Nilai Normal Fisiologi Paru Kegunaan Pemeriksaan Fungsi Paru Alat pemeriksaan fungsi paru

15

2.1.4 Nilai Normal Fisiologi Paru

Menurut American Thoaracic Society, berikut nilai normal fungsi paru Tabel 2.1: Tabel 2.1: Tabel Standar Kapasitas dan Kriteria Gangguan Paru Kategori KVP VEP 1 VEPKVP DLCP Pred VO2 Maks mlkgmt Normal 80 80 75 80 25 Restrictive Ringan 60-79 60-79 60-74 60-79 6-24 Restrictive Sedang 51-59 41-59 41-59 41-59 16-24 Restrictive Berat 50 40 40 40 15 Sumber: American Thoaracic Society, 1987:82 Keterangan : KVP : Kapasitas Vital Paru VEP : Visual Evoked Potential DLCO : Carbon Monoxide Diffusing Capacity Nilai Standar Kapasitas Vital Paru yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabel 2.2: Tabel 2.2: Nilai Standar Kapasitas Vital Paru Umur Laki-laki Perempuan 25 26 27 4220 4200 4180 2770 2760 2740 28 30 4150 4100 2720 2700 31-35 3990 2640 36-40 3800 2520 41-45 3600 2390 46-50 3410 2250 51-55 3240 2160 56-60 3100 2060 61-65 2970 1960 Sumber: Herry Koesyanto, 2005:3 16

2.1.5 Kegunaan Pemeriksaan Fungsi Paru

Menurut Evelyn C Pearce2002:219 kegunaan pemeriksaan fungsi paru adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengindentifikasi penyakit respiratorius sesak nafas 2. Untuk mengidentifikasikan jenis gangguan fungsi pernafasan sebagai alat diagnosis. 3. Untuk menentukan derajat kelainan paru

2.1.6 Alat pemeriksaan fungsi paru

Menurut Joko Suyono2001:217 alat pemeriksaan fungsi paru dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain: 2.1.6.1 Radiografi dada Radiografi dada adalah film postero anterior berukuran penuh dengan jarak standar, yang diambil dan diproses sesuai ajaran ILO berpekerja pada alveoli paru.Walaupun secara teoritis mudah, namun sulit untuk dapat konsisten dalam menghasilkan film sinar X dengan kualitas standar yang baik, juga karena langkanya radiographer yang ahli. 2.1.6.2 Riwayat medis dan pekerjaan serta pemeriksaan fisik Riwayat medis dengan penekanan khusus pada pekerjaan masa lalu dan saat ini serta hubungannya dengan gejala yang diperiksa, adalah penting untuk tujuan diagnosis banding. Dari riwayat medis atau pekerjaan dapat pula diperkirakan waktu yang diperlukan antara paparan dan awitan gejala, dengan demikian dapat pula menilai lewat penyakit. 17 2.1.6.3 Uji fungsi paru Uji fungsi paru merupakan uji yang paling sederhana dan murah, terbukti dapat diandalkan untuk tujuan epidemiologis dan program screening. Alat penguji fungsi paru antara lain: 2.1.6.3.1 Spirometer Alat ini mudah digunakan, dapat diandalkan dan relatif murah. Alat ini dapat digunakan untuk melakukan berbagai uji tetapi yang paling bermanfaat dan dapat diulang adalah ekspirasi paksa dalam satu detik dan FCV 1 dan kapasitas vital paksa FVC dimana volume udara yang dapat dihembuskan secara kuat dari paru setelah pernafasan maksimal. Namun demikian umur, tinggi badan, dan terutama kebiasaan merokok sangat mempengaruhi. 2.1.6.3.2 Pengukuran kecepatan aliran puncak Kecepatan aliran puncak PFR=peak flow rate adalah kecepatan maksimum aliran ekspirasi selama ekshalasi paksa. Pemeriksaan ini adalah pengganti uji FEV 1 yang bermanfaat bila diperlukan pembacaan serial yang sering.Korelasi antara hasil pengukuran aliran puncak dan nilai FEV 1 sangat tinggi.Tetapi perlu dikoreksi terhadap umur, tinggi badan, dan kebiasaan merokok. 2.1.6.3.3 Pengukuran transfer gas Pengukuran transfer gas memerlukan perlatan-peralatan yang lebih mahal dan kerja sama pekerja yang lebih dari pada pengukuran spirometer sederhana dan PFR. Uji untuk pengukuran transfer gas biasanya dilakukan dengan tarikan nafas tunggal menggunakan 0,25-0,30 karbonmonoksida dan 2-12 helium, serta pengukuran volume paru. Hasil pengukuran ini harus dikorelasi terhadap usia, tinggi badan, dan kebiasaan merokok. 18

2.1.7 Penyakit Paru Akibat Kerja