Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 tercantum bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangakan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Khususnya Pasal 37 ayat 1 tentang butir bahasa dijelaskan sebagai berikut: Bahan kajian bahasa mencakup bahasa Indonesia, bahasa Daerah, dan bahasa Asing. Berdasarkan uraian di atas semakin jelas bahwa mapel Bahasa Jawa merupakan mapel muatan lokal di sekolah dasar dan menengah, nilainya dalam rapor memiliki kedudukan yang sama dengan nilai mapel bahasa Indonesia dan bahasa Inggris bahasa asing lainnya. Dengan adanya perubahan kedudukan mata pelajaran Bahasa Jawa di sekolah dari mulok menjadi mata pelajaran yang sejajar dengan mata pelajaran lainnya dan dengan diberlakukannya Kurikulum Bahasa Jawa Tahun 2004 di semua jenis dan jenjang sekolah negeri maupun swasta di 2 Jawa Tengah, mulai tahun pelajaran 20052006 Bahasa Jawa semakin mendapat penghargaan sebagaimana mestinya. Kesadaran akan pentingnya peranan Bahasa Jawa sebagai lambang kebanggaan daerah, lambang identitas daerah, alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah, pendukung bahasa nasional, bahasa pengantar di sekolah dasar pada tingkat permulaan untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain. Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran yang sering dilupakan disekolah dasar. Dalam hal ini siswa Sekolah Dasar selalu dihadapkan dalam situasi kurangan pembelajaran Bahasa Jawa. Sebagian besar siswa Sekolah Dasar terutama siswa kelas III SD Negeri 1 Bendoharjo bosan dan jenuh dalam pembelajaran Bahasa Jawa yang hanya secara teori. Hal ini menjadi sorotan guru sebagai Subyek pembelajar untuk memberikan pembelajaran bahasa Jawa yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar KBM. Pembelajaran yang hanya menggunakan media seadanya pada pembelajaran Bahasa Jawa dan dilakukan di dalam kelas terkadang menjadikan siswa jenuh dan mudah bosan maka diharapkan guru kreatif dalam pembelajaran lebih-lebih mengacu pada kurikulum KTSP. Pembelajaran yang dilaksanakan di SD terutama kelas III termasuk kelas rendah. Pembelajaran dilaksanakan melalui macromedia flash diharapkan dapat meningkatkan interaktif siswa. Berdasarkan pengamatan guru kelas III di SD Negeri 1 Bendoharjo, bahwa pembelajaran Bahasa Jawa masih menekankan konsep- konsep yang terdapat di dalam buku dan juga belum memanfaatkan media 3 yang menarik dalam pembelajaran secara maksimal. Mengajak siswa berinteraksi aktif dalam kelas jarang dilakukan. Sebagian guru masih mempertahankan urutan-urutan dalam buku tanpa mempedulikan kesesuaian dengan lingkungan belajar siswa. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif dan kurang vareatif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan. Maka pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan kebosanan kepada siswa. Siswa telah memiliki Ketrampilan awal yang telah diterima di kelas sebelumnya. Ketrampilan awal siswa ini harus digali agar siswa lebih belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengaitkan dengan pelajaran baru. Setelah dicermati, ternyata kurang minatnya siswa dalam pembelajaran Bahasa Jawa di SD Negeri 1 Bendoharjo, Kec. Gabus Kab. Grobogan karena media pembelajaran yang kurang menarik dan suasana belajar yang kurang menyenangkan, yang berakibat nilai hasil ulangan semester I tahun pelajaran 20092010 belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari nilai siswa kelas III SD Negeri 1 Bendoharjo pada pelajaran Bahasa Jawa terendah 3,24 dan nilai tertinggi 7,48 sehingga rata- rata hanya 5,43 dari 29 siswa, masih dibawah KKM Kriteria Ketuntasan Minimum dan tingkat daya serap siswa yang masih rendah, hanya berkisar 60,15. Serta tingkat keaktifan siswa dalam bertanya masih kurang, hanya berkisar 25 siswa yang aktif bertanya dalam pelajaran. Hal semacam ini menjadikan pembelajaran kurang maksimal. Hasil penelitian yang di lakukan Mauludiyah, Helmina. 2009. Penggunaan Multimedia Interaktif Serta Kegiatan Praktikum Untuk 4 Meningkatkan Hasil Belajar Materi Batuan Siswa Kelas V SD Kauman I Kota Malang memberikan persepsi baik terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas V sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran materi batuan dengan menggunakan multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifannya. Hasil belajar tersebut diperoleh dari nilai uji kompetensi dan penilaian proses selama kegiatan praktikum. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,84 meningkat menjadi 81,22 pada siklus II. Rerata keaktifan siswa pada siklus I sebesar 2,6 meningkat menjadi 5,6 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Kauman I Kota Malang dalam http:library.um.ac.id.2009 diakses pada tanggal 10 Mei 2010 pukul 21.00 WIB. Hasil penelitian Abdul Rahman, 2007. Pengembangan Media Pembelajaran Aksara Jawa Dengan Macromedia Flash MX”. adalah terciptanya program pembelajaran aksara berbasis multimedia interaktif yang dikembangkan dengan bantuan program Macromedia Flash MX setelah diujikan pembelajaran ini layak digunakan sebagai alat bantu pembelajaran aksara jawa, sebagai referensi media bagi dunia pendidikan. http:digilib.unnes.ac.idgsdlcollectskripsiarchivesHASH01512c111472. dirdoc.pdf diakses pada tanggal 06 Juli pukul 11.26 WIB. 5

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah