a. Identifikasi adalah data yang di peroleh oleh dari penelitian diperiksa dan
dipahami kembali oleh peneliti agar terhindar dari kekurangan atau kesalahan.
b. Klasifikasi
data, yaitu
pengolahan data
dilakukan dengan
cara menggolongkan dan mengelompokkaan data dengan tujuan untuk menyajikan
data secara sempurna, memudahkan pembahasan dan analisis data.
c. Sistematis, yaitu penyusunan data secara sistematis sesuai dengan pokok
permasalahan sehingga memudahkan analisis data.
E. Analisis Data
Pada kegiatan penulisan skripsi ini, analisis terhadap data sekunder diakukan dengan cara menginventarisasi ketentuan peraturan yang bersangkutan dengan
penelitian ini untuk menemukan doktrin dan teori-teori yang erat hubungannya dengan pelaksanaan patroli oleh kepolisian. Sedangkan terhadap data primer di
lakukan secara analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan data dan fakta yang di hasilkan dari hasil penelitian di lapangan
dengan suatu interpretasi, evaluasi dan pengetahuan umum. Selanjutnya data yang diperoleh dari penelitian, baik data primer maupun data sekunder kemudian
dianalisis dengan menggunakan metode induktif, yaitu suatu cara berfikir yang dilaksanakan pada fakta-fakta yang bersifat umum yang kemudian di lanjutkan
dengan pengambilan kesimpulan yang bersifat khusus.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan mengenai upaya Kepolisian dalam penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh anak yang telah dilakukan oleh penulis,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Upaya Kepolisian dalam penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh anak yaitu:
a. Upaya preventif yang dilakukan Kepolisian melakukan upaya pencegahan terhadap anak, antara lain dengan cara penyuluhan ke sekolah-sekolah dengan menanamkan
disiplin berkendara kepada anak sejak dini. Kegiatan tersebut juga ada yang berupa sosialisasi menggunakan media cetak, elektronik, maupun dunia maya sehingga dapat
membuat masyarakat mengerti dan memahami pentingnya mengawasi dan memberikan pendidikan disiplin berkendara lalu lintas terhadap anak.
b. Upaya represif yang di lakukan Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh anak yang bersifat represif dengan
melakukan penindakan pelanggaran berupa: tilang dan teguran.
c. Upaya kuratif yang dilakukan Satuan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung adalah penjatuhan sanksi terhadap pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak berupa
denda dengan sejumlah uang ataupun dengan sanksi kurungan sesuai Pasal 281 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 yakni kurungan maksimal 4 tahun atau
denda maksimal Rp. 1.000.000, ataupun sesuai dengan Pasal 260 ayat 1 Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 yaitu dengan penyitaan kendaraan bermotor.
2. Faktor-faktor penghambat Kepolisian dalam penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh anak:
Faktor internal timbul dari dalam kepolisian itu sendiri seperti faktor penegak hukum yang kurang profesional, masih terdapat para penegak hukum yang tebang pilih saat
melakukan tugasnya tersebut. Faktor eksternal yaitu kurangnya pengawasan dan pendidikan lalu lintas oleh orang tua terhadap anak, peran orang tua sangat penting
sekali dalam pengaruh pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak, apabila orang tua tidak membiarkan anaknya yang masih dibawah umur mengendarai sepeda
motor maka peluang pelanggaran lalu lintas tidak terjadi. Dan juga faktor pergaulan atau lingkungan anak, para anak menjadi delikuenjahat sebagai akibat dari
transformasi psikologis sebagai reaksi terhadap pengaruh eksternal yang menekan dan memaksa sifatnya. Karena itu semakin luas anak bergaul semakin intensif
relasinya dengan anak nakal, akan menjadi semakin lama pula proses berlangsungnya asosiasi deferensial tersebut dan semakin besar pula kemungkinan anak tadi benar-
benar menjadi nakal.