Keteguhan geser sejajar serat Keteguhan pukul

Tabel 12. Nilai Rata-rata Keteguhan Tekan Kayu Mangium Interaksi Sejajar Serat Kgcm 2 Interaksi Tegak Lurus Serat Kgcm 2 6A 277,37 a 6A 74,77 2A 297,28 a b 4A 81,39 4A 302,9 a b c 2A 86,79 5A 325,08 a b c 5A 86,9 4B 342,13 a b c d 3A 94,96 3A 351,62 a b c d 6B 99,36 1B 364,36 a b c d 1B 101,26 2B 377,39 b c d 1A 103,8 1A 384,33 b c d 2B 106,54 6B 390,91 c d 4B 108,61 5B 401,91 d 5B 109,56 3B 413,35 d 3B 119,92 Keterangan : Rataan dengan kode huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata. A : Martapura B : Parung Panjang 1 : Claudia River, QLD 2 : Lake Muray, PNG 3 : Kuru, PNG 4 : Wipin, PNG 5 : Rini, PNG 6 : Kiriwo, PNG Hasil analisis keragaman yang tercantum di Tabel 9 bahwa faktor tempat tumbuh Martapura dan Parung Panjang berbeda nyata untuk keteguhan tekan sejajar serat dan tegak lurus serat, sedangkan untuk faktor antar provenans dan interaksi antara provenans dan tempat tumbuh tidak beda nyata. Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai rataan terbesar untuk keteguhan tekan sejajar serat ialah Kuru-Parung Panjang yaitu 413,35 Kgcm 2 dan nilai terkecil pada Kiriwo- Martapura dengan nilai 277,37 Kgcm 2 begitu juga dengan nilai tertinggi untuk keteguhan tekan tegak lurus serat ialah Kuru di Parung Panjang yaitu 119,92 Kgcm 2 dan terkecil ialah Kiriwo-Martapura dengan nilai 74,77 Kgcm 2 . Secara keseluruhan nilai rata-rata dari keteguhan tekan sejajar serat dan tegak lurus serat dari ke dua tempat tumbuh didapat bahwa keteguhan tekan tegak lurus serat lebih tinggi dibandingkan dengan keteguhan tekan tegak lurus serat dan juga provenans yang ditanam di Parung Panjang lebih memiliki keteguhan tekan yang tinggi dibandingkan provenans yang ditanam di Martapura.

4. Keteguhan geser sejajar serat

Keteguhan geser merupakan kekuatan kayu untuk menahan beban yang berusaha menggeser satu bagian dengan bagian lainnya pada sepotong kayu Pergeseran antar bagian kayu dapat terjadi sejajar atau tegak lurus serat. Keteguhan geser tegak lurus serat 3-4 kali lebih besar dari keteguhan geser sejajar serat Tsoumis, 1991. Tabel 13. Nilai Rata-rata Keteguhan Geser Sejajar Serat Hasil Uji Duncan Interaksi Keteguhan Geser Sejajar Serat Bidang Radial Kgcm 2 Interaksi Keteguhan Geser Sejajar Serat Bidang Tangensial Kgcm 2 6A 47,49 a 1B 56,13 a 2B 48,17 a 6A 56,18 a 4A 49,62 a b 2B 57,44 a 1B 49,83 a b c 6B 59,17 a b 6B 49,86 a b c 4A 59,27 a b 4B 55,18 a b c d 5A 61,73 a b 5A 58,9 a b c d 5B 64,72 a b 5B 59,9 a b c d 2A 65,72 a b c 3B 63,04 b c d 4B 71,41 a b c 3A 63,87 c d 3A 72,01 b c 2A 67,22 d 3B 74,38 b c 1A 84,43 e 1A 87,24 c Keterangan : Rataan dengan kode huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata. A : Martapura B : Parung Panjang 1 : Claudia River, QLD 2 : Lake Muray, PNG 3 : Kuru, PNG 4 : Wipin, PNG 5 : Rini, PNG 6 : Kiriwo, PNG Hasil analisis keragaman terhadap rata-rata nilai keteguhan geser sejajar serat pada Tabel 9 didapat bahwa keteguhan geser pada bidang radial faktor tempat tumbuh, faktor provenans dan interaksi anatara keduanya bersifat beda nyata yaitu semua faktor saling berhubungan dan saling mempengaruhi, nilai keteguhan geser pada bidang radial yang terbesar didapat oleh provenans Claudia River-Martapura dengan nilai 84,43 Kgcm 2 dan yang terkecil ialah Kiriwo- Martapura yaitu 47,49 Kgcm 2 sedangkan keteguhan geser pada bidang tangensial nilai terbesar didapat oleh Claudia River-Martapura dengan nilai 87,24 Kgcm 2 dan yang terkecil ialah Claudia River-Parung Panjang 56,13 Kgcm 2 . Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa keteguhan geser pada arah radial lebih besar di bandingkan dengan keteguhan geser pada bidang tangensial dan juga nilai keteguhan geser provenans yang berada di Martapura lebih tinggi dibandingkan dengan provenans yang berada di Parung Panjang.

