Kerangka Berfikir Lamating Kewan Pada Masyarakat Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung

buruk oleh saudara dan ibu tirinya, namun pada akhirnya berhasil menikah dengan seorang raja, cerita ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain dan sabar akan mendapat imbalan yang layak. Fungsi sebagai penguat adat menunjukkan bahwa dengan adanya folklore diharapkan mampu menguatkan sebuah kekuasaan untuk diakui. Bahwa apa yang ada dalam sistem adat tersebut harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Folklore juga berfungsi sebagai alat pendidik. Dengan adanya folklore bertujuan untuk menyampaikan pesan pendidikan yang ada didalamnya untuk generasi penerus. Fungsi yang terakhir sebagai alat paksaan dan pengendalian sosial agar norma-norma masyarakat dipatuhi, mempunyai arti bahwa keberadaan folklore menjadikan keharusan bagi masyarakat pemiliknya untuk mentaati peraturan adat yang ada.

2.3 Kerangka Berfikir

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang dikenal memiliki keanekaragaman budaya yang eksotis. Kebudayaan yang ada di Indonesia terbentang dari ujung Sabang sampai Merauke baik itu keanekaragaman suku, bahasa, upacara adat, atau pun sistem religi. Begitu juga dengan pulau Jawa, tanah yang dikenal memiliki kesuburan tanah yang lebih dibandingkan daerah lain ini juga memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Budaya tersebut meliputi ilmu pengetahuan, sistem religi, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan tradisi. Seperti yang tertulis diatas bahwa dalam budaya Jawa terdapat sistem religi atau kepercayaan yang dijadikan masyarakat sebagai tuntunan hidup. Kepercayaan pada masyarakat Jawa yang kental akan nilai kejawen tidak selalu merujuk pada nilai- nilai agama, akan tetapi kepercayaan itu bisa hidup melalui benda-benda lain yang diyakini mampu memberikan petunjuk atau isyarat dalam kehidupan. Hal ini seperti yang terlihat pada masyarakat Desa Sunggingsari Parakan Temanggung yang masih eksis dengan kepercayaan lamating kewan dalam kehidupan. Budaya semacam ini memiliki keunikan dimana sampai saat ini masyarakat setempat masih mempercayai dan eksis dengan kepercayaan lamating kewan bahkan sistem pewarisan budaya ini terlihat terorganisir dari generasi ke generasi berikutnya. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan folklore dalam mengungkap jawaban atas rumusan masalah. Olah data menggunakan metode deskriptif analitik dalam menganalisis simbol-simbol kepercayaan lamating kewan bagi masyarakat Desa Sunggingsari yang diyakini mampu memberikan petunjuk ataupun isyarat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembahasannya akan mengupas tentang simbol atau tanda seperti apa sajakah yang terdapat dalam kepercayaan lamating kewan. Untuk selanjutnya dianalisis tentang deskripsi simbol, makna, fungsi dan nilai-nilai yang terdapat dalam kepercayaan lamating kewan bagi masyarakat Desa Sunggingsari dengan menggunakan teori semiotik kultural, simbol, makna, sistem religi, dan fungsi folklore. 25 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian