Landasan Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Sistem Pemilihan Umum 1955

Undang–Undang No 7 tahun 1953 tentang Pemilihan Anggota Konstituante dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, yang kemudian dikenal sebagai UU Pemilu 1953 Pabottingi 1998:20 . Setelah mengalami berbagai rintangan akhirnya perhelatan politik itu terlaksana juga pada tanggal 29 September 1955. Pemilihan umum pertama yang dilaksanakan di seluruh tanah air kecuali Irian Barat memperebutkan 257 kursi DPR. Pemilihan diikuti oleh 15 daerah pemilihan yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta Raya, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi UtaraTengah, Sulawesi SelatanTenggara, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dengan jumlah pemilih sebanyak 43.104.464 orang.

1. Landasan Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum

Proses persiapan landasan hukum pelaksanaan pemilihan umum sudah dibahas sejak tahun 1948 pembahasan UU susunan anggota DPR kemudian diteruskan pada tahun 1949 menyempurnakan UU susunan anggota DPR. Pada tahun 1953 parlemen berhasil merumuskan UU pemilihan umum yang dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan pemilihan umum 1955, sedangkan UU Pemilu selalu berpedoman kepada UUDS yang berlaku sejak 17 Agustus 1950 dan memuat 146 pasal. 1. Undang–Undang Pemilihan Umum No 27 Tahun 1948 Undang-Undang No 27 tahun 1948 belum mengatur ketentuan pelaksanaan pemilihan umum secara lengkap, tetapi baru mengatur ketentuan susunan DPR. Peraturan ini kemudian dijadikan UU No 27 tahun 1948 dan diundangkan di Yogyakarta pada 28 Agustus 1948, secara garis besar undang-undang ini mengatur susunan keanggotaan DPR, penentuan daerah pemilihan, asas pemilihan dan penghitungan hasil pemilihan 2. Undang–Undang No 12 tahun 1949. Undang–Undang ini dapat disebut juga RUU pertama pemilihan umum dan merupakan cikal bakal dari UU Pemilu 1953. Secara garis besar Undang–Undang Pemilu 1949 tidak jauh berbeda dengan Undang- Undang Pemilu 1948, namun agak lebih luas dan tidak ada pengangkatan seperti yang diusulkan dalam undang-undang sebelum ini. Rancangan Undang–Undang ini dibahas dan diminta pengesahannya tetapi dalam bagian–bagian tertentu tidak dapat diterima sehingga kemudian ditolak parlemen. 3. Undang–Undang Pemilihan No 7 Tahun 1953. Undang–Undang No 7 tahun 1953 merupakan Undang-Undang Pemilu pertama yang disahkan oleh parlemen Indonesia. Undang–undang yang berlaku sejak 4 April 1953 itu terdiri dari 16 bab dan 139 pasal yang mencakup berbagai ketentuan pemilihan anggota konstituante dan anggota DPR, pencalonan, penghitungan suara, enetapan hasil pemilihan, pasal– pasal pidana yang memberikan sanksi kepada pelanggaran Pemilu. Meskipun demikian masalah pelaksanaan kampanye tidak diatur dalam undang-undang ini.

2. Sistem Pemilihan Umum 1955

Sistem pemilihan umum yang dipakai dalam pemilihan umum 1955 adalah sistem perwakilan berimbang proportional representation yang dikaitkan dengan sistem daftar. Dalam pemilihan umum 1955 ternyata ada 52 kontestan yang terdiri dari partai politik dan perorangan, tetapi yang berhasil meraih kursi hanya 27 partai saja dan satu calon perorangan yaitu R. Soedjono Prawirosoedarso Purwantara 1994:60.

3. Kedudukan Panitia Pemilihan Indonesia PPI