Peremajaan cendawan F. oxysporum Pengamatan Analisis Data

disterilisasi dengan cara disimpan dalam oven pada suhu 47 o C selama 24 jam. Sterilisasi alat ini dilakukan untuk mencegah agar tidak ada mikroorganisme yang menempel pada alat-alat tersebut, sehingga dalam melakukan kegiatan inokulasi tidak terjadi kontaminasi. Kebersihan lingkungan kerja dapat dijaga dengan membatasi orang- orang yang memasuki ruangan serta membersihkan ruangan dengan desifektan. Sebelum, selama dan setelah digunakan permukaan tempat kerja laminar air flow dibersihkan dengan Alkohol 70 menggunakan sprayer dan dibersihkan dengan menggunakan tissue. Blower atau peniup udara pada Laminar Air Flow dinyalakan sebelum dan selama pemakaian untuk menghindari kontaminan yang air borne. Selain itu sebelum pemakaian laminar air flow dapat disterilisasi dengan menggunakan lampu UV yang dinyalakan selama beberapa menit.

4. Peremajaan cendawan F. oxysporum

Peremajaan cendawan dilakukan agar kondisi cendawan yang akan dipergunakan dalam keadaan baik. Peremajaan ini dilakukan dengan menggunakan media PDA. Isolat cendawan yang akan diremajakan diambil dengan menggunakan bor gabus dan dipindahkan ke dalam cawan petri yang berisi media, proses ini dilakukan di dalam laminar air flow. Tujuan dari peremajaan cendawan adalah untuk membuat stok isolat F. oxysporum, agar jika dalam penelitian ini terjadi kontaminasi, maka untuk penanggulangannya dibuat isolat yang baru yang inokulumnya diambil dari stok ini. Pembuatan stok ini menggunakan media PDA yang ditaruh di tabung reaksi dan diletakkan miring sehingga menjadi agar miring yang akan dipergunakan untuk pembuatan stok cendawan. Agar miring yang telah diinokulasi disimpan dalam lemari pendingin agar dapat bertahan lama.

5. Inokulasi a.

Inokulasi pada media padat PDA dan PSA. Inokulasi ini dilakukan dengan cara pada media padat PDA dan PSA yang dituang ke dalam cawan petri berukuran 9 cm, dan kemudian didinginkan, ditanam satu potongan inokulum F. oxysporum berdiameter 1 cm yang diambil dengan bor gabus berdiameter 1 cm pada bagian tengah media. Cawan ditutup dan disegel menggunakan plastik wrap. Biakan kemudian diinkubasi sampai cendawan memenuhi cawan petri. Setiap perlakuan dilakukan dengan 3 ulangan, dan tiap ulangan terdiri atas satu biakan dalam cawan petri.

b. Inokulasi pada media cair PDL dan PSL.

Inokulasi ini dilakukan dengan cara satu potongan inokulum F. oxysporum berdiameter 1 cm yang diambil dengan bor gabus berdiameter 1 cm diinokulasikan pada erlenmeyer yang telah diberi media PDL dan PSL, lalu ditutup dengan kapas dan alumunium foil yang steril. Isolat kemudian diinkubasi dengan penggoyangan menggunakan shaker 80 rpm dan tanpa penggoyangan selama empat hari. Setiap perlakuan dilakukan dengan 3 ulangan. Setiap perlakuan dilakukan dengan 3 ulangan, dan tiap ulangan terdiri atas satu biakan dalam erlenmeyer.

6. Pengamatan

Peubah yang diamati pada biakkan cendawan dalam media padat adalah diameter koloni F. oxysporum, kondisi cendawan secara makroskopis, karakter mikroskopis. Pengamatan waktu cendawan untuk memenuhi cawan petri dilakukan dengan mengamati pertumbuhan miselia per hari sampai miselia memenuhi cawan petri. Pengamatan kondisi makroskopis cendawan dilakukan dengan mengamati tipis tebalnya miselium dan warna miselium. Pengamatan mikroskopis cendawan dilakukan dengan cara miselium yang akan diamati diambil dengan menggunakan jarum ose dan diletakkan pada gelas objek yang telah diberi air, kemudian diamati di bawah mikroskop dan difoto. Peubah yang diamati pada biakkan cendawan dalam media cair adalah bobot kering miselium F. oxysporum hasil inkubasi selama empat hari, yang telah disaring dan dikeringkan, kemudian ditimbang.

