Analisis Mikrobiologi PROSES PENGAWETAN TAHU PUTIH

40 analisis organoleptik dilakukan setelah pengawetan tahu putih selesai 72 jam.

1. Analisis Mikrobiologi

Analisis mikrobiologi yang dilakukan adalah analisis Total Plate Count TPC. Analisis TPC dilakukan untuk setiap jenis pengawet yang dipakai. Hasil analisis TPC tahu putih dengan pengawet metil paraben dapat dilihat pada Gambar 7. Hasil analisis TPC tahu putih dengan pengawet asam benzoat dapat dilihat pada Gambar 8. Sedangkan hasil analisis TPC tahu putih dengan pengawet metil paraben dapat dilihat pada Gambar 9. 0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000 7.0000 24 48 72 Lam a pe nyim panan jam TP C log c fu g 600 ppm 800 ppm 1000 ppm Gambar 7. Grafik Total Plate Count TPC tahu putih dengan pengawet metil paraben Dari grafik pada Gambar 7. dapat dilihat bahwa nilai TPC pada jam ke-24 dari ketiga sampel tahu putih dengan konsentrasi pengawet metil paraben yang berbeda hampir mendekati nilai yang sama. Nilai TPC untuk sampel dengan konsentrasi metil paraben 800 ppm dan 1000 ppm dari jam ke-0 hingga jam ke-72 tidak terlalu besar perbedaannya. Sedangkan sampel dengan konsentrasi metil paraben 600 ppm memiliki nilai TPC yang cukup jauh berbeda dengan kedua sampel yang lain. Perbedaan nilai TPC pada jam ke-0 dari masing-masing konsentrasi metil paraben disebabkan karena pengawet telah mulai aktif dalam menghambat 41 pertumbuhan mikroba awal dari tahu putih. Semakin tinggi konsentrasi pengawet maka jumlah mikroba awal akan semakin kecil. Nilai TPC untuk sampel dengan konsentrasi metil paraben 600 ppm, 800 ppm dan 1000 ppm pada jam ke-72 berturut-turut adalah 2.9 x 10 6 cfug, 6.5 x 10 5 cfug dan 3.8 x 10 5 . Hal ini berarti sampel dengan konsentrasi metil paraben 800 ppm daan 1000 ppm pada jam ke-72 masih memenuhi syarat SII 1.0 x 10 6 cfug. Hasil analisis TPC dengan pengawet metil paraben secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1- Lampiran 3. 0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000 7.0000 24 48 72 Lam a penyim panan jam TP C log c fu g 600 ppm 800 ppm 1000 ppm Gambar 8. Grafik Total Plate Count TPC tahu putih dengan pengawet asam benzoat Dari grafik pada Gambar 8. dapat dilihat bahwa nilai TPC pada jam ke-24 dari ketiga sampel tahu putih dengan konsentrasi pengawet asam benzoat yang berbeda hampir mendekati nilai yang sama. Pada jam ke-0 nilai TPC sampel dengan konsentrasi asam benzoat 800 ppm mendekati 600 ppm. Namun pada jam ke-48 dan jam-72 nilainya mendekati sampel dengan konsentrasi asam benzoat 100 ppm. Perbedaan nilai TPC pada jam ke-0 dari masing-masing konsentrasi asam benzoat disebabkan karena pengawet telah mulai aktif dalam menghambat pertumbuhan mikroba awal pada tahu putih. Semakin tinggi konsentrasi pengawet maka jumlah mikroba awal akan semakin kecil. Nilai TPC untuk sampel dengan konsentrasi asam benzoat 600 ppm, 800 ppm dan 1000 ppm pada jam ke-72 berturut-turut adalah 2.7 x 42 10 6 cfug, 6.5 x 10 5 cfug dan 4.1 x 10 5 cfug. Hal ini berarti sampel dengan konsentrasi asam benzoat 800 ppm dan 1000 ppm pada jam ke-72 masih memenuhi syarat SII 1.0 x 10 6 cfug. Hasil analisis TPC dengan pengawet asam benzoat secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4- Lampiran 6. 0.0000 2.0000 4.0000 6.0000 8.0000 10.0000 24 48 72 Lam a pe nyim panan jam TP C l og c fu g 600 ppm 800 ppm 1000 ppm Gambar 9. Grafik Total Plate Count TPC tahu putih dengan pengawet kalium sorbat Dari grafik pada Gambar 9. dapat dilihat bahwa nilai TPC pada jam ke-0 dan jam ke-48 dari ketiga sampel tahu putih dengan konsentrasi pengawet kalium sorbat yang berbeda hampir mendekati nilai yang sama. Pada jam ke-0 hingga jam ke-72 nilai TPC sampel dengan konsentrasi kalium sorbat 600 ppm mendekati 800 ppm. Nilai TPC sampel dengan konsentrasi kalium sorbat 1000 ppm pada jam ke-24 memiliki perbedaan yamg cukup besar dibandingkan dengan 600 ppm dan 800 ppm. Namun pada jam ke-72 perbedaannya tidak sebesar pada jam ke-24. Sampel tahu putih dengan konsentrasi kalium sorbat 600 ppm, 800 ppm dan 1000 ppm memiliki perbedaan nilai TPC yang besar dibandingkan dengan sampel tahu putih yang menggunakan metil paraben dan asam