dalam pemberian layanan konseling individual. Hal ini dikarenakan konseling individual merupakan hubungan langsung antara konselor dengan klien yang bertujuan memberikan
bantuan sehingga klien dapat meningkatkan pemahaman dan kesanggupannya dalam menghadapi masalah dan mengubah sikap dan tingkah lakunya. Dalam pelaksanaan layanan
konseling individual, tentunya konselor harus memperhatikan dan menaati kode etik profesi bimbingan dan konseling yang berlaku. Agar tujuan dari konseling individual dapat tercapai,
dan klien dapat merasakan manfaat dari layanan konseling individual itu sendiri.
2.2.6 Hubungan sikap konselor sekolah terhadap profesinya dengan penerapan
kode etik profesi Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan layanan
konseling individual
Sikap konselor sekolah terhadap profesinya merupakan suatu kecenderungan reaksirespon konselor sekolah yang didasari keyakinan dan pemikiran konselor sekolah
dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai konselor, dengan tanggung jawab yang diembannya, dan kode etik yang harus dijalaninya, yang terwujud dalam pikiran kognitif,
perasaan afektif maupun kecenderungan bertindak konatif. Sikap konselor sekolah terhadap profesinya sebagai konselor, yang memiliki aturan-
aturan khusus dalam berkecimpung di dalamnya yang terangkum dalam kode etik profesi Bimbingan dan Konseling. Konselor memiliki peranan yang besar dalam penentuan dan
pengembangan kebijaksanaan tentang strategi pelayanan yang diberikan kepada klien, tentu saja dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh pihak lain yang
memiliki keterikatan dalam tugas-tugas kepelayanannya itu. Konselor bertugas melakukan koordinasi pada seluruh pihak yang terlibat untuk diorientasikan pada satu kekompakan dalam
pelayanan terhadap klien agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Sebagai konselor yang profesional, sudah seharusnya menjiwai dan menaati kode
etik profesi bimbingan dan konseling dalam setiap pemberian layanan kepada klien. Terutama dalam pemberian layanan konseling individual. Hal ini dikarenakan konseling individual
merupakan hubungan langsung antara konselor dengan klien yang bertujuan memberikan bantuan sehingga klien dapat meningkatkan pemahaman dan kesanggupannya dalam
menghadapi masalah dan mengubah sikap dan tingkah lakunya. Dalam pelaksanaan layanan konseling individual, konselor harus memperhatikan dan menaati kode etik profesi bimbingan
dan konseling yang berlaku. Agar tujuan dari konseling individual dapat tercapai, dan klien dapat merasakan manfaat dari layanan konseling individual itu sendiri.
Berdasarkan tabel 2.1 yang telah dipaparkan pada penjelasan teori hubungan sikap dengan perilaku, pada hubungan sikap konselor sekolah terhadap profesinya dengan
penerapan kode etik profesi Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan konseling individual, peneliti memberikan pemahaman sebagai berikut.
Respon kognitif verbal konselor terhadap profesinya sebagai konselor merupakan pernyataan mengenai apa yang dipercayai atau diyakini oleh konselor sekolah mengenai
profesinya sebagai konselor, dengan tanggung jawab yang diembannya, dan kode etik yang harus dijalaninya. Sedangkan respon kognitif non verbal konselor merupakan reaksi
perseptual konselor sekolah terhadapp profesinya sebagai konselor, yang bisa dilihat dari reaksi konselor pada saat melihat ataupun membicarakan mengenai profesi Bimbingan dan
Konseling. Respon kognitif ini sebaiknya senantiasa positif, agar konselor sepenuh hati dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang konselor, dan mempertanggungjawabkan proses
konseling yang diberikannya pada klien siswa dengan menaati kode etik profesi Bimbingan dan Konseling.
Respon afektif verbal konselor terhadap profesinya sebagai konselor dapat diketahui dari pernyataan verbal mengenai perasaan suka atau tidak suka konselor dengan
profesi Bimbingan dan Konseling, dengan tanggung jawab yang diembannya, dan kode etik yang harus dijalaninya. Sedang reaksi afektif non verbal dapat dilihat dari ekspresi wajah dan
tubuh konselor. Respon afektif konselor juga seharusnya senantiasa positif. Dimaksudkan agar dalam penerimaan konselor terhadap klien siswa dalam pelaksanaan konseling
individual secara terbuka, sehingga membuat klien siswa nyaman dalam pelaksanaan
pemberian layanan konseling individual. Sedangkan respon konatif yang merupakan kecenderungan bertindak konselor
terhadap profesinya sebagai konselor. Secara verbal nampak dalam pernyataan keinginan melakukan atau kecenderungan melakukan, tentunya adalah pemberian layanan konseling
bagi siswa. Secara non verbal dapat dilihat berupa ajakan pada konselor, guru bidang studi, wali kelas, kepala sekolah, dan staff sekolah yang lainnya dalam memberikan layanan bantuan
bagi siswa, terutama yang berkaitan dengan konseling dan pembelajaran ataupun pendidikan. Sikap konselor sekolah mengenai profesi Bimbingan dan Konseling yang
diharapkan adalah sikap yang positif. Hal ini dikarenakan suatu sikap mengandung penilaian positif maupun negatif terhadap objek sikap tertentu, bergantung pada pikiran dan perasaan
subjektif seseorang dalam memandang suatu objek. Jika pandangan sikap konselor sekolah terhadap profesi Bimbingan dan Konseling tersebut positif, maka akan menghasilkan perilaku
yang positif pula terhadap objek tersebut.
2.2.7 Hipotesis