Sistem Perwakilan Berimbang Proporsional Representation Sistem Perwakilan Berimbang dengan daftar tertutup Closed List

implikasinya yang membuat permasalahan politik menjadi lebih kompleks dan tidak demokratik. Gaffar 2004:257 Ada dua model sitem pemilihan umum dengan segala kelebihan dan kekurangannya jika dijalankan di Indonesia.

1. Sistem Perwakilan Berimbang Proporsional Representation

Menurut Arend Lijphart bahwa sistem Proportional Representation atau perwakilan berimbang merupakan sistem pemilihan yang paling banyak dipergunakan oleh negara–negara yang pemilihan umumnya berlangsung secara demokratik dan kompetitif. Sistem ini memperlihatkan gejala yang menarik dimana proporsi kursi yang dimenangkan oleh sebuah partai politik dalam sebuah wilayah pemilihan akan berbanding seimbang dengan proporsi suara yang diperoleh partai tersebut dalam pemilihannya. Dalam sistem ini langkah pertama yang harus ditempuh adalah menentukan alokasi jumlah kursi pada sebuah wilayah pemilihan. Inilah yang dikenal sebagai “distrik magnitude“. Di Sulawesi Selatan jumlah kursi yang diperebutkan adalah 23 untuk tingkat DPR, sementara di Jawa Timur adalah 64 kursi. Di Indonesia jumlah kursi yang diperebutkan itu ditetapkan atas dasar jumlah wilayah administratif pemerintahan KabupatenKodya dan jumlah penduduk. Langkah kedua adalah menentukan berapa quota untuk dipenuhi sebuah partai politik untuk mendapatkan satu kursi di DPR. Menurut ketentuan yang berlaku di Indonesia quota untuk sebuah kursi adalah 400.000 suara, artinya setiap Partai Politik yang secara nasional mampu memperoleh quota tersebut akan dijamin mendapatkan kursi di DPR. Sistem perwakilan berimbang terdiri dari banyak variasi terutama dalam mengalokasikan kursi kepada partai yaitu antara lain :

1. Sistem Perwakilan Berimbang dengan daftar tertutup Closed List

System. Dalam sistem ini masyarakat memilih partai bukan calon legislatif, biasanya pimpinan partai memainkan peranan penting yang sangat berguna untuk menentukan daftar dan ranking yang telah di buat oleh pimpinan partai. Apabila ada 7 tujuh kursi yang tersedia pada sebuah distrik maka partai akan mengajukan paling tidak 7 tujuh orang calon. Dan kalau sebuah partai memenangkan 3 tiga kursi maka calon yang menduduki ranking 1, 2 dan 3 yang akan mendapatkan kursi. Sistem inilah yang dipraktekkan di Indonesia sejak pemilihan umum 1971–1997. Dengan sistem ini akan tercipta disiplin yang tinggi dari anggota DPR terhadap partainya. Dan tentu saja pimpinan partai memainkan peranan sentral. Mungkin hal tersebut yang merupakan kelebihan dan sekaligus kekurangan dari sitem perwakilan berimbang yang tertutup.

2. Sistem Perwakilan Berimbang dengan sistem daftar terbuka Open