Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Daun berasal dari 5 lima jenis tanaman yang tumbuh di Arboretum Studio
Arsitektur Lanskap kampus IPB Dramaga, Bogor yang terdiri dari daun muda, dewasa, dan tua.
Adapun kriteria yang menjadi acuan pemilihan adalah sebagai berikut : 1.
Pohon yang dipilih merupakan pohon yang biasa ditanam untuk hutan kota.
2. Pohon yang dipilih memiliki nilai keindahan estetika untuk ditanam di
daerah perkotaan. 3.
Pohon yang tergolong bukan jenis yang menggugurkan daunnya, karena dengan jenis yang menggugurkan daunnya pada saat musim kemarau
pohon akan meranggas, maka pada saat itu pohon tidak dapat memberikan efek peneduhan.
4. Pohon yang ditanam pada suatu lokasi lahan yang memiliki kondisi iklim
dan tanah yang sama serta umur yang relatif sama ± 2 tahun. 2. Pereaksi Cu Keterangan selengkapnya dapat dilihat halaman 15
3. Pereaksi Nelson Keterangan selengkapnya dapat dilihat halaman 16 4. Pereaksi karbohidrat Keterangan selengkapnya dapat dilihat halaman 16
5. Phenol merah Tabel 4. Jenis Tanaman Hutan Kota yang Diteliti
No Jenis Tanaman
Famili Nama Ilmiah
Nama Lokal 1
Filicium decipiens Krey payung
Sapindaceae 2
Garcinia mangostana Manggis hutan
Clusiaceae 3
Gnetum gnemon Melinjo Gnetaceae
4 Manilkara kauki
Sawo kecik Sapotaceae
5 Cassia fistula
Trengguli Caesalpiniaceae
C. Metode Pengambilan Data C.I. Data Primer
C.I.1. Pengukuran daya serap CO
2
Pengukuran daya serap CO
2
dalam penelitian ini menggunakan metode karbohidrat. Pengukuran ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan 5 lima jenis tanaman dalam menyerap CO
2
di sekitarnya. Fotosintesis yang terjadi pada tanaman-tanaman tersebut diusahakan dipengaruhi
oleh faktor lingkungan yang sama. Dalam penelitian ini, letak pohon yang diambil daunnya untuk dipakai
sebagai contoh, tumbuh pada satu lahan yang kompak, jarak antar pohon tidak terlalu jauh sehingga faktor lingkungan berupa hara mineral dan air yang
berpengaruh pada fotosintesis diperkirakan sama. Faktor yang menjadi pertimbangan lain adalah jumlah koleksi dan penampakan fisiologis tanaman.
Tahap selanjutnya adalah pemilihan dan penentuan 5 lima jenis tanaman yang memiliki penampilan sehat, tidak dalam kondisi tertekan dan tidak
terserang hama penyakit. Beberapa helai daun dipilih dari masing-masing jenis tanaman yang akan menjadi sampel penelitian. Pemilihan daun dilakukan pada
masing-masing 3 tiga tingkatan umur yaitu daun muda, dewasa dan tua. Sampel daun yang diambil direndam di dalam alkohol 70 untuk menjaga tidak terjadi
fiksasi pada saat pengangkutan sampel sampai ke laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan 3 tiga tahap yaitu pada pukul 05.00 WIB, pukul 08.00 WIB,
dan pukul 12.00 WIB dengan jumlah 10 sampel setiap tahap dua kali ulangan masing-masing lima jenis. Ketiga tahap waktu ini dilakukan dengan tujuan agar
mewakili proses penyerapan karbon dioksida fotosintesis dan respirasi sampai intensitas cahaya maksimum. Total sampel 30 buah dengan keterangan bahwa
setiap sampel berisi campuran daun muda, dewasa dan tua dengan proporsi jumlah daun yang sama.
Metode yang dipergunakan untuk mengukur kandungan karbohidrat pada daun tanaman dapat dilihat sebagai berikut:
Pereaksi yang diperlukan terdiri dari 3 tiga macam. Berikut ini akan dijelaskan proses pada masing-masing pereaksi:
1. Pereaksi Cu : Cu Reagent
12 g K Na Tartrat, 24 g Na
2
O
3
, 2 g CuSO
4
, 20 ml H
2
O 10 Cu, serta 16 g NaHCO
3
ditimbang lalu 180 g Na
2
SO
4
dilarutkan dengan air panas dan didinginkan. Larutan K Na Tartrat, Na
2
O
3,
CuSO
4,
H
2
O, NaHCO
3,
Na
2
SO
4
dicampur setelah dingin. Campuran ini selanjutnya disebut sebagai pereaksi Cu. Diamkan 2 hari di tempat gelap atau botol gelap.