benzoat., nilai TPC sampel tahu putih yang menggunakan kalium sorbat 600 ppm, 800 ppm dan 1000 ppm pada jam ke-24 berturut- turut adalah 2.7 x 10 7 cfug, 2.5 x 10 7 cfug dan 4.7 x 10 6 cfug. Hal ini berarti sampel tahu putih pada jam ke-24 sudah tidak memenuhi syarat SII 43 1.0 x 10 6 cfug. Hasil analisis TPC dengan pengawet kalium sorbat secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7-Lampiran 9. Nilai TPC yang tinggi menunjukkan adanya kerusakan tahu putih oleh mikroba dalam jumlah besar. Mikroba penyebab utama kerusakan tahu adalah bakteri Shurtleff dan Aoyagi, 1979. Dotson et al. 1977, menemukan adanya golongan bakteri asam laktat, yaitu bakteri yang bersifat gram positif, tidak membentuk spora, berbentuk bulat dan batang, berpasangan dan atau berantai, pada tahu yang disimpan pada suhu 15 o , 10 o dan 5 o C. Kerusakan tahu oleh bakteri asam laktat ini secara dapat dilihat dari permukaan tahu berlendir, tekstur menjadi lunak, kekompakan berkurang, warna dan penampakan tidak cerah Prastawa et al., 1980. Hasil analisis mikrobiologi kemudian diolah secara statistika dengan menggunakan Minitab 14.0. Data jumlah mikroba cfug ternyata tidak memenuhi semua asumsi menyebar normal, saling bebas dan homogen yang mendasari pengujian statistika. Oleh karena itu data harus ditransformasi agar semua asumsi dapat terpenuhi. Transformasi data perlu dilakukan agar asumsi-asumsi yang mendasari analisis dapat terpenuhi sehingga pengujian menjadi sahih Mattjik dan Sumertajaya, 2002. Transformasi yang dilakukan pada data jumlah mikroba cfug ialah dengan mengubahnya kedalam bentuk ln sehingga semua asumsi dapat terpenuhi. Hasil dari pengujian statistika ditampilkan berbentuk plot pengaruh faktor lama penyimpanan, jenis pengawet dan konsentrasi pengawet terhadap jumlah mikroba seperti terlihat pada Gambar 10. 44 M e a n o f ln C FU 72 48 24 18 16 14 12 10 sorbat paraben benzoat 1000 800 600 18 16 14 12 10 lama penyimpanan jenis pengaw et konsent rasi Plot pengaruh utama masing-masing faktor Gambar 10. Plot pengaruh lama penyimpanan, jenis pengawet dan konsentrasi pengawet terhadap jumlah mikroba ln cfug Dari Gambar 10. dapat dilihat bahwa lama penyimpanan 1, jenis pengawet 2 dan konsentrasi pengawet 3 memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jumlah mikroba. Jumlah mikroba akan semakin meningkat seiring semakin lamanya waktu penyimpanan. Pada jam ke-48 hingga jam ke-72, peningkatan jumlah mikroba sudah tidak sebanyak jam ke-0 hingga jam ke-48. Hal ini dapat terjadi karena adanya penurunan pertumbuhan mikroba. Penurunan pertumbuhan mikroba dapat disebabkan karena mikroba telah memasuki stationary phase dan death phase. Berdasarkan uji lanjut Duncan, lama penyimpanan jam ke-0, 24, 48, dan 72 berbeda nyata satu sama lain pada selang kepercayaan 95 Lampiran 10. Pengawet asam benzoat dan metil paraben memberikan pengaruh yang sama terhadap jumlah mikroba. Sedangkan kalium sorbat memberikan pengaruh yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan asam benzoat dan metil paraben, dimana peningkatan jumlah mikrobanya sangat besar. Ini berarti asam benzoat dan metil paraben lebih efektif mereduksi jumlah mikroba dibandingkan dengan kalium sorbat. Berdasarkan uji lanjut Duncan, jenis pengawet asam benzoat dan metil paraben berbeda nyata dengan kalium sorbat. Sedangkan asam benzoat dengan metil paraben tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 Lampiran 11. 2 3 1 45 Semakin tinggi konsentrasi pengawet, jumlah mikroba akan semakin rendah. Hal ini disebabkan konsentrasi yang lebih tinggi memiliki komponen anti mikroba yang lebih banyak sehingga penghambatan pertumbuhan mikroba akan semakin baik. Berdasarkan uji lanjut Duncan, konsentrasi pengawet 600 ppm, 800 ppm dan 1000 ppm, berbeda nyata satu sama lain pada selang kepercayaan 95 Lampiran 12. Berdasarkan analisis mikrobiologi dan pengujian statistika didapat bahwa pengawet asam benzoat 1000 ppm dan metil paraben 1000 ppm dapat mereduksi pertumbuhan mikroba hingga jam ke-72. Namun dengan harga metil paraben Rp 100g yang jauh lebih mahal dari asam benzoat Rp 17g, penggunaan asam benzoat 1000 ppm lebih direkomendasikan.

2. Analisis pH