Keteguhan belah Sifat Mekanis

dengan nilai 13,33 Kgmdm 3 sedangkan keteguhan pukul pada bidang tangensial nilai keteguhan pukul terbesar ialah Kuru-Martapura dengan nilai 27,77 Kgmdm 3 dan nilai terkecil ialah Wipin-Martapura yaitu 12,86 Kgmdm 3 . Dari hasil rata-rata didapat bahwa keteguhan pukul pada bidang tangensial lebih tinggi dibandingkan keteguhan pukul pada bidang radial dan juga porvenans yang ditanam di Parung Panjang memiliki keteguhan pukul yang lebih tinggi dibanding provenans yang ditanam di Martapura.

6. Keteguhan belah

Menurut Tsoumis 1991 keteguhan belah ialah ketahanan kayu terhadap beban yang berusaha memisahkan antara bagian kayu yang satu dengan bagian lainnya. Kayu memiliki kekuatan belah yang rendah pada arah longitudinal sehingga menguntungkan untuk penggunaan tertentu seperti untuk kayu bakar. Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari arah radial daripada arah tangensial. Keteguhan belah yang diukur pada penelitian ini ialah keteguhan belah pada bidang radial dan tangensial, pada Lampiran 18 hasil analisis keragaman menunjukan bahwa keteguhan belah bidang tangensial tidak berbeda nyata dan tidak perlu di uji lanjut. Tabel 15. Nilai Rata-rata Keteguhan Belah Kayu Mangium Interaksi Keteguhan Belah Bidang Radial Kgcm Interaksi Keteguhan Belah Bidang Tangensial Kgcm 4A 14,38 a 6A 16,02 5A 14,6 a 4A 17,99 6A 15,06 a 5A 19,5 6B 17,06 a b 1A 19,77 1A 18,66 a b c 6B 20,29 3A 19,74 b c 2B 22,21 2B 19,91 b c 2A 23,38 3B 20,13 b c 1B 23,53 5B 20,57 b c 4B 23,82 4B 21,61 c 3B 23,86 2A 23,09 c d 5B 23,98 1B 27,01 d 3A 25,44 Keterangan : Rataan dengan kode huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata. A : Martapura B : Parung Panjang 1 : Claudia River, QLD 2 : Lake Muray, PNG 3 : Kuru, PNG 4 : Wipin, PNG 5 : Rini, PNG 6 : Kiriwo, PNG Hasil analisis keragaman terhadap nilai rata-rata keteguhan belah kayu yang tercantum pada Tabel 9 untuk keteguhan belah pada bidang radial didapat bahwa faktor tempat tumbuh, provenans dan interaksi antara keduanya bersifat berbeda nyata dimana semua faktor saling mempengaruhi. Nilai rata-rata keteguhan belah pada bidang radial yang terbesar didapat oleh Claudia River- Parung Panjang dan terkecil ialah Wipin-Martapura dengan nilai 14,38 Kgcm sedangkan untuk keteguhan belah pada bidang tangensial hanya faktor tempat tumbuh yang beda nyata dan faktor provenans dan interaksi antara tempat tumbuh tidak berbeda nyata, nilai rata-rata keteguhan belah yang tertinggi pada bidang tangensial didapat oleh Kuru-Martapura dengan nilai 25,44 Kgcm dan yang terkecil ialah Kiriwo-Martapura yaitu 16,02 Kgcm. Dari keseluruhan rata-rata keteguhan belah dapat disimpulkan bahwa keteguhan belah pada bidang tangensial lebih tinggi dibandingkan dengan keteguhan belah pada arah radial dan juga provenans yang ditanam di Parung Panjang lebih memiliki keteguhan belah yang lebih tinggi dibandingkan dengan provenans yang ditanam di Martapura.

7. Kekerasan