sawo kecik sebesar 28,57. Rata-rata massa karbohidrat terendah yaitu trengguli sebesar 4,38 g dan tertinggi yaitu sawo kecik sebesar 5,71 g. Dari hasil
perhitungan, dapat disimpulkan bahwa absorpsi, persentase dan massa karbohidrat setiap jenis tanaman saling berhubungan lurus. Hubungan lurus yang dimaksud
adalah nilai absorpsi karbohidrat yang tinggi menyebabkan nilai persentase dan massa karbohidrat yang juga tinggi begitu juga sebaliknya. Urutan absorpsi,
persentase dan massa karbohidrat dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah trengguli, melinjo, manggis hutan, krey payung dan sawo kecik.
B. Massa Karbon dioksida
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa karbohidrat mempunyai hubungan yang erat dengan CO
2
, maka setelah mengetahui informasi karbohidrat daun lebih lanjut dapat diketahui informasi massa CO
2
. Massa CO
2
dihitung menggunakan persamaan 3. Persamaan ini terdiri dari mol karbohidrat dan massa
molekul relatif dari CO
2
itu sendiri. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 6. Massa CO
2
dan Daya Serap CO
2
per Luas Daun
Jenis Tanaman
Massa CO
2
g Daya Serap CO
2
per Luas Daun x10
-3
gcm
2
05.00 08.00 12.00 05.00 08.00
12.00 Krey
Payung 6,47 7,92 8,71 4,84
5,71 6,08
Manggis Hutan
6,86 7,13 8,32 13,00 14,00 17,00 Melinjo 5,94 6,47 7,26
5,30 6,43
7,35 Sawo
Kecik 7,79 8,32 9,11 14,00 15,00 16,00
Trengguli 6,07 6,47
6,73 4,33
4,69 4,98
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa massa CO
2
yang terendah yaitu trengguli sebesar 6,42 g sedangkan yang tertinggi yaitu sawo kecik sebesar
8,40 g. Urutan massa CO
2
dari yang terendah sampai yang tertinggi yaitu trengguli, melinjo, manggis hutan, krey payung dan sawo kecik. Kondisi yang
sama juga ditemui pada perhitungan massa karbohidrat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan massa CO
2
berbanding lurus dengan massa karbohidrat.
C. Luas Daun per Pohon
Luas daun diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap daya serap CO
2
yang dihasilkan. Luas daun per pohon dihitung menggunakan persamaan 4. Pada persamaan tersebut dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
luas daun per pohon adalah jumlah daun per pohon, jumlah contoh daun dan luas contoh daun.
Ada banyak kesulitan yang dialami dalam penentuan luas daun per pohon, umumnya terjadi di lapangan, misalnya tinggi pohon dan ketertutupan
tajuk. Namun kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi dan akhirnya menghasilkan data seperti yang tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7. Luas Daun per Pohon dan Jumlah Daun per Pohon
Jenis Tanaman Luas Daun per Pohon cm
2
Jumlah Daun per Pohon helai
Krey Payung 681.294 14.756
Manggis Hutan 455.341 8116
Melinjo 1.198.389 17.160
Sawo Kecik 1.155.563 18.753
Trengguli 690.022 13.024
Dari Tabel di atas terlihat bahwa tanaman yang memiliki luas daun tertinggi dalam satu individu pohon adalah
melinjo yaitu sebesar 1.198.389cm
2
. Sawo kecik memiliki luas daun sebesar 1.155.563 cm
2
, trengguli sebesar 690.022cm
2
, krey payung sebesar 681.294 cm
2
dan yang terkecil adalah manggis hutan yang hanya memiliki luas daun 455.341 cm
2
. Hal ini menegaskan bahwa ukuran rata-rata satu helai daun tidak selalu berbanding lurus dengan nilai
luas daun per pohon tanaman tersebut. Faktor lain yang menentukan selain ukuran daun adalah jumlah daun per pohon. Meskipun daun sawo kecik tidak terlalu
besar tetapi jumlahnya di pohon cukup banyak. Sedangkan manggis hutan, walaupun daunnya berukuran besar namun jumlahnya sangat sedikit.
Berdasarkan Tabel tersebut juga dapat disimpulkan bahwa urutan luas daun per pohon dari yang terendah sampai tertinggi berbeda dengan urutan massa
karbohidrat daun dan massa CO
2
. Hal ini diduga disebabkan oleh ukuran stomata daun, jumlah stomata per satuan luas daun.
D. Daya Serap Bersih CO