Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pondok Pesantren

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pondok pesantren telah cukup banyak dilakukan. Dalam penelitian-penelitian tersebut, pesantren telah diteliti dalam berbagai aspek seperti peranannya dalam pembangunan pedesaan dan sebagai agen pembangunan. Pada penelitian ini terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki ruang lingkup yang sama. Penelitian yang dilakukan Imam 1991 menjelaskan bahwa dalam upaya berperan serta dalam pembangunan pedesaan, pesantren memberikan motivasi dan mediasi kepada masyarakat melalui kelompok-kelompok swadaya. Pemberian ini dilakukan dengan memberikan kesadaran, memberikan dorongan untuk menarik alternatif sesuai dengan kehendak masyarakat. Pemberian mediasi dilakukan dengan mengambil prakarsa, memaparkan pilihan dan memperkenalkan inovasi. Pesantren mampu memberikan dorongan semangat kepada masyarakat karena bersumber dari nilai- nilai ajaran agama dan masalah konkret yang dialami oleh masyarakat yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa masyarakat. Di sisi lain, kemampuan pesantren tersebut didukung dengan inovasi- inovasi konkret yang dibutuhkan oleh masyarakat yang relatif menjanjikan keuntungan serta tidak sulit untuk dilaksanakan oleh masyarakat. Penelitian Halimah 1995 yang berjudul ”Studi peranan pesantren sebagai agen pembangunan bagi masyarakat desa” dilakukan di Pesantren Darunnajah Cipining, Bogor. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa sebagai suatu kelembagaan, Pesantren Darunnajah melaksanakan empat fungsi kelembagaan pokok, yaitu 1 fungsi adaptasi Adaptation, 2 fungsi pencapaian tujuan Goal- attainment , 3 fungsi integrasi Integration dan, 4 fungsi pemeliharaan norma Law-maintenance patterning. Pelaksanaan keempat fungsi tersebut saling terkait dan mendukung. Fungsi pesantren sebagai pemelihara norma dan nilai, terlihat dari fungsi pesantren itu sendiri yaitu sebagai lembaga pendidikan keagamaan. Sebagai lembaga pendidikan keagamaan, pendidikan di pesantren diarahkan untuk menanamkan nilai- nilai keislaman bagi setiap santri, yang kemudian diharapkan mampu mentransformasikannya kepada masyarakat luas. Pada penelitian Halimah 1995 juga dijelaskan tiga bidang peranan pesantren yaitu di bidang pendidikan, sosial keagamaan dan bidang sosial ekonomi. Sebagai lembaga pendidikan keagamaan, ketiga peranan tersebut dilaksanakan dengan pendekatan edukatif dan pendekatan agamis. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat desa dari peranan pesantren diantaranya pada bidang pendidikan, keadaan pendidikan masyarakat jauh lebih baik karena pesantren membantu, memotivasi masyarakat untuk meningkatkan pendidikan, di bidang sosial keagamaan, pemahaman keagamaan masyarakat semakin meningkat, dan di bidang sosial ekonomi, kesejahteraan masyarakat semakin meningkat karena adanya koperasi dan berbagai Pendidikan dan Latihan DIKLAT dan penyuluhan yang diikuti oleh pesantren dan masyarakat sekitarnya. Dalam perkembangannya, pesantren memiliki peranan yang besar dalam pembangunan baik di bidang pendid ikan keagamaan dan sosial ekonomi. Dalam bidang pendidikan para santri diberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dapat disampaikan kepada masyarakat. Dalam penelitian Abdul 1990 yang berjudul ”Pesantren sebagai lembaga pendidikan keterampilan pertanian” dijelaskan bahwa pesantren didirikan dengan tujuan membentuk manusia yang berpribadi muslim, memiliki dedikasi yang tinggi dalam pengembangan Islam, dan mencetak ulama yang mampu berwiraswasta, khususnya dalam bidang pertanian. Materi pendidikan yang diberikan di pesantren meliputi bidang pendidikan agama Islam dan bidang pendidikan keterampilan. Materi pendidikan keterampilan pertanian meliputi keterampilan pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perikanan. Namun, materi keterampilan hanya bersifat praktis, sedangkan materi yang bersifat teoritis tidak diberikan. Materi pendidikan pesantren secara keseluruhan dan dinamika pesantren tidak berpengaruh langsung terhadap kegiatan santri dalam kegiatan pertanian, tetapi materi pendidikan pertanian berpengaruh langsung terhadap kegiatan santri dalam bidang pertanian. Pada penelitian tentang persepsi santri terhadap pendidikan keterampilan pertanian yang dilakukan oleh Soebiartini 1996 dijelaskan bahwa santri pada Pesantren Nurul Jadid memiliki partisipasi yang cenderung tinggi dalam kepanitiaan, pelatihan, namun bila ditinjau dari pengetahuan santri cukup rendah. Persepsi santri terhadap pendidikan keterampilan pertanian dipengaruhi oleh ciri- ciri pribadi santri, seperti asal daerah, pekerjaan orangtua dan tujuan masuk pesantren. Berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa pesantren memiliki pengaruh yang kuat dalam masyarakat khususnya dalam bidang keagamaan, pendidikan dan sosial. Pesantren mampu memberikan dorongan, semangat dan inovasi kepada masyarakat. Dalam perkembangannya, pesantren mulai mengajarkan pendidikan keterampilan seperti pendidikan pertanian, selain itu dalam penelitian Halimah disebutkan bahwa pesantren berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui pendirian koperasi dan penyelenggaraan berbagai Pendidikan dan Latihan DIKLAT. Dengan demikian, melalui koperasi masyarakat dapat memperoleh berbagai fasilitas dan informasi yang mendukung perkembangan usahanya, khususnya bidang pertanian, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis