara cepat menimbulkan berbagai konsekuensi
ekonomi yang merugikan dan hal itu merupakan masalah yang utama harus dihadapi negara-negara Dunia Ketiga. Mereka kemudian mengatakan bahwa
laju pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat mendorong timbulnya berbagai
macam masalah
ekonomi, sosial
dan psikologis
yang melatarbelakangi kondisi keterbelakangan yang menjerat negara-negara
berkembang. Pertumbuhan penduduk juga menghalangi prospek tercapainya kehidupan
yang lebih baik karena mengurangi tabungan rumah tangga dan juga negara. Disamping itu, jumlah penduduk yang terlampau besar akan menguras kas
pemerintah yang sudah sangat terbatas untuk menyediakan berbagai pelayanan kesehatan, ekonomi dan sosial bagi generasi baru. Melonjaknya beban
pembiayaan atas anggaran pemerintah tersebut jelas akan mengurangi kemungkinan dan kemampuan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup
generasi dan mendorong terjadinya transfer kemiskinan kepada generasi mendatang yang berasal dari keluarga berpenghasilan menengah ke bawah.
Todaro, 2006. Adapun hubungan jumlah penduduk terhadap kemiskinan yaitu:
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyebabkan kebutuhan konsumsi lebih banyak dari pada kebutuhan untuk investasi. Sumber daya yang
ada hanya dialokasikan lebih banyak ke pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi dari pada disumbangkan untuk meningkatkan capital kepada setiap tenaga kerja.
Selanjutnya ini akan menyebabkan penyerapan tenaga kerja yang lambat di sektor-sektor yang modern dan peningkatan pengangguran. Dampak berikutnya
adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyebabkan rasio ketergantungan dependency ratio juga tinggi, yang akan mengurangi tingkat
tabungan masyarakat. Menurut
Nelson dan Leibenstein dalam bukunya “Theory of Low Level Equilibrium Trap in Underdeveloped Economies
”, menganalisis mengenai pengaruh langsung dari perkembangan penduduk terhadap perkembangan tingkat
kesejahteraan. Menurut pendapat mereka bahwa perkembangan penduduk yang pesat di negara-negara berkembang menyebabkan tingkat kesejahteraan
masyarakat tidak mengalami tingkat pertambahan yang berarti dan dalam jangka panjang mungkin menurun serta meningkatkan jumlah penduduk miskin.
2.5. Penelitian Terdahulu