2. Pereaksi Nelson
25 g Amonium molibdat dalam 450 ml H
2
O dilarutkan dan ditambahkan dengan 21 ml H
2
SO
4
pekat. 3 g Amonium hidrogen arsenat dilarutkan dalam 25 ml H
2
O dan dicampur dengan larutan Amonium molibdat, H
2
O, H
2
SO
4
pekat, Amonium hidrogen arsenat. Campuran ini selanjutnya disebut sebagai pereaksi Nelson.
3. Pereaksi Total karbohidrat terdiri dari :
A. 0,7 N HCl
B. 1 N NaOH
C. 5 ZnSO
4
: 5 g ZnSO
4
.7H
2
O dilarutkan dalam 100 ml D.
0,3 N BaOH
2
: 5 g BaOH
2
.8H
2
O dilarutkan dalam 100 ml air
Prosedur Pengukuran Daya Serap CO
2
menggunakan metode karbohidrat adalah sebagai berikut:
1. Sampel daun 20 g ditimbang dan dihancurkan dengan cara menggerus
menggunakan mortar pada cawan porselin sampai halus. Sampel daun yang halus dikeringkan dalam oven pada suhu ± 105°C selama 48 jam 36 jam
terlebih dahulu, lalu dilanjutkan 12 jam kemudian untuk mendapatkan bobot kering mutlak.
2. 200 mg sampel daun yang sudah kering ditimbang dan ditambahkan dengan
20 ml HCl 0,7 N. 3.
Hidrolisis : selama 2,5 jam dalam penangas air lalu disaring dalam labu ukur 100 ml.
4. Larutan dinetralkan dengan NaOH 1N setelah diberikan phenol merah terjadi
perubahan larutan dari berwarna biru dan setelah titrasi berubah menjadi warna merah muda.
5. 5 ml ZnSO
4
5 dan 5 ml BaOH
2
0,3 N ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengendapkan protein dari sampel agar gugusan CHO yang
terjadi benar-benar karbohidrat. 6.
Larutan akuades ditambahkan sampai tanda tera 100 ml. 7.
Larutan disaring kembali dan diambil larutan yang sudah jernih super natan.
8. Pipet 1 ml larutan yang sudah jernih super natan dalam tabung kimia.
9. Deret standar karbohidrat 0, 5, 10, 15, 20, 25 ml dibuat.
10. Pereaksi Cu ditambahkan sebanyak 2 ml lalu dipanaskan dalam penangas air
selama 10 menit lalu didinginkan. 11.
Pereaksi Nelson ditambahkan dengan 20 ml H
2
O sampai tanda tera pada masing-masing deret standar lalu dikocok dan biarkan selama 20 menit.
12. Larutan diukur dengan spektrofotometer pada gelombang 500 µm.
13. Persentase karbohidrat dihitung dengan cara:
1000000 100
1 20
2 ,
100 ÷
× ×
× S
A
..........................................................................................
1 A:
Absorpsi karbohidrat
contoh S : rata-rata standar karbohidrat
2 ,
100 dan
1 20
merupakan faktor pengenceran
14. Massa karbohidrat dihitung dari persentase yang telah ditemukan.
........................ 2
Massa karbohidrat setara glukosa yang diperoleh dari metode karbohidrat dikonversikan ke massa karbon dioksida dari perbandingan mol
setelah disetarakan koefisien reaksinya berdasarkan persamaan reaksi fotosintesis: 6CO
2
+ 6H
2
O → C
6
H
12
O
6
+ 6O
2
15. Dari persamaan reaksi tersebut dapat dilihat 1satu mol glukosa C
6
H
12
O
6
setara dengan 6 enam mol karbon dioksida CO
2
. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
.............................. 3 Keterangan :
Ar C = 12; Ar H = 1; Ar O = 16 Mr C
6
H
12
O
6
= 6 x Ar C + 12 x Ar H + 6 x Ar O = 6 x 12 + 12 x 1 + 6 x 16 = 180
Mr CO
2
= Ar C + 2 x Ar O = 12 + 2 x 16 = 44
1. Mol C
6
H
12
O
6
= Massa C
6
H
12
O
6
: Mr C
6
H
12
O
6
2
.
Massa CO
2
= 6Mol C
6
H
12
O
6
x Mr CO
2
Persentase Karbohidrat x Bobot Basah daun
C.I.2. Penentuan jumlah daun per individu pohon
Penentuan jumlah daun pada satu individu pohon ini berpengaruh untuk mendapatkan nilai daya serap CO
2
per individu pohon. Berikut langkah-langkah penentuan jumlah daun per individu pohon :
- Jumlah cabang yang ada pada pohon dihitung.
- Cabang-cabang tersebut dikelompokkan menurut ukurannya.
- Kemudian dari masing-masing kelompok cabang dipilih satu sampel
cabang. -
Sampel terpilih dihitung jumlah daunnya -
Jumlah daun pada sampel dikalikan jumlah sampel pada kelompok sampel cabang tersebut.
- Kemudian, jumlah daun pada tiap kelompok cabang digabungkan
sehingga didapatkan data mengenai jumlah daun per individu pohon.
C.I.3. Pengukuran luas daun
Daun yang dijadikan sampel sebobot 20 gam bobot basah dalam analisis karbohidrat diukur luas totalnya. Pengukuran luas ini menggunakan Leaf
Area Meter tipe LI-3100 Area Meter buatan LI-COR inc. Lincoln, Nebraska USA.
Cara penggunaannya adalah: 1.
Tombol OnOff
ditekan sehingga alat menyala. 2. Lampu start dinyalakan agar daun yang dimasukkan ke dalam alat dapat
terpantau dengan jelas. 3. Alat dikalibrasikan dengan menekan tombol reset sampai di layar menunjukkan
nilai 0.000. 4. Daun dimasukkan di atas roller pemutar yang terbuat dari plastik.
5. Daun akan melewati pendeteksi luas daun dan secara otomatis luas daun tertera di layar.
Luas daun per pohon:
.........4 Luas Rata-Rata Daun per 20 g Bobot Basah Daun x
Σ Daun per Pohon Σ Daun per 20 g Bobot Basah Daun
C.I.4.
Pengukuran Stomata
Daun dan Ketebalan Relatif Daun C.I.4.a
Cara kerja pengukuran stomata adalah : 1. Memilih daun yang akan diamati.
2. Kuteks bening dioleskan pada permukaan daun searah dengan pertulangan daun.
3. Daun yang telah diolesi kuteks bening dipetik dan biarkan mengering serta disimpan di dalam plastik.
4. Selanjutnya kuteks bening yang telah mengering dikupas secara halus dengan menggunakan cutter.
5. Hasil kupasan diletakkan pada kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup cover glass.
6. Preparat diamati di bawah mikroskop binokuler pada perbesaran 10 x 10. Jumlah stomata rata-rata per milimeter persegi diperoleh melalui perhitungan
sebagai berikut : Diameter luas bidang pandang mikroskop pada perbesaran 10 x 10 adalah 0,25 mm, dengan menggunakan persamaan
π x r
2
maka luas bidang pandang mikroskop L adalah 0,049 mm
2
. Bila jumlah stomata adalah “A”, maka kerapatan stomata per milimeter persegi adalah 10,049 mm
2
x A. Untuk pengukuran jarak antar stomata dan ukuran stomata digunakan
micrometer yang diletakkan di dalam lensa okuler.
Luas stomata = 4
1 π
2 l
p +
2
.......................................................................... 5
C.I.4.b. Ketebalan Relatif Daun
Ketebalan Relatif = Bobot Basah Daun : Luas Daun…………………………6
Sumber : Dwijoseputro, 1980
C.I.5. Penentuan Kadar Air Tiap Jenis Daun
Penentuan Rata-Rata Kadar Air Tiap Jenis Daun
……………………………7 Bobot Basah – Bobot Kering Oven x 100
Bobot Kering Oven
C.II. Data Sekunder C.II.1. Pengukuran Suhu dan Kelembaban udara
Suhu dan kelembaban di lokasi penelitian didapatkan dari pusat data Badan Meteorologi dan Geofisika Bogor.
C.II.2. Pengukuran Radiasi intensitas cahaya di lokasi penelitian
Radiasi intensitas cahaya di lokasi penelitian didapatkan dari pusat data Badan Meteorologi dan Geofisika Bogor.
D. Analisis data