Tujuan Provenans Sifat fisis dan mekanis enam provenans mangium, Acacia mangium Willd. dari blok hutan Martapura, Sumatra Selatan dan BKPH Parung Panjang, Jawa Barat

menanggulanginya maka perlu dilakukan uji provenasi guna memilih sumber benih yang paling produktif sebelum dikembangkan sebagai tanaman komersial yang nantinya akan menghasilkan kayu dengan sifat fisis dan mekanis yang baik. Sampai sekarang, masih banyak keraguan dalam pengembangan mangium mengingat bahwa kayu mangium memiliki berbagai kelemahan disamping keunggulannya, dan juga bahwa pengkajian atas sifat dan manfaat kayunya yang belum banyak dilakukan. Salah satu karakteristik mangium yang perlu mendapat perhatian diantaranya ialah sifat fisis dan mekanis kayu. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sifat fisis mekanis kayu mangium beberapa provenans sehingga membuka pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya atau yang dapat disimak dari pengalaman ahli yang menekuni sifat dan pemanfaatan kayu mangium yang dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam penggunaan kayu mangium untuk berbagai keperluan seperti bahan konstruksi bangunan, furniture, kayu pertukangan dan lain-lain.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk : a. Mengetahui sifat fisis dan mekanis kayu Acacia mangium dari Martapura, Sumatra Selatan dan Parung Panjang, Jawa Barat. b. Membandingkan sifat fisis dan mekanis kayu Acacia mangium dari Martapura, Sumatra Selatan dan Parung Panjang, Jawa Barat.

C. Manfaat

Dengan mengetahui sifat fisis dan mekanis kayu mangium beberapa provenans dari dua tempat tumbuh diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan kayu mangium sebagai bahan baku industri sesuai sifatnya. Juga diketahui provenans dan tempat tumbuh yang baik sehingga mempermudah dalam pengembangan jenis pohon mangium dan hasil kayu yang sesuai peruntukannya. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterangan Umum Mangium

1. Pengenalan botanis

Acacia mangium merupakan salah satu jenis tanaman cepat tumbuh fast growing species dan mudah tumbuh adaptive pada kondisi lahan yang tidak subur tingkat kesuburannya. Riap diameter dapat mencapai 2,5-3,5 cmtahun, tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang tinggi, dapat tumbuh pada lahan yang marginal dengan PH rendah, tanah berbatu serta tanah yang telah mengalami erosi. Mangium juga termasuk jenis yang sesuai ditanam di daerah terbuka, kayunya dapat dimanfaatkan sebagai penghara pulp dan kertas serta meubel dan flooring. Karena kelebihan yang dimilikinya tersebut jenis ini banyak digunakan dalam kegiatan HTI, rehabilitasi hutan dan lahan Indonesia Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Hutan, 2003. Klasifikasi secara lengkap Acacia mangium Willd. menurut National Research Council 1983 adalah sebagai berikut : Sub Kingdom : Embryophyta Phylum : Tracheophyta Sub Phylum : Pteropsida Class : Angiospermae Sub Class : Dycotyledone Family : Leguminoceae Sub Family : Mimosaidae Species : Acacia mangium. Willd Mangium ialah pohon yang besar, tingginya dapat mecapai 25-30 meter. Bebas cabang dapat lebih dari setengah tinggi pohon kadang-kadang silindris pada batang bawah dan diameter jarang lebih dari 50 cm dan bercabang banyak atau simpodial Khaerodin, 1994.

2. Persebaran dan tempat tumbuh

Acacia mangium Willd. tersebar secara alami dari Australia, Papua Nugini, Maluku Rokas, Kep. Aru dan Seram bagian barat, Papua bagian utara Semenajnung Vogelkop, Monokwari, Fak-fak, dan Papua bagian selatan Merauke, Erambu dan Muting. Tumbuh pada ketinggian antara 30-130 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan yang bervariasi antara 1000-4500 mm setiap tahun Leksono, 1996.

