dalam daur hidupnya. Cendawan yang diketahui tahap seksualnya disebut cendawan perfeksempurna, sedangkan cendawan yang belum diketahui
tahap seksualnya dinamakan cendawan imperfek. Maka untuk klasifikasinya harus menggunakan ciri-ciri lain di luar tahap seksualnya. Ciri-ciri tersebut
mencakup morfologi spora aseksual dan miseliumnya. Selama belum diketahui tahap sempurnanya, cendawan akan digolongkan ke dalam suatu
kelas khusus, yaitu kelas Deuteromycetesfungi imperfek, sampai ditemukan tahap seksualnya.
Deuteromycetes meliputi jamur yang tidak mempunyai stadium sempurna perfect stage. Yang di maksud dengan stadium sempurna adalah
stadium seksual, di mana dibentuk alat perkembangan seksual, seperti zigospora, oospora, askospora, basidiospora, dan teliospora. Oleh karenanya
Deuteromycetes disebut juga sebagai fungi imperfek, yang berarti jamur yang tidak mempunyai stadium sempurna. Stadium atau bentuk sempurna, atau
bentuk seksual, disebut juga sebagai telemorf, sedang bentuk tidak sempurna atau aseksual disebut anamorf. Berdasarkan sifat tubuh buahnya,
Deuteromycetes dibagi menjadi tiga kelas, yaitu : Coelomycetes, Hypomycetes
, dan Agnomycetes Semangun, 1996.
Lebih lanjut Semangun 1996 menjelaskan bahwa Hypomycetes ini mempunyai bangsa yang penting, yaitu Hypales Moniliales. Bangsa ini
mempunyai konidium yang terbentuk tersebar, tidak dalam piknidium atau pada aservulus. Hypales mempunyai tiga suku yang penting bagi penyakit
tumbuhan, yaitu Moniliaceae, Dematiceae dan Tuberculariaceae. Tuberculariaceae
mempunyai hifa dan konidium hialin atau kelam, mempunyai tubuh buah berbentuk sporodokium. Dari suku ini terdapat
marga yang sangat besar, yaitu Fusarium
C. F. oxysporum
Fusarium yang menyebabkan penyakit pembuluh dikelompokkan dalam
jenis F. oxysporum. Jenis ini dibagi menjadi forma-forma spesialis f.sp
yang menyesuaikan diri pada tumbuhan inang tertentu Semangun, 1996
Thompson dan Lim 1965 menyatakan bahwa Fusarium masuk ke dalam kelas Deuteromycetes ordo Hypomycetales atau Moniliales, family
Tuberculariaceae dengan letak konidia pada sporodochium dan termasuk ke dalam kelompok Phragmosporae, yaitu konidia terdiri satu atau lebih,
berseptat, bening atau berwarna, berbentuk sabit atau berbentuk seperti kumparan.
Menurut Ainsworth dan Bisby 1971, patogen F. oxysporum tergolong
ke dalam : Kingdom :
Fungi Divisi
: Eumycota
Subdivisi : Deuteromycetes
Klas :Hyphomycetes
Bangsa : Moniliales
Suku :
Tuberculariaceae, Marga
: Fusarium
Jenis :
F. oxysporum .
Fusarium sp. penyebab layu pembuluh yang khas. Cendawan ini
merupakan patogen tular tanah dan tular benih. Penyebaran jarak jauh terjadi melalui benih dan bibit transparan yang terinfeksi. Faktor yang mendukung
perkembangan penyakit adalah suhu tanah 28
o
C, kelembaban tanah yang rendah, kandungan N dan P tanah yang rendah dan K yang tinggi serta pH
tanah yang rendah Agrios, 1997.
Menurut Bilgrami dan Dube 1976, F. oxysporum dalam siklus
hidupnya mengalami fase patogenesa dan saprogenesa. Pada fase patogenesa, cendawan ini hidup sebagai parasit pada tanaman inang yang
masuk melalui luka pada akar, kemudian patogen berkembang dalam jaringan tanaman. Patogen ini mampu menghasilkan enzim, toksin, polisakarida, dan
antibiotik pada jaringan tanaman yang diserangnya. Toksin dapat menyebabkn kematian sel dan tanaman menjadi layu. Menurut Doolitle
1961 dalam Rohman 1990, patogen memasuki fase saprogenesa saat tidak ada tanaman inang. Patogen dapat hidup dalam tanah sebagai saprofit pada
sisa-sisa tanaman yang kemudian merupakan sumber inokulum untuk
menimbulkan penyakit pada tanaman lainnya. Penyebaran propagul dapat terjadi melalui angin, air tanah, dan tanah yang terinfeksi dan terbawa oleh
alat pertanian serta manusia. Menurut Gilman 1945, Fusarium mempunyai lapisan konidia
berbentuk seperti bantal atau terkandang memanjang tanpa batas yang jelas. Konidiofor bercabang, konidia terpusat, sederhana, berbentuk
gelondongankumparan atau berbentuk sabit, sebagian besar sel dengan dinding yang bersilangan tidak jelas atau kabur. Fusarium termasuk ke
dalam kelompok elegan mewah dengan ciri-ciri mikrokonidia tidak berbentuk seperti buah pear, klamidospora terpusat dan sebagai sisipan atau
tambahan konidia berdinding tipis, berseptat, meruncing atau mengerut di ujung, dengan foot sell sebagai dasar dengan biomassa berwarna putih
kecoklatan, merah jambu, merah muda kekuning-kuningan dan terkadang berwarna cukup terang
Menurut Agrios 1997, cendawan ini menghasilkan tiga macam bentuk spora aseksual, yaitu mikrokonidium, makrokonidium, dan klamidospora.
Mikrokonidium merupakan bentuk spora yang paling sering dihasilkan
dalam semua keadaan. Spora ini bersel tunggal atau dengan satu sekat, hialin dan berbentuk oval hingga elips dengan ukuran 3
μm x 6-15μm. Mikrokonidium merupakan satu-satunya bentuk spora yang dihasilkan di
dalam pembuluh tanaman inang yang terinfeksi oleh F. oxysporum.
Makrokonidium adalah bentuk spora yang sangat khas yang dihasilkan
oleh genus Fusarium, yakni meruncing dan melengkung ke arah kedua ujungnya. Makrokonidium berdiameter ± 4 µm dengan panjang 30µm dan
bersekat tiga sampai lima. Spora ini umumnya dijumpai pada permukaan jaringan tanaman yang telah mati oleh serangan Fusarium sp. dan biasanya
dibentuk di dalam sprodokium.
Klamidospora
berukuran 7-11 µm, dibentuk pada ujung-ujung miselium atau diantara sel-sel makrokonidium yang telah tua. Bentuk spora
ini mampu bertahan dalam waktu lama bila keadaan tidak menguntungkan. Miselium cendawan ini bersekat dan membentuk percabangan, pada awalnya
tidak berwarna tetapi selanjutnya berwarna krem atau kuning muda kadang- kadang juga menghasilkan warna merah muda atau ungu.
F. oxysporum merupakan salah satu bagian dari anggota genus
Fusarium yang paling labil dan berubah-ubah Booth, 1971.
D. Media