Aklimatisasi subkultur 1 dan subkultur 2

46

4.1.5 Aklimatisasi subkultur 1 dan subkultur 2

Aklimatisasi dapat didefinisikan sebagai proses penyesuaian suatu organisme untuk beradaptasi pada lingkungan yang baru. Proses adaptasi ini sangat penting karena akan menentukan apakah tanaman yang berasal dari in vitro dapat bertahan atau tidak pada kondisi in vivo. Umumnya hasil kultur jaringan yang akan diaklimatisasi harus mempuyai perakaran dan pertunasan yang proporsional. Aklimatisasi dilakukan setelah 5 minggu planlet berada dalam media pengakaran. Hasil analisis ragam saat aklimatisasi Tabel 14 menunjukkan bahwa pada subkultur 1 BA, NAA, dan interaksi BA dan NAA tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan persentase planlet hidup, sedangkan tinggi tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi BA. Pada subkultur 2 Persentase planlet hidup dipengaruhi oleh konsentrasi NAA, dan tinggi tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi BA dan NAA, sedangkan jumlah daun tidak berpengaruh nyata. Rata- rata jumlah daun pada subkultur 1 adalah 8.0 helaiplanlet. Jumlah daun yang dihasilkan berkisar dari 5.6-10.0 helaiplanlet. Sedangkan pada subkultur 2 jumlah daun yang dihasilkan lebih sedikit yaitu berkisar 3.3-9.1 helai. Tabel 14. Rekapitulasi hasil analisis ragam pada aklimatisasi Peubah Subkultur 1 Subkultur 2 Perlakuan Perlakuan BA NAA BANAA BA NAA BANAA Persentase hidup planlet tn tn tn tn tn Jumlah daun tn tn tn tn tn tn Tinggi tanaman tn tn tn tn Keterangan : tn : tidak nyata, : berbeda nyata a=5, : berbeda sangat nyata a=1 Persen hidup Pada subkultur 1 sampai 12 MSA, persen hidup planlet berkisar 77.7- 100. Dimana persen hidup terkecil diperoleh dari perlakuan 17.76 µM BA + 0.5 µM NAA, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan pada subkultur 2 persen hidup planlet dipengaruhi oleh konsentrasi NAA. Perlakuan 0.5 µ M NAA menghasilkan persen hidup planlet terkecil yaitu 44.4, sedangkan 47 perlakuan 1.0 µ M NAA menghasilkan persen hidup planlet yang tinggi yaitu 88.8 dan tidak berbeda nyata dengan tanaman kontrol yang memiliki 83.3 Gambar 14. 72.22ab 88.89a 44.44b 83.33a 20 40 60 80 100 0.0 0.5 1.0 2.0 Konsentrasi NAA Persen hidup Gambar 14. Persen hidup planlet subkultur 2 pada saat aklimatisasi Tinggi Tanaman Pada subkultur 1, rata-rata tinggi tanaman pada 12 MSA adalah 7.6 cm. Tinggi tanaman yang dihasilkan berkisar dari 6.1-8.5 cm. Pada subkultur 2 tinggi tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi BA dan NAA faktor tunggal. Semakin tinggi konsentrasi BA yang ditambahkan, semakin pendek tanaman yang dihasilkan Gambar 15A. Gambar 15. Tinggi tanaman pada subkultur 2. [A] pengaruh konsentrasi BA µ M, [B] Pengaruh konsentrasi NAA µ M 4.59b 4.86b 5.38ab 6.97a 1 2 3 4 5 6 7 8 0.00 4.44 8.88 17.76 Konsentrasi BA Tinggi tanaman 6.29b 6.97ab 7.04ab 7.15a 5.6 6.0 6.4 6.8 7.2 7.6 0.00 0.50 1.00 2.00 konsentrasi NAA Tinggi tanaman A B 48 20 40 60 80 100 4 MSA 8 MSA 12 MSA Hidup Planlet SK 1 SK 2 7.59a 8.11a 6.34b 7.08b 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah daun Tinggi tanaman Jumlah SK1 SK2 Perlakuan kontrol memberikan rataan tinggi tanaman tertinggi dan tidak berbeda nyata degan perlakuan 4.44 µM BA. Pada NAA faktor tunggal tanaman terendah diperoleh dari penambahan 0.5 µM NAA, tidak berbeda nyata dengan tanaman kontrol dan penambahan 1.0 µM NAA yang menghasilkan tanaman lebih tinggi Gambar 15B. Pengaruh subkultur pada saat aklimatisasi Hasil analisis ragam antar subkultur pada saat aklimatisasi ditunjukkan pada Tabel 15. Tinggi tanaman, jumlah daun dan persen hidup planlet sangat berbeda nyata antar subkultur. Subkultur 1 memberikan ti nggi tanaman, jumlah daun dan persen hidup yang lebih tinggi dibandingkan subkultur 2. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin lama eksplan berada dalam media multiplikasi BA dan NAA, maka kualitas tunas yang dihasilkan semakin rendah dan persen hidup atau kemampuan planlet untuk survive juga semakin rendah. Tabel 15. Rekapitulasi hasil analisis ragam tinggi tanaman, jumlah daun dan persen hidup antar subkultur pada saat aklimatisasi Peubah Respon Tinggi tanaman Jumlah daun Persen hidup Keterangan : : berbeda sangat nyata a=1 Gambar 16. Jumlah daun, tinggi tanaman dan persen hidup planlet pada subkultur 1 dan subkultur 2. 49 Persen hidup planlet dipengaruhi oleh kondisi planlet seperti panjang akar, jumlah akar, jumlah daun dan tinggi tanaman. Panjang dan jumlah akar akan berpengaruh terhadap kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara, sedangkan jumlah daun dan tinggi tanaman berpengaruh terhadap kemampuan tanaman berfotosintesis dan vigoritas Pada tanaman Ixora cocinea L. dilaporkan subkultur berulang pada media BA menyebabkan terjadinya akumulasi sitokinin, dan menyebabkan tunas kerdil dan kumpulan tunas tidak normal Lakshmanan et al. 1997. Pada konsentrasi tinggi, sitokinin mendorong proliferasi, sebaliknya menghambat pembentukan akar. Pada Cymbidium sinensis willd sitokinin pada konsentraasi tinggi menghambat pemanjangan tunas dan inisiasi akar Chang dan Chang 2000. 50

4.2 Pengaruh TDZ dan NAA terhadap multiplikasi nenas Smooth Cayenne

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi CaCl2 dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Keripik Nenas (Ananas comosus L. Merr)

0 31 91

PENGARUH EKSTRAK NANAS MUDA (Ananas comosus L. Merr) TERHADAP KONTRAKTILITAS OTOT POLOS UTERUS TERPISAH DARI MARMUT BETINA (Cavia porcellus)

1 5 2

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI NaCl TERHADAP TOTAL ASAM, KADAR AIR DAN ORGAN OLEPTIK KERIPIK NANAS (Ananas comosus L. Merr)

0 6 1

KARAKTERISASI DAN UJI KISARAN INANG BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT BUSUK LUNAK PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus L. Merr.)

5 35 38

LAJU MULTIPLIKASI TUNAS NENAS (Ananas comosus L. Merr) PADA MEDIA DASAR MURASHIGE AND SKOOG HASIL PERLAKUAN BA DAN NAA SECARA IN VITRO

0 9 6

Pengaruh Perlakuan BA dan NAA terhadap Pembentukan Akar Nenas (Ananas comosus (L). Merr.) cv. Smooth Cayenne Secara In Vitro (Effect Of BA and NAA Treatments on rooting formation of Pineapple (Ananas comosus (L). Merr.) cv. Smooth Cayenne by In Vitro Cult

0 0 7

Penetapan Kadar Kalsium, Kalium, dan Natrium dalam Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Cayenne Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 1 50

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas - Penetapan Kadar Kalsium, Kalium, dan Natrium dalam Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Cayenne Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 0 11

Penetapan Kadar Kalsium, Kalium, dan Natrium dalam Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Cayenne Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 15

Penelitian ini ditujukan untuk menemukan teknik perbanyakan bibit pisang abaca dengan bantuan zat pengatur tumbuh BAP, Kinetin dan NAA pada media propagasi. Penelitian terdiri dari 2 tahap yaitu tahap induksi tunas dan tahap pengakaran tunas mikro. Tahap

0 0 8