3. Sifat-sifat kayu

Ginoga 1997 dalam Malik 2003 menyatakan bahwa kayu mangium termasuk jenis kayu cepat tumbuh fast growing species yang mempunyai batas lingkaran tumbuh yang jelas pada bagian terasnya dengan lebar 1 – 2 cm. Hal ini mungkin disebabkan oleh pertumbuhannya yang cepat serta adanya kayu muda juvenile wood. Dengan demikian diduga lingkaran tumbuh pada kayu mangium tidak berkorelasi dengan kerapatan . Warna kayu teras dan gubal pada kayu mangium dapat dilihat jelas; bagian teras berwarna lebih gelap, sedangkan gubalnya berwarna putih dan lebih tipis. Warna kayu teras agak kecoklatan, hampir mendekati kayu jati, kadang-kadang mendekati warna jati gembol. Arah serat lurus sampai berpadu. Tabel 1. Tebal Gubal dan Teras Dolok Kayu Mangium Acacia mangium Willd. Pada Kondisi Basah Umur tahun Bagian dari Dolok Tebal gubal dan teras cm Bontos pangkal Bontos ujung Gubal Teras Gubal Teras 10 A B C 4,3 4,7 4,0 19,3 14,6 15,0 4,2 4,2 4,2 15,1 14,8 14,1 9 A B C 5,5 4,3 4,2 18,5 16,7 14,5 4,0 3,8 3,5 17,0 15,2 14,2 Sumber Ginoga 1997 dalam Malik 2003 Keterangan: A : Dolok pangkal B : Dolok tenggah C : Dolok ujung Tebal kayu gubal dan teras berpengaruh terhadap kekuatan kayu. Tabel 1 memperlihatkan hasil pengamatan Ginoga 1997 dalam Malik 2003 terhadap dolok kayu mangium yang berasal dari Benakat, Sumatera Selatan. Tabel tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa makin tinggi umur kayu maka bagian kayu terasnya makin tebal. Sifat fisis-mekanis yang umum dijadikan dasar dalam penggunaan kayu adalah berat jenis BJ, kadar air KA dan keteguhan lentur statis MOE MOR. Sifat-sifat tersebut untuk kayu dengan kelas umur II-IV ditampilkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Berat Jenis dan Kadar Air Kayu Mangium Acacia mangium Willd. Menurut Umur Tanaman Umur tahun BJ basah BJ ku BJ ko KA Rata2 S Kisaran Rata2 S Kisaran Rata2 S Kisaran Basah Ku 10 0,95 0,132 0,92- 0,98 0,52 0,087 0,50- 0,54 0,42 0,065 0,41-0,44 125,4 18,0 9 0,90 0,162 0,86- 0,93 0,51 0,092 0,49- 0,53 0,42 0,080 0,40-0,44 112,9 16,4 7 0,84 0,163 0,80- 0,92 0,50 0,072 0,49- 0,52 0,41 0,061 0,40-0,43 98,6 18,0 5 0,86 0,165 0,82- 0,90 0,49 0,059 0,48- 0,51 0,41 0,048 0,40-0,42 111,1 17,6 4 0,79 0,167 0,75- 0,82 0,47 0,048 0,46- 0,48 0,38 0,40 0,37-0,39 99,9 18,8 Sumber Ginoga 1997 dalam Malik 2003 Keterangan: S = Simpangan baku; ku = Kering udara; ko = kering oven . Secara statistik berat jenis kayu pada umur yang berbeda tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata. Menurut hasil penelitian Ginoga 1997 dalam Malik 2003 berdasarkan berat jenis, keteguhan lentur statis dan tekan sejajar arah serat, maka kayu mangium termasuk kelas kuat II – III.

B. Provenans

Provenans ialah sumber asal dari biji atau benih. Sumber biji ialah tempat dimana biji dikumpulkan. Untuk memilih provenans yang sesuai dapat ditunjukkan dengan mempelajari gen ekologis jenis yang bersangkutan secara cermat, disamping menentukan pola keragaman genetik dalam hubungannya dengan lingkungan. Zobel and Jackson 1995 menyatakan bahwa sifat kayu sangat berhubungan dengan provenans atau sumber benih. Hubungan tersebut sangat komplek dan sedikit rumit. Hubungan yang kuat seringkali tidak ditemukan secara kasat mata tetapi seringkali sumber benih menjadi suatu hal yang penting dalam menentukan sifat dari kayu tersebut. Salah satu sifat kayu yang berhubungan dengan sumber asal benih ialah berat jenis. Secara umum hubungan antara sifat kayu dengan sumber asal benih ialah sebagai berikut : 1. Kayu yang berasal dari berbagai provenans yang tumbuh di lingkungan yang kurang baik cenderung memiliki sifat yang seragam, dibanding jika tumbuh di lingkungan yang lebih baik. 2. Pertumbuhan Pinus cortora, Abies sp, Picea sp, dan jenis-jenis pinus daerah tropis dipengaruhi oleh sumber asal benih. Sebagian besar kayu daun lebar tidak dipengaruhi oleh sumber biji, kecuali Eucalyptus. 3. Untuk mengetahui sifat-sifat kayu yang dihasilkan dari suatu provenans yang ditanam dalam suatu lingkungan yang berbeda adalah dengan cara menanam jenis-jenis kayu tersebut dalam lingkungan berbeda pula. Adapun jenis-jenis yang digunakan dalam penelitian ini sumber benihnya berasal dari Papua Nugini PNG dan Quensland, Australia QLD yaitu : 1. Claudia River, QLD - 17946 2. Lake Muray, PNG - 18207 3. Kuru, PNG - 18057 4. Wipin District, PNG - 18216 5. Rini WP, PNG - 16938 6. Kiriwo Scrisa, PNG - 18209

C. Sifat Fisis Kayu