1 35, 7 Kebutuhan informasi pertanian dan aksesnya bagi petani sayuran: pengembangan model penyediaan informasi pertanian dalam pemberdayaan petani, kasus di provinsi Jawa Barat

Analisis terhadap pelaksanaan dan pemanfaatan kegiatan penyuluhan untuk mendapatkan informasi pertanian, dapat disajikan pada Tabel 40. Tabel 40 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Uraian Kegiatan Penyuluhan Tidak Komunikatif Kurang Komunkatif Komunikatif Jumlah 1. Petani Maju - Intensitas Penyuluhan - Materi Penyuluhan - Metode Penyuluhan - Manfaat Penyuluhan - Kompetensi Penyuluh 2. Petani Berkembang - Intensitas Penyuluhan - Materi Penyuluhan - Metode Penyuluhan - Manfaat Penyuluhan - Kompetensi Penyuluh 46, 6 81, 0 37, 9 32, 8 27, 6 68, 1 91, 2 66, 5 37, 9 42, 3 37, 9 15, 5 12, 1 6, 9 34, 5 24, 7 8, 3 15, 4 12, 6 44, 0 15, 5 3, 5 50, 0 60, 3 37, 9 7, 2 0, 5 18, 1 49, 5 13, 7 100, 0 100, 0 100, 0 100, 0 100, 0 100, 0 100, 0 100, 0 100, 0 100, 0 Total Petani - Intensitas Penyuluhan - Materi Penyuluhan - Metode Penyuluhan - Manfaat Penyuluhan - Kompetensi Penyuluh 62, 9 88, 8 59, 6 36, 7 38, 8 27, 9 10, 0 14, 6 11, 2 41, 7 9, 2 1, 2 25, 8 52, 1 19, 5 100, 0 100, 0 100, 0 100, 0 100, 0 Sumber: Data Primer 2006 Keterangan: =Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berbeda nyata p 0,01 menurut tipologi petani Secara keseluruhan, pelakasanaan kegiatan penyuluhan menurut persepsi petani masih kurang dan tidak komunikatif. Kegiatan penyuluhan ditinjau dari kelima indikator yang berada pada kategori komunikatif, yakni: manfaat penyuluhan 60, metode penyuluhan 50, kompetensi penyuluh 38, intensitas penyuluhan 16, dan materi penyuluhan 3. Khusus untuk materi penyuluhan, ada 81 petani yang menyatakan materi penyuluhan tidak komunikatif atau tidak memberikan informasi yang dibutuhkan petani sayuran dan 62 petani yang menyatakan kompetensi penyuluh dalam menyampaikan informasi pertanian berada pada kategori tidak dan kurang komunikatif. Berdasarkan hasil analisis uji beda, menunjukkan bahwa kualitas kegiatan penyuluhan menurut tipologi petani berbeda nyata p0,01. Kegiatan penyuluhan lebih bermanfaat bagi petani maju daripada petani berkembang, karena penyuluh lebih sering melakukan pertemuan dengan petani maju dibandingkan dengan petani berkembang. Makna penyuluhan sebagai penyebarluasan informasi Totok Mardikanto, 1991, perlu dipahami oleh semua pihak.