7. Analisis Data

Analisis statistik dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam, pH, dan penggoyangan media terhadap pertumbuhan cendawan F. oxysporum. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap RAL untuk analisis diameter koloni F. oxysporum, yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor A media dan faktor B pH. Pengolahan data menggunakan software SAS system. Satuan percobaannya adalah biakan F. oxysporum dalam satu cawan petri. Model umum yang digunakan : Yijk : μ + αi +βj + αβij + εijk, dimana : Yijk : nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh perlakuan faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j μ : nilai rata-rata umum αi : pengaruh aditif faktor A taraf ke-i βj : pengaruh aditif faktor B taraf ke-j αβij : pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf ke-j εijk : pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij. Hipetesis-hipotesis : Pengaruh faktor A : Ho : αi = 0 faktor A tidak berpengaruh H 1 : minimal ada satu αi ≠ 0. Pengaruh faktor B : Ho : βj = 0 faktor B tidak berpengaruh H 1 : minimal ada satu βj ≠ 0. Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B : Ho : αβij = 0 interaksi faktor A dengan faktor B tidak berpengaruh H 1 : minimal ada satu αβij ≠ 0. Rancangan percobaan yang digunakan untuk analisis pertumbuhan biomassa bobot kering F. oxysporum adalah Rancangan Faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap RAL, yang terdiri tiga faktor, yaitu faktor A media, faktor B pH, faktor C penggoyangan. Pengolahan data menggunakan software SAS system. Satuan percobaannya adalah biakan F. oxysporum dalam satu erlenmeyer. Model umum yang digunakan : Y ijkl : μ + A i + B j + C k + AB ij + AC ik + BC jk + ABC ijk + ε ijkl , dimana Y ijkl : nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-l yang memperoleh perlakuan faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan faktor C taraf ke-k μ : nilai rata-rata umum A i : pengaruh aditif faktor A pada taraf ke-i B j : pengaruh aditif faktor B pada taraf ke-j C k : pengaruh aditif faktor C pada taraf ke-k AB ij : pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i dengan faktor B taraf ke- j AC ik : pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i dengan faktor C taraf ke-k BC jk : pengaruh interaksi faktor B taraf ke-j dengan faktor C taraf ke- k ABC ijk : pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i dengan faktor B taraf ke-j dan faktor C taraf ke-k ε ijkl : pengaruh galat dari kombinasi perlakuan faktor A taraf ke- i, faktor B taraf ke-j dan faktor C taraf ke-k dan ulangan ke-l. Hipotesis-hipotesis : Pengaruh faktor A : Ho : A i = 0 faktor A tidak berpengaruh H 1 : minimal ada satu A i ≠ 0. Pengaruh faktor B : Ho : B j = 0 faktor B tidak berpengaruh H 1 : minimal ada satu B j ≠ 0. Pengaruh faktor C : Ho : C k = 0 faktor C tidak berpengaruh H 1 : minimal ada satu C k ≠ 0. Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B : Ho : AB ij = 0 interaksi faktor A dengan faktor B tidak berpengaruh H 1 : minimal ada satu AB ij ≠ 0. Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor C : Ho : AC ik = 0 interaksi faktor A dengan faktor C tidak berpengaruh H 1 : minimal ada satu AC ik ≠ 0. Pengaruh interaksi faktor B dengan faktor C : Ho : BC jk = 0 interaksi faktor B dengan faktor C tidak berpengaruh H 1 : minimal ada satu BC jk ≠ 0. Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B dan faktor C : Ho : ABC ijk = 0 interaksi faktor A dengan faktor B dan faktor C tidak berpengaruh H 1 : minimal ada satu ABC ijk ≠ 0. Uji lanjutan : Untuk mengetahui respon yang diberikan dari masing-masing perlakuan dilakukan uji lanjutan yang digunakan adalah uji jarak berganda Duncan, untuk sumber keragaman yang berpengaruh nyata.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Diameter Koloni F. oxysporum