12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada penelitian ilmiah ini dibutuhkan adanya landasan teoritik yang kuat. Hal ini bertujuan agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, khususnya
dalam menjawab permasalahan yang diajukan. Teori-teori yang digunakan sebagai landasan akan dapat menunjukkan alur berfikir dari proses penelitian yang dilakukan sehingga akan
memunculkan hipotesis yang nantinya akan diuji dalam penelitian ini. Dalam bab dua ini akan diuraikan tentang beberapa hal penting yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu mengenai Sikap Konselor Sekolah dan Penerapan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling dalam Pelaksanaan Konseling
Individual. Pada bagian awal pembahasan ini akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai kode etik profesi Bimbingan dan Konseling, konseling individual, sikap konselor sekolah, dan
hipotesisnya.
2.1 Penelitian Terdahulu
Penerapan kode etik profesi bimbingan dan konseling tentunya sangatlah penting, namun dalam faktanya tidak semua konselor sekolah selalu menerapkan kode etik dalam
pelaksanaan konseling di sekolah. Berbagai hal dapat menyebabkan konselor tidak selalu menerapkan kode etik profesi bimbingan dan konseling, termasuk di dalamnya adalah sikap
profesional konselor sekolah. Di bawah ini disajikan penelitian-penelitian mengenai sikap profesionalisme
konselor sekolah, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Mujiyanto Paulus 2004, Turhastuti 2007, Ratri Pratiningrum 2006, dan Istikomah 2008.
Mujiyanto Paulus 2004 dalam penelitiannya yang berjudul Sumbangan Sikap Profesional dan Kemampuan Guru Membaca Terhadap Kemampuannya Mengajarkan
Membaca di Sekolah Dasar , menyimpulkan bahwa sikap profesional memberikan sumbangan
cukup besar bagi kemampuan guru dalam mengajarkan membaca. Artinya bahwa sikap profesional akan memberikan sumbangan positif dalam pengembangan kemampuan guru
sebagai tenaga profesi. Turhastuti 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Supervisi
Bimbingan dan Konseling, Sikap Profesional terhadap Kinerja Guru Pembimbing menyimpulkan bahwa sikap profesional guru pembimbing cukup berpengaruh terhadap
kinerja guru pembimbing dalam melaksanakan tugasnya. Ratri Pratiningrum 2006 mengadakan penelitian dengan judul Profesionalitas
Konselor dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri se-Kota Semarang Tahun Pelajaran 20052006
, menyimpulkan bahwa profesionalitas konselor sekolah saat itu terhitung masih rendah. Hal tersebut dilihat dari pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling yang dilakukan di sekolah masing-masing. Istikomah 2008 melakukan penelitian dengan judul Profesionalisasi Konselor di
SMA Negeri se-Kabupaten Rembang , menyimpulkan bahwa kualitas kerja konselor sangat
berpengaruh dalam membantu pemecahan masalah siswa, namun belum semua konselor SMA Negeri se-Kabupaten Rembang memiliki kualitas kerja ataupun profesionalitas yang baik.
Dari tinjauan pustaka di atas, dapat diketahui bahwa penelitian yang telah dilakukan berupa penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran sikap keprofesionalan, terutama
sikap profesional guru pembimbing atau konselor sekolah. Sikap profesional mendukung kinerja konselor sekolah dalam pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Namun dalam pelayanan kegiatan layanan bimbingan dan konseling tentunya juga harus sesuai dengan kode etik yang telah ditetapkan.
2.2 Landasan Teoretis