52 kuisioner untuk uji different from control tahu putih seperti terlihat pada
Lampiran 23.
a. Warna
Warna merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam menentukan tingkat kesukaan konsumen terhadap produk tahu putih.
Warna tahu putih yang masih baik setelah diawetkan tetap akan disukai oleh konsumen. Respon panelis terhadap warna tahu putih
setelah diawetkan disajikan pada Tabel 6. Sedangkan hasil uji organoleptik terhadap warna tahu putih setelah diawetkan secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 24. Tabel 6. Respon panelis terhadap warna tahu putih yang telah
diawetkan Sampel
Jumlah nilai Rata-rata Tahu putih dengan asam
benzoat 800 ppm 146
4.87
Tahu putih dengan metil paraben 1000 ppm
156 5.20
Tahu putih dengan asam benzoat 1000 ppm
145 4.84
Dari Tabel 6. terlihat bahwa panelis lebih menyukai warna tahu putih dengan pengawet metil paraben 1000 ppm. Nilai rata-rata
yang diberikan panelis untuk tahu putih dengan pengawet metil paraben 1000 ppm sebesar 5.20 agak suka. Angka ini lebih besar jika
dibandingkan dengan kedua sampel yang lain, walaupun perbedaan nilainya tidak terlalu besar.
Berdasarkan analisis sidik ragam untuk parameter warna pada selang kepercayaan 95, disimpulkan bahwa ketiga sampel tahu putih
diatas tidak berbeda nyata satu sama lain. Ini dapat terlihat dari nilai p0.05, dimana nilai p sebesar 0.331 Lampiran 25. Hal ini dapat
diartikan panelis menilai semua sampel tahu putih tidak memiliki
53 perbedaan warna yang signifikan dan secara umum panelis menyukai
warna dari semua sampel tahu putih yang telah diawetkan.
b. Aroma
Aroma merupakan salah satu parameter yang juga digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan tahu putih. Selama penyimpanan
mungkin saja terjadi perubahan aroma tahu putih yang dapat mengurangi daya terima tahu putih itu sendiri. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian aroma untuk menentukan sampel tahu putih mana yang aromanya lebih disukai. Respon panelis terhadap aroma tahu
putih setelah diawetkan disajikan pada Tabel 7. Sedangkan hasil uji organoleptik terhadap aroma tahu putih setelah diawetkan secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 26. Tabel 7. Respon panelis terhadap aroma tahu putih yang telah
diawetkan Sampel
Jumlah nilai Rata-rata
Tahu putih dengan asam benzoat 800 ppm
123
4.10
Tahu putih dengan metil paraben 1000 ppm
113 3.77
Tahu putih dengan asam benzoat 1000 ppm
141 4.70
Dari Tabel 7. terlihat bahwa panelis lebih menyukai aroma tahu putih yang menggunakan pengawet asam benzoat 1000 ppm.
Nilai rata-rata yang diberikan panelis untuk tahu putih yang menggunakan pengawet asam benzoat 1000 ppm sebesar 4.70 netral.
Angka ini lebih besar jika dibandingkan dengan kedua sampel yang lain.
Berdasarkan analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95, didapat bahwa sampel tahu putih dengan pengawet asam benzoat
1000 ppm berbeda nyata dengan sampel tahu putih dengan pengawet
54 asam benzoat 800 ppm dan metil paraben 1000 ppm. Sedangkan
sampel tahu putih dengan pengawet asam benzoat 800 ppm tidak berbeda nyata dengan sampel tahu putih dengan pengawet metil
paraben 1000 ppm Lampiran 27. Hal ini dapat diartikan panelis menilai sampel tahu putih dengan pengawet asam benzoat 1000 ppm
memiliki perbedaan aroma yang signifikan dan lebih disukai dibandingkan kedua sampel yang lain.
c. Tekstur