Pembuatan Algoritma Empiris Validasi Data

Nilai RMS error menyatakan seberapa jauh suatu titik di atas atau di bawah garis regresi. Semakin kecil nilai RMS error, maka semakin baik model hubungan tersebut. RMS error dari suatu model hubungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : .............................pers. 3 Keterangan : bias = nilai in situ – nilai estimasi n = jumlah data 2. Uji Beda Nilai Tengah Uji-t Sehubungan untuk mengetahui perbedaan pendugaan nilai klorofil-a dan SPL dari model hubungan yang digunakan dalam penelitian ini dengan nilai in situ- nya, maka dilakukan uji beda nilai tengah uji-t. Dalam uji-t, jika nilai t- statistik t-hitung berada dalam selang nilai kritis, maka kedua nilai tengah yang diuji tidak berbeda nyata sedangkan apabila nilai t-statistik t-hitung berada di luar selang nilai kritis, maka kedua nilai tengah yang diuji berbeda nyata. Hipotesis yang digunakan dalam uji-t ini dirumuskan sebagai berikut Walpole, 1995: H 0: µ 1 = µ 2 H 1: µ 1 ≠ µ 2 Dimana: H 0 adalah apabila nilai tengah konsentrasi klorofil-a dan SPL in situ sama dengan nilai tengah pendugaan konsentrasi klorofil-a dan SPL. H 1 adalah apabila nilai tengah konsentrasi klorofil-a dan SPL in situ tidak sama dengan nilai tengah pendugaan konsentrasi klorofil-a dan SPL. 24

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sebaran Klorofil-a

Citra MODIS yang telah diunduh selanjutnya dilakukan pengolahan menggunakan algoritma Wouthuyzen 2006, y = 250.09x 3 – 106.92x 2 + 11.781x + 0.0776 di mana: y = Konsentrasi klorofil-a; sedangkan x = kromatisiti radians kanal merah, x = Radians kanal merahradians kanal merah+hijau+biru, sehingga dihasilkan peta multi-temporal sebaran konsentrasi klorofil-a selama periode 1 tahun, yaitu dari bulan Juni 2009 hingga Mei 2010 Gambar 7. Berdasarkan Gambar 7 terlihat pada bulan-bulan tertentu konsentrasi klorofil-a di perairan Teluk Jakarta menjadi sangat tinggi dengan konsentrasi klorofil-a 10 mgm 3 ditandai dengan warna merah tua yang dikategorikan sebagai meledaknya populasi fitoplankton algal blooms atau dikenal dengan istilah “marak alge” dan dapat berbahaya bagi suatu perairan, karena dapat berpotensi menimbulkan kematian masal ikan Wouthuyzen, 2006. Konsentrasi klorofil-a yang tinggi terlihat pada citra bulan Juni dan terutama pada bulan Juli, di mana konsentrasi klorofil-a yang tinggi 10 mgm 3 menutupi hampir separuh Teluk Jakarta. Konsentrasi klorofil-a pada bulan Juni Gambar 7.a yang merupakan hasil rata-rata citra tanggal 7, 19, 23, dan 26 umumnya berada pada kisaran 2,5 – 5,0 mgm 3 warna krem dan 5mgm 3 warna merah dan semakin berkurang ke arah laut. Konsentrasi klorofil yang tinggi ini dimungkinkan karena adanya masukan dari Sungai Cisadane yang banyak membawa zat hara nutrien ke Teluk Jakarta sehingga fitoplankton berkembang dengan sangat baik. Konsentrasi klorofil-a yang sangat tinggi pada bulan Juli Gambar 7.b yang merupakan citra rata-rata tanggal 1 dan 12 dipengaruhi oleh pasokan nutrient dari beberapa cabang anak Sungai Citarum . Gambar 7. Sebaran konsentrasi rata-rata klorofil-a di perairan Teluk Jakarta. a: Jun.2009 rata-rata tgl 7,19. 23 dan 26; b. Jul. 2009 rata-rata tgl 1 dan12; c. 1. Ags.2009; d. Sep.2009 rata-rata tgl 1 dan 12; e. 1. Okt. 2009; f. 2 Nov. 2009; g. 4 Des. 2009; h. 4 Jan. 2010; i. 7 Feb. 2010, j. 22 Mar. 2009; k. Apr. 2010 rata-rata tgl. 7, 12 dan 19, dan l. 1 Mei 2010. k l i j 10 g h