Digesti Screening Enzim Endonuklease Restriksi Dari Bakteri Asal Indonesia

Tabel 3. Buffer reaksi optimum enzim restriksi Pingoud et al., 1993 Nama enzim pH optimum Jenis dan konsentrasi garam Suhu optimum Keterangan Aha I 8.0 KCl 150 mM 37 o C KCl dapat digantikan oleh NaCl Bam HI 7.9 NaCl 100 mM 37 o C Konsentrasi garam 100 mM menurunkan aktivitas Eco RI 7.5 NaCl 50 mM 37 o C Konsentrasi garam 50 mM menginduksi star activity Hind III 8.0 NaCl 50 mM 37 o C Konsentrasi garam 50 mM dan 100 mM menurunkan aktivitas Mbo II 7.4 KCl 10 mM 37 o C Tidak sensitif terhadap konsentrasi garam Taq I 8.4 NaCl 100 mM 65 o C Aktivitas pada 37 o C setengah kali aktivitas pada 65 o C Xho I 8.0 NaCl 150 mM 37 o C Membutuhkan 0.01 Triton E. DETEKSI AKTIVITAS ENZIM ENDONUKLEASE RESTRIKSI

1. Digesti

Kemampuan enzim endonuklease restriksi untuk mengenali dan memotong pada situs tertentu dapat dibuktikan dengan mereaksikan enzim tersebut dengan substrat DNA digesti. Substrat DNA akan mengalami pemotongan jika terdapat sekuens yang sesuai dengan sekuens spesifik enzim restriksi. Pengujian aktivitas restriksi enzim dilakukan dengan mereaksikan enzim dengan dua macam substrat DNA, yaitu DNA plasmid dan DNA fage lambda, dalam kondisi reaksi yang dioptimalkan dengan penambahan buffer reaksi. a. Plasmid sebagai substrat DNA plasmid adalah DNA sirkuler berutas ganda yang terdapat dalam suatu bakteri sebagai DNA ekstrakromosomal yang independen dan dapat bereplikasi sendiri Glick dan Pasternak, 2003. Ukuran plasmid beragam mulai dari 1 kpb sampai lebih dari 500 kpb. Plasmid memiliki beberapa fenotipe, yaitu resisten terhadap antibiotik tertentu, memproduksi antibiotik, mendegradasi senyawa organik kompleks, produksi kolisin dan enterotoksin, dan modifikasi atau restriksi oleh enzim Old dan Primrose, 1989. Suatu plasmid dapat dipotong oleh enzim restriksi karena adanya situs pengenalan dan pemotongan oleh enzim restriksi dalam suatu plasmid. Menurut Lehninger 1982, plasmid memiliki dua sifat istimewa yaitu dapat melewati sel pindah dari satu sel ke sel lain dan dapat bersatu dengan gen asing secara mudah serta dapat diangkut ke dalam sel bakteri. Umumnya plasmid berbentuk molekul DNA sirkuler berutas ganda. Jika kedua utas berupa lingkaran utuh, molekulnya digambarkan sebagai CCC Covalently Closed Circular DNA yang berarti lingkaran tertutup kovalen. Apabila hanya satu utas yang utuh, molekulnya digambarkan sebagai OC DNA atau lingkaran terbuka open circular. Ketika diisolasi dari sel, CCC memiliki defisiensi lengkungan pada heliks rangkap sehingga terbentuk konfigurasi kumparan terpilin superkoil Old dan Primrose, 1989. Perbedaan konfigurasi struktural menyebabkan OC DNA terpisah pada elektroforesis dengan agarosa. Bentuk DNA superkoil memiliki pergerakan tercepat. Plasmid yang memiliki satu situs pemotongan akan mengalami perubahan bentuk jika terpotong. Menurut Roberts dan Halford 1993, pemotongan yang kurang sempurna akan menghasilkan bentuk OC DNA yang menyertai bentuk linier. Pada hasil elektroforesis, plasmid OC akan mengalami pergerakan terlambat sehingga jika ketiga konformasi plasmid dielektroforesis bersama, plasmid superkoil akan bergerak paling cepat, diikuti plasmid linier dan plasmid OC Brown, 1990. Plasmid pUC 19 merupakan salah satu plasmid rekombinan yang sering digunakan dalam rekayasa genetika. Plasmid ini memiliki copy number yang tinggi 500-700 dan ukuran yang relatif kecil 2686 pb Yanisch-Perron, 1985. Pembawa carrier plasmid pUC 19 adalah E.coli sehingga plasmid harus diisolasi terlebih dahulu dari sel E.coli untuk memperoleh plasmid. Plasmid ini memiliki gen tahan terhadap antibiotik ampisilin sehingga media pertumbuhan E.coli carrier plasmid pUC 19 harus ditambahkan ampisilin. Gambar 3. Peta restriksi plasmid pUC 19 Yanisch-Perron, 1985 b. DNA fage lambda sebagai substrat DNA fage lambda merupakan salah satu DNA yang paling banyak digunakan sebagai vektor dalam kloning karena sekuensnya tidak analog dengan DNA kromosomal. DNA ini memiliki banyak situs yang dapat dikenali dan dipotong oleh sebagian besar enzim restriksi. Ukuran DNA fage lambda cukup besar, yaitu 48.502 pb. Ujung-ujung utas ganda liniernya adalah ujung menggantung 5’ sebanyak 12 pb yang bersifat komplementer Old dan Primrose, 1989. Banyaknya situs yang dapat dikenali oleh enzim restriksi memungkinkan penggunaan DNA fage lambda untuk deteksi aktivitas restriksi yang mungkin dimiliki oleh enzim yang baru ditemukan. Digesti menggunakan DNA fage lambda dapat dilakukan pada awal deteksi maupun akhir setelah deteksi aktivitas restriksi enzim dengan menggunakan substrat plasmid. Ukuran DNA fage lambda cukup besar sehingga sangat memungkinkan enzim-enzim restriksi jenis baru untuk memotong sekuens DNA sesuai dengan situs pengenalan dan pemotongan enzim. Gambar 4. Peta restriksi DNA fage lambda Daniels, 1983

2. Elektroforesis Agarosa