ketika komitmen terhadap perubahan rendah, waktu yang singkat dan perubahan yang dikehendaki lebih kepada perilaku dibandingkan dengan sikap attitude.
2.1.6 Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan harus dilakukan secara terus menerus, komprehensif, dan simultan sampai ambang tercapainya keseimbangan yang dinamis antara
pemerintah dan yang diperintah. Menurut Ndraha dalam Adi 2003 diperlukan berbagai program pemberdayaan, antara lain :
1. Pemberdayaan Politik
Pemberdayaan politik bertujuan meningkatkan bargaining position yang diperintah terhadap pemerintah. Melalui bargaining tersebut, yang diperintah
mendapatkan apa yang merupakan haknya dalam bentuk barang, jasa, layanan, dan kepedulian tanpa merugikan orang lain.
2. Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan yang diperintah sebagai konsumen untuk berfungsi sebagai
penanggung dampak negatif pertumbuhan, pemikul beban pembangunan, dan penderita kerusakan lingkungan.
3. Pemberdayaan Sosial Budaya
Pemberdayaan sosial budaya bertujuan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui human investment guna meningkatkan nilai manusia dan
perilaku seadil-adilnya terhadap manusia. 4.
Pemberdayaan Lingkungan Pemberdayaan lingkungan dimaksudkan sebagai program perawatan dan
pelestarian lingkungan, supaya antara yang diperintah dan lingkungannya terdapat hubungan saling menguntungkan.
2.1.7 Evaluasi
Menurut Raudabough dalam Fauziah 2007, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penentuan nilai atau jumlah keberhasilan yang dicapai dari
suatu tujuan program yang telah ditetapkan. Evaluasi mencakup beberapa tahapan, yaitu: formulasi tujuan, identifikasi kriteria yang tepat untuk digunakan
dalam mengukur keberhasilan. Kunci elemen konseptual dalam evaluasi adalah “nilai atau jumlah dari derajat keberhasilan”. Dengan demikian, dalam evaluasi
terkandung didalamnya proses pemberian nilai kepada pencapaian tujuan program, dan kemudian menetapkan derajat keberhasilan pencapaian tujuan
yang dinilai tersebut. Departemen Pertanian 1990 mengemukakan jenis evaluasi lain untuk
mengevaluasi program, yaitu: 1.
Evaluasi Input Evaluasi input adalah penilaian terhadap kesesuaian antara input-input
program dengan tujuan program. Input adalah semua jenis barang, jasa, dana, tenaga manusia, teknologi dan sumberdaya lainnya, yang perlu tersedia untuk
terlaksananya suatu kegiatan dalam rangka menghasilkan Output dan tujuan suatu proyek atau program.
2. Evaluasi Output
Evaluasi Output adalah penilaian terhadap Output-Output yang dihasilkan oleh program. Output adalah produk atau jasa tertentu yang diharapkan dapat
dihasilkan oleh suatu kegiatan dari input yang tersedia, untuk mencapai tujuan proyek atau program. Contoh Output adalah perubahan pengetahuan
aras kognitif, perubahan sikap aras afektif, kesediaan berprilaku aras konatif dan perubahan berprilaku aras psikomotorik. Aras kognitif adalah
tingkat pengetahuan seseorang. Aras afektif adalah kecenderungan sikap seseorang yang dipengaruhi oleh perasaanya terhadap suatu hal. Aras konatif
adalah kesediaan seseorang berprilaku tertentu yang dipengaruhi oleh sikapnya terhadap suatu hal. Aras tindakan adalah perilaku seseorang yang
secara nyata diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari sehingga dapat diwujudkan menjadi suatu pola.
3. Evaluasi Effect efek
Evaluasi efek adalah penilaian terhadap hasil yang di peroleh dari penggunaan Output-Output program. Sebagai contoh adalah efek yang
dihasilkan dari perubahan perilaku peserta suatu penyuluhan. Efek biasanya sudah mulai muncul pada waktu pelaksanaan program namun efek penuhnya
baru tampak setelah program selesai.
4. Evaluasi Impact dampak
Evaluasi Impact adalah penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari efek proyek yang merupakan kenyataan sesungguhnya yang dihasilkan oleh
proyek pada tingkat yang lebih luas dan menjadikan proyek jangja panjang. Evaluasi dapat dipergunakan dengan penggunaan penilaian yang kualitatif.
2.1.8 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM