Fungsi pengesahan pranata-pranata kebudayaan

pertanda buruk akan membuat seseorang memiliki angan-angan yang rendah atau pesimis terhadap kenyataan.

4.2.2 Fungsi pengesahan pranata-pranata kebudayaan

Pranata atau aturan masyarakat perlu pengakuan dan pengesahan dari masyarakat. Kepercayaan lamating kewan menjadi sarana untuk mengesahkan pranata atau aturan sosial masyarakat yang tidak tertulis, sehingga tanpa ada perintah dan aturan yang tertulis masyarakat akan patuh dan taat pada norma-norma sosial tersebut. Masyarakat Desa Sunggingsari eksis dengan kepercayaan lamating kewan sampai saat ini karena adanya kepercayaan yang masih kuat. Kepercayaan semacam ini merupakan hasil kebudayaan tradisional yang diciptakan nenek moyang atau leluhur dan kemudian diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi tanpa adanya pertentangan. Masyarakat yakin dengan menggunakan kepercayaan lamating kewan dalam menjalani kehidupan akan memberikan hasil kehidupan yang lebih baik. Simbol asu mbaung ing wayah jam 7 tumeka jam 8 bengi anjing menggonggong pada waktu jam 7 sampai jam 8 malam. Masyarakat memaknai simbol ini sebagai pratanda ana smarabumi njaluk pangan pertanda bahwa leluhur desa meminta sesaji. Smarabumi merupakan bahurekso penunggu desa yang dipercaya merupakan pelindung desa tersebut. Masyarakat Desa Sunggingsari mempercayai bahwa smarabumi merupakan pelindung desa yang memberikan sumber kemakmuran desa. Setiap tahunnya masyarakat memberikan sesaji sebagai rasa terima kasih atas kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yan berupa acara nyadran desa. Masyrakat mewariskan aturan-aturan tentang hubungan manusia dengan leluhur desa kepada generasi penerus melalui tradisi nyadran tersebut. Masyarakat meyakini dan menggunakan kepercayaan lamating kewan dalam kehidupan, sebenarnya tanpa disadari masyarakat telah mengesahkan pranata-pranata kebudayaan yang ditinggalkan nenek moyang. Masyarakat tidak pernah mempermasalahkan apa yang ada pada kepercayaan tersebut. Sebenarnya pola pikir orang Jawa merupakan pedoman hidup masyarakat Desa Sunggingsari. Hal ini terbukti bahwa ajaran-ajaran kemasyarakatan yang disampaikan oleh para leluhur masih dipatuhi dan ditaati oleh masyarakat Desa Sunggingsari.

4.2.3 Fungsi sebagai alat pendidik anak