5. Keteguhan pukul

Keteguhan pukul adalah ukuran kemampuan kayu untuk menahan pukulan sampai kayu mengalami kerusakan, keuletan berhubungan dengan kekuatan kayu terhadap beban statis atau beban yang diaplikasikan secara perlahan-lahan. Energi yang diserap oleh kayu lebih tinggi pada beban tiba-tiba dibandingkan dengan beban statis. Tsoumist, 1991. Keteguhan pukul yang diukur pada penelitian ini ialah keteguhan pukul pada bidang radial dan tangensial, pada Lampiran 16 hasil analisis keragaman terhadap keteguhan pukul didapatkan hasil bahwa keteguhan pukul bidang radial tidak berbeda nyata maka tidak diperlukan uji lanjut Duncan. Tabel 14. Nilai Rata-rata Keteguhan Pukul Kayu Mangium Interaksi Keteguhan Pukul Bidang Radial Kgmdm 3 Interaksi Keteguhan Pukul Bidang Tangensial Kgmdm 3 4A 13,22 4A 12,86 a 6A 18,75 6A 15,39 a b 2A 19,52 5A 21,17 a b c 2B 19,9 2A 21,4 a b c 1B 21,97 2B 22,72 b c 6B 22,02 4B 23,08 b c 5A 22,09 1B 25 c 1A 22,45 5B 26,51 c 4B 22,9 3B 26,68 c 3B 23,24 1A 27,11 c 5B 2,427 6B 27,2 c 3A 30,9 3A 27,77 c Keterangan : Rataan dengan kode huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata. A : Martapura B : Parung Panjang 1 : Claudia River, QLD 2 : Lake Muray, PNG 3 : Kuru, PNG 4 : Wipin, PNG 5 : Kini, PNG 6 : Kiriwo, PNG Hasil analisis keragaman terhadap rata-rata nilai keteguhan pukul yang tercantum pada Tabel 9 bahwa keteguhan pukul pada bidang radial semua faktor yaitu tempat tumbuh, provenans, dan interaksi antara tempat tumbuh dan provenans tidak berbeda nyata atau setiap faktor tidak berhubungan dan saling mempengaruhi nilai tertinggi keteguhan pukul pada bidang radial ialah Kuru- Martapura yaitu 30,90 Kgmdm 3 dan terkecil didapat oleh Wipin-Martapura dengan nilai 13,33 Kgmdm 3 sedangkan keteguhan pukul pada bidang tangensial nilai keteguhan pukul terbesar ialah Kuru-Martapura dengan nilai 27,77 Kgmdm 3 dan nilai terkecil ialah Wipin-Martapura yaitu 12,86 Kgmdm 3 . Dari hasil rata-rata didapat bahwa keteguhan pukul pada bidang tangensial lebih tinggi dibandingkan keteguhan pukul pada bidang radial dan juga porvenans yang ditanam di Parung Panjang memiliki keteguhan pukul yang lebih tinggi dibanding provenans yang ditanam di Martapura.

6. Keteguhan belah