36 pertanyaan. 3 pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar proses pembuatan
media. 4 penyelidikan, guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh. Misalnya siswa diminta mengamati media yang
lainya sebagai perbandingan. 5 refleksi, pada pertemuan berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan mereka, dilakukan pembandingan antara
macromedia flash dan media yang lain untuk memantapkan hal-hal yang sudah jelas dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diselidiki lebih jauh.
Pada akhir kegiatan guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar siswa untuk mengamati benda-benda di
sekitar mereka seperti buku dan tas sekolahnya. Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah
bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya
sendiri dengan melakukan kegiatan observasi penyelidikan. Dengan cara seperti itu siswa atau anak menjadi kritis dan aktif belajar.
B. Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun hasil penelitian tersebut antara
lain sebagai berikut: Mauludiyah, Helmina. 2009. Penggunaan Multimedia Interaktif
Serta Kegiatan Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Batuan Siswa Kelas V SD Kauman I Kota Malang memberikan persepsi
baik terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas V SD. Hasil penelitian
37 menunjukkan bahwa pembelajaran materi batuan dengan menggunakan
multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifannya. Hasil belajar tersebut diperoleh dari nilai
uji kompetensi dan penilaian proses selama kegiatan praktikum. Hasil belajar siswa pada siklus I, 67,84 meningkat 81,22 pada siklus II.
Keaktifan siswa pada siklus I, 2,6 meningkat 5,6 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan penggunaan
multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Kauman I Kota Malang dalam
http:library.um.ac.id.2009 diakses pada tanggal 10 Mei 2010 pukul 21.00 WIB.
Suprayekti. 2009. ”Penerapan model pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA di SD” mengemukakan bahwa salah satu metode
pembelajaran yang mendukung dalam metode inkuiri adalah melalui model pembelajaran interaktif. Hasil penelitiannya pada siklus I anak
masih kurang aktif dalam bertanya pencapaian hasil rata-rata siswa perorangan 5,859 dan nilai rata-rata kelompok 6,102 sehingga hasil
belajarnya juga masih belum maksimal. Pada siklus II aktifitas bertanya anak meningkat nilai rata-rata siswa perorangan 6,512 dan nilai rata-rata
kelompok 7,615. Pada siklus III menunjukkan peningkatan pemahaman siswa dan hasil belajar mencapai rata-rata siswa perorangan 7,948 dan
nilai rata-rata kelompok 7,384. Dalam kesimpulannya melalui pembelajaran model interaktif meningkatkan aktifitas siswa dan guru
dalam proses belajar mengajar.
38 Abdul Rahman, 2007. Pengembangan Media Pembelajaran Aksara
Jawa Dengan Macromedia Flash MX”. adalah terciptanya program pembelajaran aksara berbasis multimedia interaktif yang dikembangkan
dengan bantuan program Macromedia Flash MX setelah diujikan pembelajaran ini layak digunakan sebagai alat bantu pembelajaran aksara
Jawa, sebagai referensi media bagi dunia pendidikan. Berdasarkan dari berbagai sumber penelitian diatas, maka dapat dijadikan acuan peneliti
dalam kegiatan penelitian untuk meningkatkan ketrampilan membaca aksara jawa siswa kelas III melalui pembelajaran interaktif berbantuan
macromedia flash .
C. Kerangka Berfikir