Pemilihan Umum 1977 Pemilihan Umum Pada Masa Orde Baru

1. Ketua : KH. Dr. Idham Chalid 2. Wakil Ketua : Drs. Sumiskun 3. Wakil Ketua : J. Namo, SH 4. Wakil Ketua : R. Domo Pranoto 5. Wakil Ketua : M.H Isnaeni Selama masa tugasnya DPR RI tahun 1971-1977 telah menghasilkan 43 undang-undang berbagai bidang, 3 memorandum yaitu tentang masalah miniatur Indonesia dan hari depan generasi muda, memorandum tentang penetapan harga gula hasil panen tahun 1972 dan rencana ekspor gula tahun 1974, memorandum DPR RI tentang masalah Irian Barat, 4 usul pernyataan pendapat Jacob Tobing tentang pengamatan dan pengembangan industri dalam negeri, usul pernyataan pendapat Cosmos Batubara tentang peristiwa 15 Januari 1974, usul pernyataan pendapat Widya Pranata tentang proses dekolonisasi Timor Portugis, usul pernyatan pendapat A. Oka Mahendra tentang masalah Timor-Timur serta mengajukan 2 pencalonan untuk lembaga tinggi negara, pencalonan ketua, wakil dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan dan pencalonan hakim- hakim Mahkamah Agung.

2. Pemilihan Umum 1977

Pada tanggal 2 Mei 1977 diselenggarakan pemilihan umum yang ketiga dalam Sejarah Nasional Indonesia dan kedua kalinya diadakan berdasarkan UUD 1945 pada masa Orde Baru. Dalam pemilihan tersebut dari 70 juta rakyat Indonesia yang berhak memilih hanya 63.998.344 pemilih yang menggunakan haknya. Asas yang dipakai sama dengan pemilihan umum 1971 yaitu asas Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia LUBER. Berbeda dengan pemilihan umum 1971 yang diikuti oleh banyak partai, tetapi dalam pemilihan umum 1977 hanya diikuti oleh 3 peserta, dimana dua diantaranya adalah hasil fusi dari beberapa partai yaitu : 1. Partai Persatuan Pembangunan Partai Persatuan Pembangunan ini merupakan fusi dari partai-partai Islam seperti NU, PERTI, Parmusi dan PSSI. 2. Golongan Karya 3. Partai Demokrasi Indonesia Partai Demokrasi Indonesia merupaka fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Kristen dan IPKI Sukarna 1990:34 Lihat Lampiran 4 Pemilihan umum 1977 menghasilkan pemenang yaitu Golongan Karya dengan jumlah suara terbanyak 39.750.096 suara 62,11 , sementara tempat kedua direbut oleh PPP dengan Jumlah suara 29,29 dan juru kunci dipegang oleh PDI dengan suara sebesar 5.504.757 suara 8,60 . Tetapi jika dibandingkan dengan pemilihan umum 1971 suara Golongan Karya menurun 0,69 sedangkan PPP dapat meningkatkan jumlah suaranya 2,17 tetapi PDI merosot 1,45 . Dari segi penguasaan kursi Golongan Karya lewat pemilihan umum meraih 232 kursi 50,43 . Jika dijumlah dengan pengangkatan 100 wakil ABRI dan non ABRI total kursi Golongan Karya di DPR menjadi 332 kursi 72,17 . Kursi yang dikuasai partai politik banyaknya hanya 128 kursi 27,83 yaitu PPP 99 kursi 21,52 dan PDI 29 kursi 6,31 . Dibandingkan dengan pemilihan umum 1971 Golongan Karya dan PDI kehilangan kursi masing-masing 4 kursi dan 1 kursi, sedangkan PPP bertambah 5 kursi, dengan demikian Golongan Karya tetap sukses mempertahankan posisinya sebagai kekuatan mayoritas dan mulai menjadi predominan Soemardjan 2000:315. Adapun anggota DPR RI tahun 1997-1982 adalah : 1. Ketua : H. Adam Malik 2. Wakil Ketua : Mashuri, SH 3. Wakil Ketua : Kartidjo 4. Wakil Ketua : Moh. Isnaeni 5. Wakil Ketua : K.H Masykur Selama masa tugasnya DPR RI tahun 1977-1982 telah menghasilkan 55 Undang-Undang, 1 satu interpelasi tetapi ditolak oleh pleno DPR, menggunakan 6 enam hak bertanya, membicarakan 1 satu hak budget, 3 tiga kali mencalonkan keanggotaan BPK, 2 dua kali mencalonkan hakim agung, DPR melalui kebijaksanaan pintu terbuka telah menerima 368 delegasi dan perorangan serta menerima 4.914 pengaduan.

3. Pemilihan Umum 1982