HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENUTUP
Delik undang-undang pelanggaran adalah merupakan peristiwa-peristiwa pidana yang kecil-kecil seperti minta-minta di jalan umum, mengadu ayam tanpa izin,
kentara mabuk di jalan umum, berjalan di kanan jalan, memberhentikn jalan di tikungan jalan dan sebagainya, ancaman pidananya pun lebih ringan daripada
kejahatan-kejahatan.
22
Secara kuantitatif pembuat Undang-undang membedakan delik kejahatan dan pelanggaran sebagai berikut:
23
1. Pasal 5 KUHP hanya berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang merupakan
kejahatan di Indonesia. Jika seorang Indonesia yang melakukan delik di luar negeri yang digolongkan sebagai delik pelanggaran di Indonesia,
maka dipandang tidak perlu dituntut.
2. Percobaan dan membantu melakukan delik pelanggaran tidak dipidana.
3. Pada pemidanan terhadap anak di bawah umur tergantung pada apakah itu
kejahatan atau pelanggaran.
Perbedaan yang mendasar antara kejahatan dan pelanggaran yaitu keduanya merupakan tindak pidana, sama-sama delik atau perbuatan yang boleh dihukum.
Hanya saja pada pelaku tindak pelanggaran tidak pernah diancamkan pidana penjara. Perlu diketahui bahwa pada pelanggaran tidak ada yang diancam dengan
pidana penjara, akan tetapi berupa pidana kurungan dan denda, sedangkan kejahatan lebih didominasi dengan ancaman pidana penjara. Justru karena itulah
oleh undang-undang perlu ditegaskan dalam undang-undang itu sendiri manakah yang kejahatan dan yang manakah yang harus dipandang sebagai pelanggaran.
Walaupun demikian dapat dikatakan, bahwa pembagian delik dalam kejahatan dan pelanggaran itu berdasarkan perbedaan antara apa yang di sebut delik hukum
rechtsdelict dan delik undang-undang wetsdelict.
22
R. Soesilo. Pokok-Pokok Hukum Pidana Perturan Umum dan Delik-delik Khusus .Bogor. Politeia. 1979. Hlm. 19.
23
Andi Hamzah. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta. Rineka Cipta. 2012. Hlm. 29.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pelanggaran adalah:
1. Pelanggaran merupakan tindak pidana yang lebih ringan dari kejahatan baik perbuatannya maupun hukumannya.
2. Perbuatan yang bertentangan dengan apa yang secara tegas dicantumkan dalam Undang-undang pidana.