4. Evaluasi Impact dampak
Evaluasi Impact adalah penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari efek proyek yang merupakan kenyataan sesungguhnya yang dihasilkan oleh
proyek pada tingkat yang lebih luas dan menjadikan proyek jangja panjang. Evaluasi dapat dipergunakan dengan penggunaan penilaian yang kualitatif.
2.1.8 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
Pengertian tentang UMKM tergantung pada konsep yang digunakan oleh setiap negara. Beberapa negara mengelompokkan UMKM berdasarkan kriteria
tenaga kerja yang diserap. Misalnya, di United Kingdom mengelompokkan usaha dalan kriteria usaha kecil jika mempunyai karyawan 1 sampai dengan 200
orang; di Jepang antara 1 sampai dengan 300 orang; di USA antara 1 sampai dengan 500 orang. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah :
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang, perorangan danatau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang, perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini. 3.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang, perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Kecil atau
Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur Undang-Undang ini.
Di Indonesia, kriteria yang digunakan untuk usaha kecil dan menengah lebih mengacu pada besar modal dan omset usaha yang dimiliki perusahaan atau
usaha kecil yang bersangkutan. Uniknya, masing-masing institusi menggunakan definisi yang berbeda.
Kriteria dari UKM dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1. Kriteria Usaha Mikro
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah.
2. Kriteria Usaha Kecil
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta
rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 tiga ratus
juta rupiah sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.
3. Kriteria Usaha Menengah
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh
milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 dua
milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
Adapun ciri-ciri dari usaha mikro, kecil, dan menengah adalah sebagai berikut :
1. Ciri-ciri usaha mikro
a. Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti; b.
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;
c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan
tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; d.
Sumber daya manusianya pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;
e. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
f. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka
sudah akses ke lembaga keuangan non bank; g.
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
2. Ciri-ciri usaha kecil
a. Jenis barangkomoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak
gampang berubah; b.
Lokasitempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah; c.
Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan
keluarga, sudah membuat neraca usaha; d.
Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
e. Sumberdaya manusia pengusaha memiliki pengalaman dalam
berwirausaha; f.
Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal; g.
Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.
3. Ciri-ciri usaha menengah
a. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,
lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;
b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
c. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah
ada Jamsostek Jaminan Sosial Tenaga Kerja, pemeliharaan kesehatan dll; d.
Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin
usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; e.
Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; f.
Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
2.2 Kerangka Pemikiran