Sejak 1990an telah cukup banyak pesantren yang menjadikan ekonomi sebagai aspek penting strukturnya, yang tidak hanya demi kepentingan kelancaran
proses pendidikan, tetapi juga pada kemandirian pondok itu sendiri dan kemandirian alumninya. Kemandirian ini dapat diwujudkan dengan memberikan
keterampilan kepada para santri berupa pertukangan, industri, rumah tangga dan jahit- menjahit. Pertanian juga menjadi salah satu bidang keterampilan yang mulai
dijamah pesantren dalam pengertian pesantren modern.
1.2. Perumusan Masalah
Peningkatan produksi hanya dapat dilakukan dengan peningkatan produktivitas. Salah satu cara meningkatkan produktivitas adalah melalui
perubahan teknologi. Teknologi yang diterapkan dapat berupa teknologi biologi dan kimia, teknologi mekanik dan teknologi kelembagaan Hayami,1971. Ghatak
dan Ingersent dalam Noer 2002, mengelompokkan perubahan teknologi pertanian dalam teknik induce technical change dan perubahan kelembagaan
induce institutional change. Perubahan teknologi yang dimaksud adalah kemajuan teknologi produksi atau teknologi baru dalam pertanian dan perubahan
teknologi ini cenderung menyebabkan perubahan kelembagaan. Inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan adalah saling melengkapi.
Pesantren selain sebagai lembaga pendidikan yang berorientasi kegamaan juga berfungsi sebagai lembaga sosial ekonomi. Pesantren mampu menghasilkan
suatu teknologi di bidang pertanian. Para santri dididik agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu menciptakan teknologi baru yang lebih
baik. Dalam hal ini, pesantren dikatakan sebagai suatu kelembagaan yang dapat memberikan inovasi.
Keberadaan pesantren di tengah-tengah masyarakat berpengaruh besar terhadap perkembangan masyarakat sekitar. Pesantren juga berperan dalam
pembangunan masyarakat baik di bidang pendidikan, agama, sosial, pertanian dan sebagainya. Pesantren Al Zaytun yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan
Gantar, Kabupaten Indramayu. Adapun desa-desa yang berada di Kecamatan Gantar yaitu Desa Mekarjaya, Desa Gantar, Desa Baleraja, Desa Situraja, Desa
Sanca dan Desa Bantarwaru. Desa-desa di Kecamatan Gantar pada umumnya memiliki produktivitas
padi yang cukup rendah yaitu antara 3.5-4.2 ton per hektar jika dibandingkan dengan produktivitas padi yang dihasilkan oleh Pesantren Al Zaytun. Masyarakat
Kecamatan Gantar menghadapi kendala dalam berusahatani, diantaranya ketersediaan air saat musim kemarau, harga produk yang rendah, permasalahan
modal, dan pemasaran hasil panen, sehingga mengalami kerugian. Oleh karena itu, Pesantren Al Zaytun diharapkan mampu memberikan peranannya bagi
perkembangan usahatani padi masyarakat sekitarnya. Berdasarkan keenam desa tersebut, Desa Mekarjaya dan Desa Gantar
mempunyai letak yang dekat dengan lokasi pondok pesantren, sehingga dapat diperkirakan peranan pesantren terhadap desa tersebut cukup dapat dirasakan.
Adapun Desa Situraja mewakili desa-desa lain yang letaknya cukup jauh dari lokasi pesantren, diperkirakan kurang atau bahkan tidak mendapat peranan dari
pesantren. Keberhasilan dalam menerapkan suatu teknologi pertanian pada usahatani
padi dalam pesantren mampu meningkatkan produktivitas padi. Keberhasilan ini diharapkan dapat diterapkan pada usahatani padi milik masyarakat. Namun,
perkembangan teknologi pertanian tidak hanya di satu daerah saja, melainkan di berbagai daerah di Indonesia. Dengan demikian, produktivitas padi dapat
meningkat sehingga kebutuhan akan beras dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat dirumuskan suatu masalah
tentang peranan pesantren bagi peningkatan produksi dan pendapatan usahatani padi di Kecamatan Gantar serta peranannya dalam bidang keagamaan, pendidikan
dan sosial ekonomi.
1.3. Tujuan Penelitian