9 satu lembar tangkai putik yang bercabang tiga Coronel Verheij 1997, bersifat
hermaprodit dan self incompatible Collins 1960. Sifat self-incompatible pada nenas A. comosus karena adanya lokus tunggal S dengan multiple alel, tetapi
pada spesies A. ananassoides, A. bracteatus, dan A. saginarius adalah self-fertile Brewbaker Gorrez 1967 dalam Hadiati 2002, sehingga biji akan terbentuk
jika terjadi penyerbukan silang. A. comosus mempunyai fertilitas yang rendah. Hal ini terlihat dari persentase ovule yang menghasilkan biji setelah penyerbukan,
yaitu kurang dari 5 . Pada kultivar Cayenne, Red Spanish, Singapore Spanish, Perola, dan Queen dihasilkan kurang dari 2 bijibunga, sedangkan pada genotipe
yang mempunyai daun ‘piping’ dihasilkan 2 sampai 5 bijibunga Leah Coppens 1996.
Buah nenas merupakan buah majemuk yang terbentuk dari gabungan 100 sampai 200 bunga, berbentuk silinder, dengan panjang buah sekitar 20.5 cm
dengan diameter 14.5 cm dan beratnya sekitar 2.2 kg Collins 1960. Kulit buah keras dan kasar, saat menjelang panen, warna hijau buah mulai memudar.
Soedibyo 1992 menyatakan bahwa diameter dan berat buah nenas semakin bertambah sejalan dengan pertambahan umurnya, sebaliknya untuk tekstur buah
nenas, semakin tua umur buah maka teksturnya akan semakin lunak Coronel Verheij 1997.
2.3 Persyaratan tumbuh tanaman nenas
Nenas dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Nenas sering ditemukan di daerah tropis, terutama di tanah latosol coklat kemerahan atau merah. Tanaman ini
memiliki sistem perakaran yang dangkal, sehingga memerlukan tanah yang memiliki sistem drainase dan aerase yang baik, seperti tanah berpasir dan banyak
mengandung bahan organik. pH yang optimum untuk pertumbuhan nenas adalah 4.5 sampai 6.5.
Nenas secara alami merupakan tanaman yang tahan terhadap kekeringan karena nenas termasuk jenis tanaman CAM, yaitu tanaman yang membuka
stomata pada malam hari untuk menyerap CO
2
dan menutup stomata pada siang hari. Hal ini akan mengurangi lajunya transpirasi. Nenas memerlukan sinar
matahari yang cukup untuk pertumbuhan. Kondisi berawan pada musim hujan
10 menyebabkan pertumbuhannya terhambat, buah menjadi kecil, kualitas buah
menurun dan kadar gula menjadi berkurang. Sebaliknya bila sinar matahari terlalu banyak maka tanaman akan terbakar dan buah cepat masak. Intensitas rata-rata
cahaya matahari pertahunnya yang baik untuk pertumbuhan nenas berkisar 33 sampai 71 Coronel Verheij 1997.
Temperatur optimum untuk pertumbuhan nenas adalah 23
o
C sampai 32
o
C. Temperatur maksimum dan minimum adalah 30
o
C-20
o
C. Menurut Coronel Verheij 1997 pada suhu dan kelembaban yang tinggi menyebabkan daun-daun
tanaman menjadi lunak, buah menjadi besar dengan kandungan asam rendah dan pertumbuhan menjadi sangat rendah. Ketinggian tempat untuk tanaman nenas
berkisar 100-800 m dpl. Untuk varietas Cayenne, bila ditanam di dataran rendah akan menghasilkan kualitas yang lebih rendah dengan ciri buah nenas dan
daunnya lebih kecil. Jika daerahnya lebih tinggi dari 760 m di atas permukaan laut, tanaman nenas menjadi lebih pendek, daun lebih pendek dan menyebar,
nenas lebih ringan dan fruitlet menonjol keluar, sehingga permukaan lebih kasar. Nenas Cayenne yang ditanam di Kenya pada ketinggian 1400 sampai 1800 mdpl
memiliki perbandingan gula-asam 16:1. Pada ketinggian 1150 mdpl perbandingan gula-asam menjadi 38:1. Sementara di Guatemala, Amerika Tengah ada nenas
yang daunnya berduri, hidup pada ketinggian 1555 mdpl. Di Srilangka terdapat tanaman nenas yang ditanam pada daerah dengan ketinggian 1221 mdpl. Menurut
Dinas Pertanian Tanaman Pangan 1994 tanaman nenas dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 635 mm sampai dengan 2500 mm per tahun, namun curah
hujan optimum untuk pertumbuhan dan perkembangannya adalah antara 1000 sampai 1500 mm per tahun. Daerah yang memiliki kelembaban tinggi baik untuk
mencegah transpirasi yang terlalu besar, sehingga lahan di dekat pantai akan sangat mendukung pertumbuhan dan produksi nenas.
2.4 Bahan perbanyakan tanaman nenas