6 3, 3 Kebutuhan informasi pertanian dan aksesnya bagi petani sayuran: pengembangan model penyediaan informasi pertanian dalam pemberdayaan petani, kasus di provinsi Jawa Barat
Analisis terhadap pelaksanaan dan pemanfaatan kegiatan penyuluhan untuk mendapatkan informasi pertanian, dapat disajikan pada Tabel 40.
Tabel 40 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Uraian Kegiatan Penyuluhan
Tidak Komunikatif Kurang Komunkatif
Komunikatif Jumlah
1. Petani Maju - Intensitas Penyuluhan
- Materi Penyuluhan - Metode Penyuluhan
- Manfaat Penyuluhan - Kompetensi Penyuluh
2. Petani Berkembang
- Intensitas Penyuluhan - Materi Penyuluhan
- Metode Penyuluhan - Manfaat Penyuluhan
- Kompetensi Penyuluh 46, 6
81, 0 37, 9
32, 8 27, 6
68, 1 91, 2
66, 5 37, 9
42, 3 37, 9
15, 5 12, 1
6, 9 34, 5
24, 7 8, 3
15, 4 12, 6
44, 0 15, 5
3, 5 50, 0
60, 3 37, 9
7, 2 0, 5
18, 1 49, 5
13, 7 100, 0
100, 0 100, 0
100, 0 100, 0
100, 0 100, 0
100, 0 100, 0
100, 0
Total Petani - Intensitas Penyuluhan
- Materi Penyuluhan - Metode Penyuluhan
- Manfaat Penyuluhan - Kompetensi Penyuluh
62, 9 88, 8
59, 6 36, 7
38, 8 27, 9
10, 0 14, 6
11, 2 41, 7
9, 2 1, 2
25, 8 52, 1
19, 5 100, 0
100, 0 100, 0
100, 0 100, 0
Sumber: Data Primer 2006 Keterangan: =Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berbeda nyata p 0,01
menurut tipologi petani
Secara keseluruhan, pelakasanaan kegiatan penyuluhan menurut persepsi petani masih kurang dan tidak komunikatif. Kegiatan penyuluhan ditinjau dari
kelima indikator yang berada pada kategori komunikatif, yakni: manfaat penyuluhan 60, metode penyuluhan 50, kompetensi penyuluh 38,
intensitas penyuluhan 16, dan materi penyuluhan 3. Khusus untuk materi penyuluhan, ada 81 petani yang menyatakan materi penyuluhan tidak
komunikatif atau tidak memberikan informasi yang dibutuhkan petani sayuran dan 62 petani yang menyatakan kompetensi penyuluh dalam menyampaikan
informasi pertanian berada pada kategori tidak dan kurang komunikatif.
Berdasarkan hasil analisis uji beda, menunjukkan bahwa kualitas kegiatan
penyuluhan menurut tipologi petani berbeda nyata p0,01. Kegiatan penyuluhan lebih bermanfaat bagi petani maju daripada petani berkembang, karena penyuluh
lebih sering melakukan pertemuan dengan petani maju dibandingkan dengan petani berkembang. Makna penyuluhan sebagai penyebarluasan informasi Totok
Mardikanto, 1991, perlu dipahami oleh semua pihak.
Dokumen yang terkait
Persepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian DiRadio Fiska Fm Bogor : (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)
0
3
73
Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani (Kasus di Jawa Barat)
0
11
373
Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani (Kasus di Propinsi Jawa Barat)
5
119
372
Studi Komparasi Kebutuhan Paket Komunikasi Petani di Pertanian Lahan Kering: Kasus Model Mikro DAS Cimanuk Hulu, Kabupaten Sumedang Jawa Barat
0
8
203
Kebiasaan Petani Dalam Memanfaatkan Sumber Informasi Pertanian
3
27
15
Kebutuhan Informasi Petani Tanaman Hias (Kasus di Kota Jakarta Barat)
0
21
114
Kebutuhan informasi pertanian dan aksesnya bagi petani sayuran pengembangan model penyediaan informasi pertanian dalam pemberdayaan petani, kasus di provinsi Jawa Barat
0
6
247
Perilaku Komunikasi Petani Sayuran Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pertanian Melalui Cyber Extension Di Provinsi Lampung
2
24
208
Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani (Kasus di Propinsi Jawa Barat)
0
78
300
PENYULUH PERTANIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI
0
0
140