Latar Belakang Kemampuan serapan karbon dioksida 5 (lima) jenis tanaman hutan kota

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota merupakan pusat segala aktivitas manusia. Berbagai kegiatan di perkotaan seperti: kendaraan bermotor, rumah tangga, hotel, industri dan kegiatan lainnya membutuhkan energi penggerak dan pemanas yang sebagian diperoleh dari pembakaran bahan bakar fosil seperti: bensin, solar, minyak tanah dan batu bara. Proses pembakaran akan menghasilkan gas CO 2 karbon dioksida. CO 2 adalah gas yang sedikit asam, tidak mudah terbakar, tidak berbau dan tidak berwarna. Bahaya utama dari peningkatan konsentrasinya di udara adalah terjadinya peningkatan suhu udara bumi secara global melalui efek rumah kaca geen house effect. Keberadaan gas CO 2 di perkotaan akhir-akhir ini mengalami peningkatan konsentrasinya di udara. Walaupun gas CO 2 relatif tidak begitu beracun, jika dibandingkan dengan gas CO, SO 2 atau O 3 , namun gas ini dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara bumi secara global melalui efek rumah kaca. Oleh karena itu, laju peningkatan konsentrasinya di udara perlu dikendalikan secara ketat. Di lain pihak, khususnya untuk kota-kota besar, luas penutupan lahan berupa vegetasi rapat, misalnya hutan kota telah mengalami penurunan. Hal ini disebabkan kegiatan pembangunan di perkotaan. Pada saat ini pemerintah sedang giat melakukan upaya untuk membangun hutan kota. Keseriusan pemerintah ini telah dituangkan dalam UU No 63 Tahun 2002 tentang hutan kota. Oleh karena itu, dilakukan penelitian terhadap jenis-jenis pohon yang dapat menyerap CO 2 efektif dan dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hutan kota. Hutan kota dapat menyerap gas CO 2 karena gas tersebut dapat diserap oleh daun melalui stomata untuk fotosintesis. Pengukuran kandungan karbohidrat daun merupakan salah satu upaya untuk dapat mengetahui daya serap CO 2 . Jo dan McPherson 1995 dalam Dahlan 2004 menyatakan, penelitian yang dilakukan di Chicago menyatakan hutan kota dapat menyerap gas CO 2 sebesar 0,32 - 0,49 kgm 2 . Diharapkan akan tercipta suatu wujud hutan kota yang efektif dan efisien dalam mengatasi peningkatan kadar karbon dioksida di udara.

B. Tujuan