Sampel dan Teknik Sampling Angket

3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2006:56. Dalam penelitian ini, menggunakan teknik sampling simple random sampling. Hal ini dilakukan karena populasi bersifat homogen, dimana populasi dari penelitian ini semuanya adalah konselor sekolah di SMA Negeri se-Kota Semarang. Simple random sampling adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut sampai jumlah kuota yang diinginkan. Jumlah sampel dengan menggunakan simple random sampling sebanyak 84 orang konselor sekolah. Disamping itu, peneliti melakukan penghitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5 . Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95 terhadap populasi. Berdasarkan nomogram dari Harry King, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 76 dari jumlah populasi yang ada, maka jumlah sampel 76 x 83 orang = 63 orang konselor sekolah. Sedang untuk uji coba instrumen yang digunakan dalam penelitian ini pada 20 orang konselor sekolah dari jumlah populasi. 3.4 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dengan menggunakan angket, dan skala sikap.

3.4.1 Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui Arikunto, 2002: 137. Kelebihan menggunakan metode angket Arikunto, 2002:142: a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu menjawab. e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. Kelemahan menggunakan metode angket Arikunto, 2002:142: a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati. b. Sering sekali sukar dicari validitasnya. c. Walau dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. d. Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos angka pengambilannya sangat rendah hanya sekitar 20 . e. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dimana sudah disediakan jawaban terbatas oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan dalam angket. Angket ini berisikan pertanyaan tentang penerapan kode etik profesi bimbingan dan konseling dalam kegiatan konseling yang dilakukan oleh konselor.

3.4.2 Skala Sikap

Dokumen yang terkait

PERAN PERSONALIA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 20152016

0 13 290

PERBEDAAN KINERJA KONSELOR BERSERTIFIKAT PENDIDIK DENGAN KONSELOR YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI SE KOTA TEGAL TAHUN 2012 2013

0 4 274

PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI SE KABUPATEN TEGAL TAHUN 2010 2011

0 4 102

Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Konselor Dalam Memberikan Layanan Konseling dan Sikap Siswa Memanfaatkan Layanan Konseling Perorangan di SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2010 2011

1 12 156

modul 9 profesionalisasi kode etik profesi bimbingan dan konseling fix

2 13 83

(ABSTRAK) PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN TEGAL TAHUN 2010/2011.

0 0 2

(Abstrak)Hubungan Sikap Konselor Sekolah terhadap Profesinya dengan Penerapan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling dalam Pelaksanaan Konseling Individual di SMA Negeri se-Kota Semarang Tahun Ajaran 2010.

0 0 2

Persepsi Klien tentang Keefektifan Konselor dalam Melaksanakan Konseling Individual ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Gender Konselor di SMA Negeri se-Kota Semarang Tahun Ajaran 2004/2005.

0 0 2

TINGKAT PEMAHAMAN KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KELOMPOK KERJA KABUPATEN BANTUL.

2 22 350

DRAFT I KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA) Oleh: Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN dan tim ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA 2009 KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA) PE

0 0 17