1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap  peserta  didik  memiliki  kemampuan  spesifik  yang  lebih  menonjol dibanding  kemampuan  lainnya.  Kemampuan  spesifik  yang  dimiliki  oleh  setiap
peserta  didik,  berbeda  antara  yang  satu  dengan  lainnya.  Sebagian  memiliki kemampuan verbal oral dan tulisan yang lebih menonjol dibanding kemampuan
spasialnya. Sebagiannya lagi memiliki kemampuan spasial yang lebih menonjol. Analisis hasil ulangan harian di SMP N 24 Semarang Kelas VIII pada Bab
Gerak  menunjukkan  bahwa  siswa  berkemampuan  spesifik  tertentu  kemungkinan mengalami  kesulitan  dalam  pembelajaran  jika  guru  menggunakan  satu
representasi  saja.  Data  analisis  hasil  ulangan  ini  diambil  dari  persentase  skor tercapai, soal dengan representasi berbeda yang diujikan di kelas VIII A dan VIII
C. Soal dengan representasi verbal memperoleh skor ketercapaian 74,5 di kelas VIII  A.  Di  kelas  VIII  C  skor  ketercapaian  tersebut  hanya  mencapai  41.  Untuk
soal dengan representasi grafik, di kelas VIII A persentase ketercapaiannya adalah 54,4.  Di  kelas  VIII  C  persentase  ketercapaiannya  hanya  38.  Data  tersebut
menunjukkan  kelas  VIII  A  mempunyai  siswa  yang  lebih  dominan  dengan kemampuan verbalnya dibandingkan kelas VIII C. Pada kemampuan representasi
grafik, kedua kelas mempunyai skor ketercapaian sama rendah.
2
Penyampaian  materi  atau  fenomena  fisika  di  dalam  kelas,  perlu mempertimbangkan  kemampuan  spesifik  siswa.  Menurut  Johnson  1982  yang
dikutip  dalam  Soesanto  2008,  guru  sering  mengasumsikan  bahwa  siswa  dapat mentransfer  pengetahuannya  dari  tingkat  pemahaman  yang  satu  ke  tingkat
pemahaman lainnya dengan mudah. Padahal hasil penelitian yang dilakukan oleh Russel,  et  al.  1997  yang  dikutip  oleh  Soesanto  2008  mengungkapkan  bahwa
orang  awam  novices  biasanya  hanya  membentuk  satu  representasi  dan  sangat jarang  mereka  dapat  mentransfer  pengetahuannya  ke  bentuk  yang  lainnya,
semudah para ahli melakukannya. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Rizky,  dkk  2014  pada  siswa  di  SMA  7
Pontianak  mengambil  sampel  sebanyak  90  siswa  kelas  X.  Tes  yang  digunakan berbentuk  uraian  sebanyak  3  buah.  Hasil  jawaban  yang  dianalisis  menunjukkan
bahwa  sebanyak  73,70  siswa  menggunakan  representasi  verbal;  64,43  siswa menggunakan representasi gambar; 15,18 siswa menggunakan representasi fisis
dan  57,40  siswa  menggunakan  representasi  matematis.  Terlihat  bahwa  siswa tidak menguasai semua representasi.
Dampak  yang  mungkin  terjadi  ketika  guru  mengesampingkan  faktor kemampuan spesifik siswa adalah pemahaman terhadap suatu konsep dan mental
berpikir tidak berkembang maksimal. Beberapa siswa yang kebetulan mempunyai kemampuan spesifik sama, memang dapat tertunjang. Beberapa siswa yang lemah
dalam kemampuan spesifik tersebut bisa mengalami kesulitan dalam pemahaman dan perkembangan mental berpikir.
3
Fisika  sebagai  sebuah  ilmu  pengetahuan  yang  dekat  dengan  fenomena alam, dapat diterjemahkan dalam berbagai  bentuk representasi. Multirepresentasi
sebagai  sebuah  pendekatan  pembelajaran  bisa  diterapkan  pada  penyampaian materi fisika di sekolah. Suhandi 2012 menyatakan bahwa hubungan fungsional
yang  terjadi  antara  besaran-besaran  fisis  dalam  suatu  fenomena  biasanya dinyatakan
dalam formulasi
matematika yang
sederhana kemudian
divisualisasikan dalam bentuk grafis. Kemampuan  penguasaan  konsep  fisika  berkaitan  dengan  bagaimana
menggunakan  berbagai  jenis  sains  dalam  pembelajaran  fisika,  seperti  kata  oral dan menulis, visual gambar, grafik, simulasi,  simbol  dan persamaan, dan lain-
lain  yang  memungkinkan  siswa  mempelajari  fisika  melalui  pengembangan kemampuan  mental  berpikir  dengan  baik.  Waldrip  2008  mendefinisikannya
sebagai  pendekatan  multirepresentasi  atau  multimode  representasi.  Format  atau mode  representasi  yang  beragam  dalam  pembelajaran  suatu  konsep  tertentu
memberikan  peluang  yang  cukup  baik  dalam  memahami  konsep  dan mengomunikasikannya,  serta  bagaimana  mereka  bekerja  dengan  sistem  dan
proses suatu konsep fisika tertentu Meltzer, 2005. Penggunaan multirepresentasi dalam  pembelajaran  fisika  bisa  dijadikan  suatu  kunci  keberhasilan  dalam
penguasaan konsep. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian dengan menerapkan
pembelajaran  fisika  berbasis  multirepresentasi.  Penelitian  ini  diharapkan menambah  masukan  mengenai  pendekatan  pembelajaran  yang  diterapkan  di
sekolah.  Tujuannya  untuk  meningkatkan  pemahaman  konsep  fisika  yang  selalu
4
dianggap  rumit  dan  peningkatan  kemampuan  berpikir  siswa.  Kajian  tentang pembelajaran  berbasis  multirepresentasi  ini  diberi  judul
:  ―Implementasi Pembelajaran  Berbasis  Multirepresentasi  untuk  Meningkatkan  Pemahaman
Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis‖.
1.2 Rumusan Masalah