Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

26 dilempar keatas; 6 mobil yang kecepatannya berkurang saat direm; dan 7 sepeda bergerak menanjak.

2.2 Kerangka Berpikir

Teori multikecerdasan mengemukakan bahwa orang dapat memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kecerdasannya. Merepresentasikan suatu konsep dengan banyak cara memungkinkan siswa belajar sesuai multikecerdasannya. Representasi yang berbeda-beda memberikan kesempatan belajar yang optimal bagi setiap jenis kecerdasan. Pembelajaran berbasis multirepresentasi dapat diterapkan untuk memenuhi teori multikecerdasan. Waldrip 2008 menyatakan bahwa pendekatan multirepresentasi atau multimode representasi adalah menggunakan berbagai bahasa sains dalam pembelajaran fisika, seperti kata oral dan menulis, visual gambar, grafik, simulasi, simbol dan persamaan, gerak-gerik tubuh, bermain peran, presentasi, dan lain-lain yang memungkinkan siswa mempelajari fisika melalui pengembangan kemampuan berpikir dengan baik. Suatu konsep disajikan dengan berbagai representasi agar siswa dapat memahaminya sesuai jenis kecerdasan yang dimiliki. Penyajian konsep dengan berbagai representasi membantu siswa memahami konsep yang dipelajari. Siswa dengan kemampuan verbal yang lebih menonjol terbantu dengan penggunaan representasi verbal. Begitu pula sebaliknya, siswa yang mempunyai kemampuan spasial lebih menonjol terbantu 27 dengan penggunaan representasi piktorial. Berbagai representasi yang digunakan dalam pembelajaran membuat siswa mengetahui suatu konsep secara utuh dan menyeluruh. Pemahaman konsep siswa diharapkan lebih baik. Representasi-representasi yang disajikan dalam pembelajaran berbasis multirepresentasi juga memungkinkan kemampuan berpikir siswa lebih berkembang. Berbagai representasi yang dimunculkan dalam pembelajaran menuntun proses berpikir siswa. Salah satu proses berpikir yang muncul adalah berpikir kritis. Multirepresentasi yang diterima siswa dapat membuat siswa melakukan serangkaian proses berpikir seperti mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi hingga menyimpulkan. Synder 2008 menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan keterampilan yang membutuhkan instruksi dan parktis. Oleh karena itu, peran guru sebagai instruktor yang memberikan pertanyaan penuntun sangatlah penting. Serangkaian proses berpikir kritis ini dapat membimbing siswa dalam menemukan suatu konsep kunci melalui berbagai representasi yang ditampilkan. Konsep kunci merupakan dasar dari representasi-representasi yang ditampilkan dalam pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis siswa muncul dalam pembelajaran berbasis multirepresentasi dan berperan pula pada pemahaman konsep yang lebih mendalam. Berdasarkan uraian di atas, skema kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut ini: 28 Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis