100 Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

82 Gambar 19. Peta penggunaan lahan di Pulau Lantangpeo 3 Pulau Bauluang Pulau Bauluang terletak antara Pulau Tanakeke dan Pulau Satangnga. Bentuk Pulau Bauluang memanjang dari utara ke selatan dimana pada sisi barat pulau ini ditumbuhi mangrove yang cukup lebat sedangkan bagian sebelah timur relative sedikitjarang dengan luas keseluruhan sekitar 2,47 km 2 . Pulau Bauluang memiliki luas daratan sekitar 3,17 km 2 , sedangkan laut dangkalnya mempunyai luasa sekitar 2,99 km 2 . Penggunaan lahan yang ada saat ini disajikan pada Tabel 26 dan Gambar 20 berikut ini. Tabel 26 Presentase luas penggunaan lahan daratan Pulau Bauluang No. Penggunaan Lahan Luas km 2 1. Permukiman 0.12 4 2. Alan-alanSemak belukar 0.58 18 3. Mangrove 2.47 78 Luas total

3.17 100

5 4 2 6 5 4 ABDUL RAUF PROGRAM S3 1 Pulau Lantangpeo 3 PS. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan SPL Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor 2007 Sumber : - Peta LPI Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Citra Satelit Landsat_TM 2003 Legenda : 3 2 1 Peta Indeks 5° 5° 3° 3° 118° 120° 120° 118° 122° 122° Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi Barat N E W S 1000 1000 2000 Meter PETA PENGGUNAAN LAHAN PULAU LANTANGPEO 93 97 50 93 97 50 93 90 00 93 90 00 757500 757500 750000 750000 742500 742500 6 Pulau Tanakeke Keterangan Umum : 83 Gambar 20 Peta penggunaan lahan Pulau Bauluang 4 Pulau Satangnga Pulau Satangnga terletak antara Pulau Bauluang dengan Pulau Dayang- Dayangan, bentuk pulaunya seperti dengan pulau bauluang yaitu memanjang namun sedikit ke timur dan barat, dimana pada sisi utara dan selatan pulau ini ditumbuhi mangrove yang cukup lebat dengan luas sekitar 0,35 km 2 , luas daratan sekitar 0,72 km 2 dan luas perairan dangkalnya adalah sekitar 1,11 km 2 . Pulau ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pulau yang lain karena memiliki potensi sumberdaya air tawar yang cukup banyak, sehingga penduduk pulau- pulau disekitarnya mengambil air untuk keperluan mencuci dan minum di pulau tersebut. Penggunaan lahan yang ada saat ini disajikan pada Tabel 27 dan Gambar 21 berikut ini. Tabel 27 Penggunaan lahan daratan Pulau Satangnga No. Penggunaan Lahan Luas km 2 1. Permukiman 0.22 30 2. Semak belukar 0.15 20 3. Mangrove 0.35 50 Luas total 0.72 100 5 4 2 5 4 ABDUL RAUF PROGRAM S3 1 Pulau Bauluang 3 PS. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan SPL Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor 2007 Sumber : - Peta LPI Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Citra Satelit Landsat_TM 2003 Legenda : 3 2 1 Peta Indeks 5° 5° 3° 3° 118° 120° 120° 118° 122° 122° Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi Barat N E W S 1000 1000 2000 Meter PETA PENGGUNAAN LAHAN PULAU BAULUANG 93 97 50 93 97 50 93 90 00 93 90 00 757500 757500 750000 750000 742500 742500 Keterangan Umum : 84 Gambar 21 . Peta penggunaan lahan Pulau Satangnga 5 Pulau Dayang-Dayangan Pulau Dayang-Dayangan merupakan pulau paling utara dari gugusan Kepulauan Tanakeke setelah Pulau Satangnga, yang satu-satunya pulau yang tidak memiliki hutan mangrove. Bentuknya ada kemiripan dengan Pulau Bauluang dan Satangnga. Jumlah penduduknya sangat sedikit hanya sekitar 7 kepala keluarga. Hasil analisis citra satelit menunjukkan bahwa luas total daratan pulau Dayang-Dayangan adalah sekitar 0,32 km 2 , sedangkan perairan dangkalnya mempunyai luas sekitar 0,54 km 2 . Penggunaan lahan yang ada saat ini disajikan pada Tabel 28 dan Gambar 22 berikut ini. Tabel 28 Penggunaan lahan daratan Pulau Dayang-Dayangan No. Penggunaan Lahan Luas km 2 1. Permukiman 0.01 3 2. Semak belukar 0.15 47 3. Hamparan pasir putih 0.16 50 Luas total

0.32 100

742500 742500 750000 750000 757500 757500 93 90 00 93 90 00 93 97 50 93 97 50 PETA PENGGUNAAN LAHAN PULAU SATANGNGA 1000 1000 2000 Meter N E W S 5° 5° 3° 3° 118° 120° 120° 118° 122° 122° Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi Barat Peta Indeks 1 2 3 Legenda : Sumber : - Peta LPI Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Citra Satelit Landsat_TM 2003 PS. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan SPL Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor 2007 3 Pulau Satangnga 1 ABDUL RAUF PROGRAM S3 4 5 2 4 5 Keterangan Umum : 85 Gambar 22 Peta penggunaan lahan Pulau Dayang-Dayangan Kondisi Ekosistem Di Wilayah Pesisir Kepulauan Tanakeke 1 Ekosistem Mangrove Mangrove di Kepulauan Tanakeke dengan luas total sekitar 15,25 km 2 dijumpai hampir di seluruh pulau, kecuali Pulau Dayang- Dayangan. Untuk mengetahui sebaran dan luasannya pada masing-masing pulau tersebut, dapat dilihat pada Tabel 29 dan Gambar 23. Tabel 29 . Luas ekosistem mangrove di Kepulauan Tanakeke No. Gugus Pulau Luas Mangrove km 2 1. Tanakeke 7.92 52 2. Lantangpeo 4,51 30 3. Bauluang 2.47 16 4. Satangnga 0.35 2 5. Dayang-Dayangan - - Luas total 15.25 100 3 5 2 5 ABDUL RAUF PROGRAM S3 1 Pulau Dayang-Dayangan 4 PS. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan SPL Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor 2007 Sumber : - Peta LPI Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Citra Satelit Landsat_TM 2003 Legenda : 4 2 1 Peta Indeks 5° 5° 3° 3° 118° 120° 120° 118° 122° 122° Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi Barat N E W S 1000 1000 2000 Meter PETA PENGGUNAAN LAHAN PULAU DAYANG-DAYANGAN 93 97 50 93 97 50 93 90 00 939 00 00 757500 757500 750000 750000 742500 742500 3 Keterangan Umum : 86 Gambar 23. Peta sebaran mangrove di Kepulauan Tanakeke Hasil analisis keanekaragaman mangrove di Kepulauan Tanakeke menunjukkan bahwa, sebagian besar didominasi oleh jenis bakau Rhyzophora mucronata , kemudian diikuti oleh Lumnitzera dan Sonneratia. Dari 12 stasiun yang diamati, Bakau R.. mucronata memiliki kerapatan jenis 60 – 100, sedangkan Lumnitzera dan Sonneratia masing-masing memiliki kerapatan jenis 28 dan 12. Untuk frekwensi jenis R. mucronata mencapai 85,69, Lumnitzera dan Sonneratia masing – masing 7,14 . Penutupan jenis juga didomonasi oleh R . mucronata yaitu sekitar 99,99 sedangkan Lumnitzera dan Sonneratia masing-masing hanya 0,007 dan 0,005 Lampiran 7. 2 Ekosistem Lamun Ekosistem lamun dijumpai di seluruh gugus pulau di Kepulauan Tanakeke, berdasarkan hasil analisis interpretasi citra satelit, sebaran dan luasan ekosistem lamun pada lima gugus pulau tersebut disajikan pada Tabel 30 dan Gambar 24. 742500 742500 750000 750000 757500 757500 939 00 00 93 90 00 93 97 50 93 97 50 PETA SEBARAN MANGROVE DI KEPULAUAN TANAKEKE 1000 1000 2000 Meter N E W S 5° 5° 3° 3° 118° 120° 120° 118° 122° 122° Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi Barat Peta Indeks Ekosistem Mangrove Legenda : Sumber : - Peta LPI Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Citra Satelit Landsat_TM 2003 PS. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan SPL Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor 2007 ABDUL RAUF PROGRAM S3 Pulau Dayang-Dayangan Pulau Satangnga Pulau Bauluang Pulau Lantangpeo Pulau Tanakeke 1 1 1 1 1 87 Tabel 30 Luas ekosistem lamun di Kepulauan Tanakeke No. Gugus Pulau Luas lamun km 2 1. Tanakeke 2. Lantangpeo 14.55 82.7 3. Bauluang 1.89 10.7 4. Satangnga 0.88 5.0 5. Dayang-Dayangan 0.28 1.6 Luas total 17.6 100 Berdasarkan hasil survey lapang dari 12 stasiun yang diamati pada 5 gugus pulau, terdapat 5 jenis vegetasi lamun yang ditemukan yaitu dari jenis Thalassia hemprinchii , Cymodocca rotundata, Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides dan Halophila minor. Gambar 24 Peta sebaran ekosistem lamun di Kepulauan Tanakeke Pulau Tanakeke Pulau Lantangpeo Pulau Bauluang Pulau Satangnga Pulau Dayang-Dayangan ABDUL RAUF PROGRAM S3 PS. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan SPL Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor 2007 Sumber : - Peta LPI Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Bakosurtanal - Citra Satelit Landsat_TM 2003 Legenda : Ekosistem Padang Lamun Peta Indeks 5° 5° 3° 3° 118° 120° 120° 118° 122° 122° Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi Barat N E W S 1000 1000 2000 Meter PETA SEBARAN LAMUN DI KEPULAUAN TANAKEKE 742500 742500 750000 750000 757500 757500 939 00 00 93 90 00 93 97 50 93 97 50 2 1 1 1 1 1 1 88 Hasil perhitungan kerapatan dan persen penutupan vegetasi lamun di Kepulauan Tanakeke Gambar 25; Lampiran 8 menunjukkan kerapatan dan persen penutupan yang sangat bervariasi. Gambar 25 . Diagram kerapatan dan penutupan vegetasi lamun di Kepulauan Tanakeke Pada daerah teluk yang tenang seperti pada stasiun 1, 2 dan 3 yang terletak disekitar Rewataya dan Lantangpeo, memiliki kondisi ekosistem lamun yang sangat bagus dengan persentase penutupan daun lamun yang tinggi yaitu masing-masing antara 52,27 – 68,91 Gambar 25. Persen penutupan daun lamun yang tinggi memungkinkan organisme epiphyta menempel dengan padat sekali pada permukaan daun lamun. Organisme yang menempel tersebut merupakan mata rantai makanan yang penting dalam jaring-jaring makanan pada ekosistem padang lamun. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Tomascik et all, 1997 bahwa helaian daun lamun menyediakan substrat yang padat yang memiliki akses terhadap cahaya matahari, nutrient dan pertukaran air sehingga memungkinkan organisme yang menempel epiphyta tumbuh subur pada permukaan daun lamun. Sebaran vegetasi lamun seperti pada Gambar 24 di atas mempunyai variasi yang cukup tinggi, terutama pada stasiun 1,2, dan 3 Pulau Tanakeke dan Lantangpeo dengan stasiun 4,5 dan 6 Pulau Bauluang. Demikian juga pada 337.1 272.43 194.45 135.7 118.23 224.1 130.56 86.54 112.09 143.4 262.1 37.59 52.27 68.91 61.64 61.88 46.28 67.86 63.36 33.19 43.26 67.42 50.84 20.33 50 100 150 200 250 300 350 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Stasiun Pengamatan K er ap at an N da n T ut upa n Kerapatan Tutupan 89 stasiun 7,8 dan 9 Pulau Satangnga dengan stasiun 10,11 dan 12 Pulau Dayang- Dayangan. Adanya variasi tersebut menunjukkan bahwa kondisi perairan dari lima gugus pulau di Kepulauan Tanakeke mempunyai tingkat kesuburan yang berbeda. Selain itu, tingkat kecerahan juga sangat berpengaruh dimana perairan yang sering teraduk oleh arus dan gelombang menyebabkan tingginya kekeruhan yang dapat mengurangi panetrasi sinar matahari yang mengakibatkan proses fotosintesis padang lamun terhambat. 3 Ekosistem Terumbu Karang Ekosistem terumbu karang di gugus Kepulauan Tanakeke, dijumpai di seluruh pulau. Berdasarkan hasil analisis interpretasi citra satelit, sebaran ekosistem terumbu karang dibagi atas dua kategori, yaitu karang mati dan karang hidup. Untuk mengetahui sebaran dan luasan ekosistem terumbu karang pada masing-masing pulau tersebut, dapat dilihat pada Tabel 31 dan Gambar 26. Tabel 31 Luas ekosistem terumbu karang di Kepulauan Tanakeke No. Gugus Pulau Karang hidup km 2 Karang mati km 2 1. Tanakeke 2. Lantangpeo 1.93 1.79 3. Bauluang 0.39 0.56 4. Satangnga 0.80 0.17 5. Dayang-Dayangan 0.30 0.09 Luas total

3.42 2.61