usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; e.
Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; f.
Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
2.2 Kerangka Pemikiran
Swisscontact sebagai salah satu organisasi internasional yang berada di Indonesia dan menitikberatkan program-programnya pada pengembangan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, telah melakukan program pemberdayaan UMKM dengan mengembangkan yang bergerak di bidang tekstil, di daerah
Cipulir, Jakarta Selatan. Penelitian ini akan melihat bagaimanakah strategi pemberdayaan dan proses pemberdayaan pada tahap implementasi yang
dilakukan oleh Swisscontact pada program Small and Medium Enterprise Promotion
SMEP Jakarta. Strategi pemberdayaan menurut Harper 1994 dibagi menjadi empat,
yaitu strategi fasilitasi, strategi edukatif, strategi persuasif, dan strategi kekuasaan. Peneliti akan melihat dan menganalisis strategi apa yang dipakai oleh
Swisscontact dalam menjalankan programnya, apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori pemberdayaan Harper, serta apakah dalam pelaksanaanya
penyusunan strategi dan langkah-langkahintervensi yang akan dilaksanakan dalam program disusun secara bersama-sama dengan para pelaku usaha kecil
atau tidak. Penyusunan strategi pemberdayaan program terkait dengan permasalahan yang terdapat pada para pelaku usaha kecil di Cipulir. Setelah
proses ini selesai, akan berlanjut pada proses pelaksanaan program dimana di dalamnya terjadi proses pemberdayaan bagi pelaku usaha kecil di Cipulir.
Pada proses pemberdayaan, peneliti ingin melihat apakah proses pemberdayaan yang dilakukan sesuai dengan proses pemberdayaan menurut
Oakley dan Marsden 1984 yang menyebutkan bahwa proses pemberdayaan mempunyai dua kecenderungan yaitu kecenderungan primer dan sekunder.
Proses pemberdayaan primer adalah bagaimana Swisscontact dalam menjalankan programnya telah mentransfer sebagian kekuasaan, kekuatan, atau
kemampuan kepada para pelaku usaha kecil dengan bentuk pelatihan dan bantuan berupa barang, sedangkan pada proses pemberdayaan sekunder, peneliti
ingin melihat bagaimana Swisscontact dalam menjalankan programnya telah mampu menstimuli, mendorong, dan memotivasi para pelaku usaha kecil dalam
bentuk pertemuan rutin dengan para pelaku usaha kecil.
Adapun hasil yang ingin dicapai dari program SMEP adalah berbagai manfaat yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan sasarannya
sehingga mereka menjadi individu yang lebih berdaya. Pada indikator manfaat program, peneliti melihat perubahan berdasarkan jenis evaluasi yang dikemukan
oleh Departemen Pertanian 1990. Dengan menggunakan teori ini manfaat SMEP sebagai sebuah program pemberdayaan dapat dianalisis pada aspek ouput
yang terdiri dari perubahan pengetahuan dan keterampilan. Analisis manfaat juga dapat dilakukan terhadap variabel efek yang terdiri dari aspek peningkatan
pendapatan, adanya pasar baru, dan akses bahan baku yang lebih mudah yang diharapkan berpengaruh pada meningkatnya daya kompetitif dari pelaku usaha
kecil di Cipulir. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Keterangan :
: Faktor yang mempengaruhi
Swisscontac
Strategi Pemberdayaan Small and Medium
Enterprise Promotion SMEP Jakarta
Manfaat Program
1. Peningkatan
pengetahuan 2.
Peningkatan keterampilan
1. Peningkatan pendapatan
2. Adanya pasar baru
3. Akses bahan baku lebih
Meningkatnya daya kompetitif
usaha kecil di Cipulir
Primer
Pengalihan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau
kemampuan kepada
Sekunder
Menekankan pada menstimuli, mendorong, memotivasi
masyarakat, agar mempunyai kemampuan keberdayaan
untuk menentukan pilihan
Tahap Implementasi
Proses Pemberdayaan : 1.
Primer 2.
Sekunder
2.3 Hipotesa Pengarah