rumah tangga petani dalam memenuhi kebutuhan hidup dan usahatani keluarganya.
Tingkat Kesadaran Petani akan Pentingnya Informasi
Kesadaran petani akan pentingnya informasi, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tuntutan petani akan kebutuhan dan memperoleh informasi
pertanian yang dapat dibedakan dari perilaku individu yang sadar dan tidak sadar akan kebutuhannya. Tingkat kesadaran petani terhadap pentingnya informasi
dapat dilihat dari indikator: 1 keaktifan mencari informasi, 2 jumlah media informasi yang digunakan, 3 intensitas pertemuan dengan penyuluh, 4
intensitas pertemuan dengan kelompoktani, 5 intensitas pertemuan dengan perusahaan mitra, dan 6 intensitas interaksi dengan sumber inormasi lainnya,
seperti terlihat pada Lampiran 1. Analisis terhadap tingkat kesadaran petani akan pentingnya informasi berdasarkan tipologi petani, jenis sayuran yang dihasilkan,
dan lokasi petani, dapat disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Tingkat Kesadaran Petani Sayuran terhadap Pentingnya Informasi
Uraian Tingkat Kesadaran
Rendah Sedang
Tinggi Jumlah
1. Tipologi Petani - Petani Maju
- Petani Berkembang 37, 9
70, 9 53, 4
26, 9 8, 6
2, 2 100, 0
100, 0 2. Jenis Sayuran
- Kubis - Kentang
- Cabai 53, 9
68, 0 68, 4
44, 9 29, 3
23, 7 1, 1
2, 7 7, 9
100, 0 100, 0
100, 0
3. Lokasi
- Bogor - Cianjur
- Bandung 53, 8
53, 8 81, 3
37, 5 46, 3
16, 3 8, 8
0, 0 2, 5
100, 0 100, 0
100, 0 Total Petani
62, 9 33, 3
3, 8 100, 0
Sumber: Data Primer 2006 Keterangan: = Tingkat kesadaran petani berbeda nyata p 0,01 menurut tipologi
petani dan lokasi
Dari data yang digambarkan pada Tabel 17 dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan tingkat kesadaran petani sayuran berada pada kategori rendah atau
63 petani masih rendah tingkat kesadaran akan pentingnya informasi. Kondisi ini mempengaruhi pada kurangnya kemampuan mereka dalam perencanaan
usahatani yang lebih baik. Umumnya petani memperoleh informasi tentang
budidaya tanaman dan informasi yang mereka butuhkan dari sumber informasi kedua,
yaitu sesama petani atau pedangang setempat. Kemampuan petani dalam mengelola usahataninya berhubungan dengan
kesadaran terhadap berbagai informasi yang dibutuhkannya. Di samping itu, kepekaan petani terhadap adanya informasi yang belum terpenuhi masih kurang,
antara lain: kurangnya keaktifan mencari informasi, kurangnya intensitas mengikuti pertemuan dan kuranggnya interaksi dengan sumber informasi.
Berdasarkan tipologi petani, hasil penelitan menunjukkan bahwa tingkat kesadaran petani maju lebih tinggi dari petani berkembang. Pada Tabel 17 dapat
diperhatikan bahwa 71 petani berkembang, tingkat kesadarannya pada kategori rendah dan 2 pada kategori tinggi, sedangkan petani maju, 53 tingkat
kesadarannya pada kategori sedang dan 9 pada kategori tinggi. Selanjutnya, hasil uji beda menunjukkan bahwa berdasarkan tipologi
petani, ada perbedaan yang nyata p0,01 antara tingkat kesadaran petani maju dengan petani berkembang. Petani berkembang umumnya masih fokus pada
pemenuhan kebutuhan untuk kegiatan produktif. Berdasarkan lokasi, juga ada perbedaan nyata antara petani Bogor, petani Cianjur, dan petani Bandung. Hal ini
ada hubungannya juga dengan perbedaan status sosial ekonomi petani masing- masing lokasi. Sedangkan berdasarkan jenis sayuran, tidak ada perbedaan yang
nyata dalam hal tingkat kesadaran akan pentingnya informasi antara petani kubis, petani kentang, dan petani cabai p0,05.
Pranarka dan Vidhyandika 1996 mengemukakan bahwa kesadaran kritis dalam diri seseorang dapat dicapai dengan cara “melihat ke dalam dirinya sendiri”
serta menggunakan apa yang didengar, dilihat, dialami untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam kehidupannya. Seseorang menganalisis sendiri masalah
mereka, mengidentifikasikan sebab-sebabnya, menetapkan prioritas, dan memperoleh pengetahuan baru. Analisis realitas harus dilakukan oleh orang yang
dapat memutuskan sendiri “apa” kebutuhan dan pengalaman yang penting baginya, dan bukan diputuskan oleh orang lain, baik pemerintah maupun para
pakar. Melalui analisis seperti ini, akan terbentuk esensi partisipasi yang sungguh- sungguh.
