Kadar air Analisis Data

1. Kadar air

Kayu merupakan bahan yang higroskopis sehingga memiliki daya tarik terhadap air, baik air dalam bentuk uap atau cairan. Kadar air dipengaruhi oleh jenis kayu, suhu dan kelembaban udara disekitarnya. Semua sifat kayu sangat dipengaruhi oleh perubahan kadar air kayu. Kandungan kadar air kayu didalam satu batang kayu dipengaruhi oleh variasi secara vertikal pada batang kayu serta pergerakan air dalam kayu Tsoumis, 1991. Setelah dilakukan analisis keragaman yang dicantumkan pada Tabel 5 diketahui bahwa pengaruh tempat tumbuh, interaksi antara tempat tumbuh dan provenan menunjukkan berbeda nyata significance sehingga harus dilakukan uji lanjut yaitu uji Duncan, kerena faktor tempat hanya terdiri atas 2 taraf Martapura dan Parung Panjang maka tidak perlu diuji lanjut. Untuk melihat pengaruh interaksi jenis dengan tempat tumbuh dilakukan uji ANOVA satu arah untuk kombinasi masing-masing faktor 12 perlakuan dengan hasil tercantum di Lampiran 7 bahwa kadar air basah dan kadar air kering udara berbeda nyata yang kemudian dilakukan uji Duncan untuk melihat pengaruh masing-masing taraf interaksi. Tabel 6. Nilai Rata-rata Kadar Air Berdasarkan Interaksi dengan Tempat Tumbuh Interaksi KA basah Interaksi KA kering udara 3A 41,13 a 2A 10,72 a 2A 46,18 a b 1A 11,98 b 4A 51,74 b c 3A 12,04 b 6A 51,86 b c 6A 13,91 c 5B 52,05 b c 5A 15,05 d 5A 52,11 b c 4A 15,11 d 1A 52,41 b c 5B 16,16 e 1B 57,43 c d 6B 16,94 e f 6B 62,43 d e 3B 17,05 e f 2B 69,65 f g 4B 17,08 e f 4B 71,78 g 1B 17,15 e f 3B 76,11 g 2B 17,41 f Keterangan : Rataan dengan kode huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata A : Martapura B : Parung Panjang 1 : Claudia River, QLD 2 : Lake Muray, PNG 3 : Kuru, PNG 4 : Wipin, PNG 5 : Rini, PNG 6 : Kiriwo, PNG Tabel interaksi antara tempat tumbuh dan jenis provenans diperoleh bahwa nilai kadar air basah dan kering udara berbeda nyata. Dengan kata lain kadar air basah dan kering udara dari beberapa provenans dan lokasi tempat tumbuh terdapat saling mempengaruhi. Pada Tabel 6 nilai kadar air basah terbesar ialah Kuru di Parung Panjang dengan nilai 76,11 dan nilai terkecil ialah Kuru- Martapura dengan nilai 41,13 Sedangkan untuk kadar air kering udara nilai rata-rata kadar air terbesar ialah Lake Muray-Parung Panjang dengan nilai 17,41 dan terkecil ialah Lake Muray-Martapura dengan nilai 10,72 . Hal ini diduga karena lokasi geografis, tingkat kerapatan penyebaran pohon crown class dan tingkat kesuburan suatu lokasi, khususnya yang berhubungan dengan kandungan air tanah telah diketahui turut mempengaruhi beberapa sifat fisis kayu Tim Peneliti Puslitbang Hutan Bogor, 1993 didukung oleh curah hujan di Parung Panjang yang lebih tinggi yaitu 3000 mmtahun dibandingkan dengan curah hujan di Martapura yaitu 2800 mmtahun yang menyebabkan kadar air basah di Parung Panjang lebih tinggi dibadingkan dengan kadar air basah di Martapura sedangkan untuk tingginya kadar air kering udara di Parung Panjang dibadingkan dengan kadar air kering udara di Martapura karena BJ kayu pada Provenans dari Parung Panjang lebih tinggi, apabila BJ tinggi maka proporsi dinding sel pada kayu juga tinggi sehingga mampu menyerap uap air yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu dengan BJ yang rendah karena sifat kayu yang higroskopis Pandit, 2002

2. Berat Jenis BJ