Pencemaran Udara TINJAUAN PUSTAKA

23

2.2. Pencemaran Udara

2.2.1 Pengertian pencemaran udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia kedalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia atau yang dapat dihitung dan diukur serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi, dan material.Selain itu pencemaran udara dapat pula dikatakan sebagai perubahan atmosfer oleh karena masuknya bahan kontaminan alami atau buatan ke dalam atmosfer tersebut. Asal pencemaran udara dapat diterangkan dengan 3 tiga proses yaitu atrisi attrition, penguapan vaporization dan pembakaran combustion. Dari ketiga proses tersebut di atas, pembakaran merupakan proses yang sangat dominan dalam kemampuannya menimbulkan bahan polutan. 2.2.2 Klasifikasi Bahan Pencemar Udara Bahan pencemar udara atau polutan dibagi menjadi dua bagian: 2.2.2.1 Polutan Primer Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan dapat berupa: 2.2.2.1.1 Gas Gas yang terdiri dari: 1 senyawa karbon berupa hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida. 2 senyawa sulfur berupa sulfur oksida, 3 senyawa nitrogen berupa nitrogen oksida dan amoniak, dan 4 senyawa halogen berupa fluor, klorin, hidrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi dan bromin. 24 2.2.2.1.2 Partikel Partikel dalam atmosfer mempunyai karakteristik spesifik, dapat berupa zat padat pun suspensi aerosol cair. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses disperse misalnya proses menyemprot spraying, maupun proses erosi bahan tertentu. Asapsmoke seringkali dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat particulate matter, uap fumes, gas dan kabut mist. 2.2.2.2 Polutan Sekunder Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia dari udara, misalnya reaksi fotokimia.Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan N dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Konsentrasi relatif dari bahan reaktan. 2. Derajat fotoaktivasi. 3. Kondisi iklim. 4. Topografi lokal dan adanya embun. Polutan sekunder ini mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil.Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah ozon, PeroxyAcyl Nitrat PAN dan Formaldehid Mukono H.J, 1997:127.

2.3. Paparan Debu pada Pabrik Genteng