101
KONDISI INTERNAL PETANI SAYURAN
Karakteristik Pribadi Petani Sayuran X
1
X
1.1
Status sosial ekonomi X
1.2
Kesadaran pentingnya informasi
X
1.3
Kemampuan mengakses informasi
X
1.4
Motivasi terhadap usahatani sayuran
X
1.5
Keinovatifan
KONDISI EKSTERNAL PETANI SAYURAN Kekondusifan Faktor Lingkungan X
3
X
3.1
Lingkungan fisik X
3.2
Lingkungan sosial X
3.3
Ketersediaan informasi X
3.4
Kondisi megapolitan X
3.5
Kebijakan bidang penyuluhan dan pembangunan subsektor hortikultura
PENYEDIAAN INFORMASI PERTANIAN X
6
X
6.1
Relevansi informasi X
6.2
Akurasi informasi X
6.3
Kelengkapan informasi X
6.4
Ketajaman informasi X
6.5
Ketepatan waktu informasi X
6.6
Keterwakilan informasi
KEMUDAHAN MENDAPATKAN INFORMASI PERTANIAN X
5
X
5.1
Komunikatif X
5.2
Penggunaan saluran dan alat komunikasi
X
5.3
Penyuluhan X
5.4
Keterjangkauan
TINGKAT KEBERDAYAAN PETANI SAYURAN
Meningkatnya Kualitas SDM Petani Sayuran Y
1
Y
1.1
Kemampuan merencanakan usahatani sayuran
Y
1.2
Kemampuan melaksanakan usahatani sayuran
Y
1.3
Kemampuan mengevaluasi usahatani sayuran
Y
1.4
Kemampuan mengatasi masalah usahatani sayuran
Peningkatan Pendapatan
Kesejahteraan Petani Sayuran dan
Keluarganya
Gambar 4 Kerangka Berpikir Hubungan antar Peubah Penelitian
TUNTUTAN KEBUTUHAN DAN MEMPEROLEH INFORMASI
PERTANIAN X
2
X
2.1
Peningkatan produksI dan mutu sayuran
X
2.2
Ketersediaan sarana produksi X
2.3
Ketersediaan perrmodalan X
2.4
Teknologi pengolahan hasil X
2.5
Dukungan pemasaran sayuran X
2.6
Metode analisis usahatani sayuran
KUALITAS SUMBER INFORMASI PERTANIAN X
4
X
4.1
Ketersediaan sumber informasi X
4.2
Kemampuan menyediakan informasi X
4.3
Pelayanan X
4.4
Kualitas saluran informasi
Tabel 18 menunjukkan bahwa ada hubungan antara kesadaran terhadap pentingnya informasi dengan tuntutan kebutuhan akan berbagai informasi
pertanian dan tingkat keberdayaan petani sayuran . Tabel 18 Hubungan antara Peubah Karakteristik Pribadi Petani Sayuran dengan
Peubah Tuntutan Kebutuhan dan Memperoleh Informasi Pertanian
Peubah X
2
Tuntutan Kebutuhan dan Memperoleh Informasi Pertanian X
2
Peubah X
1
X
2.1
X
2.2
X
2.3
X
2.4
X
2.5
X
2.6
Total X
2
Karakteristik Pribadi Petani Sayuran X
1
1. Status Sosial Ekonomi X
1.1
0.33 0.33
0.14 0.28
0.57 0.
0.44 2. Kesadaran Pentingnya Informasi X
1.2
0.54 0.31
0.40 0.47
0.19 0.
0.49 3. Kemampuan Mengakses Informasi X
1.3
0.59 0.56
0.51 0.38
0.43 0.
0.64 4. Motivasi terhadap Usahatani Sayuran X
1.4
0.38 0.35
0.17 0.37
0.17 0.
0.43 5. Keinovatifan X
1.5
-0.07 -0.18
0.07 -0.09
-0.26 0.
-0.18
Sumber: Data Primer diolah, 2006 Keterangan: = Korelasi nyata p 0,05
= Korelasi nyata p 0,01 X
2.1
= Informasi Peningkatan Produksi dan Mutu Sayuran X
2.2
= Informasi Ketersediaan Sarana Produksi X
2.3
= Informasi Ketersediaan Permodalan X
2.4
= Informasi Teknologi Pengolahan Hasil Sayuran X
2.5
= Informasi Dukungan Pemasaran Sayuran X
2.6
= Informasi Metode Analisis Usahatani Sayuran
Orang tidak akan sadar terhadap kebutuhan kalau dia belum mampu mengevaluasi kondisi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, harus ada suatu strategi
pemberdayaan yang dapat menyadarkan orang untuk mengevaluasi dirinya sendiri sehingga dapat mengetahui kemampuan serta kelemahannya dan pada akhirnya
dia akan mampu mengidentifikasi kebutuhannya sendiri Slamet, 2000.
Aksesibilitas Petani terhadap Informasi Pertanian
Petani yang akses terhadap sumber informasi cenderung memperoleh informasi yang lebih banyak, tetapi hal ini juga tergantung pada karakteristik
sumber informasi dan kualitas sumber informasi serta interaksi antara petani dengan sumber informasi tersebut. Akses petani terhadap sumber informasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah, tingkat kemampuan petani mengakses informasi pertanian dari berbagai sumber informasi, baik melalui kontak personal
maupun melalui media massa dengan indikator: 1 kemampuan memperoleh informasi, 2 kemampuan memanfaatkan informasi, 3 kemampuan memilih
informasi, 4 jumlah informasi baru yang diperoleh, 5 frekuensi memperoleh informasi dari kelompoktani, frekuensi kegiatan pelatihanpenyuluhan yang
diikuti, dan 6 kemampuan biaya memperoleh informasi, seperti terlihat pada Lampiran 2. Analisis terhadap aksesibilitas petani dengan informasi pertanian,
berdasarkan tipologi petani, jenis sayuran yang dihasilkan, dan lokasi petani, dapat disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19 Kemampuan Petani Sayuran Mengakses Informasi Pertanian
Uraian Tingkat Kemampuan Petani Mengakses Informasi
Rendah Sedang
Tinggi Jumlah
1. Tipologi Petani