11
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
A kontrol +, B kontrol -, C probiotik, D prebiotik, dan E sinbiotik
Gambar 3. Kelangsungan hidup udang vaname setelah diinfeksi dengan Vibrio harveyi
Berdasarkan hasil pengamatan pasca uji tantang bakteri patogen V. harveyi, diketahui bahwa perlakuan C probiotik dan perlakuan E sinbiotik
menghasilkan kelangsungan hidup yang sama tinggi yaitu sebesar 83,33. Perlakuan B kontrol - menghasilkan kelangsungan hidup sebesar 70 dan
perlakuan D prebiotik sebesar 51,67, sedangkan perlakuan A kontrol + menghasilkan kelangsungan hidup terendah yaitu sebesar 31,67. Berdasarkan
hasil uji lanjut dengan uji Tukey diketahui bahwa perlakuan B, C, D, dan E berbeda nyata dengan perlakuan A. Namun perlakuan B tidak berbeda nyata
dengan perlakuan C, D, dan E Lampiran 3.
3.1.2 Pertumbuhan
Pengaruh pemberian probiotik, prebiotik, dan sinbiotik melalui pakan terhadap laju pertumbuhan harian udang vaname dapat dilihat pada Gambar 4.
Selama masa pemeliharaan laju pertumbuhan harian udang vaname tertinggi dihasilkan oleh perlakuan D 6,1, diikuti oleh perlakuan E 5,89, perlakuan
C 5,02, perlakuan A 3,53, dan perlakuan B 3,25. Hasil uji lanjut dengan menggunakan uji Tukey diketahui bahwa perlakuan C, D, dan E tidak
berbeda nyata, namun berbeda nyata dengan perlakuan A dan B Lampiran 4.
31.67 70
83.33 51.67
83.33
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
A B
C D
E
Kel a
ng s
un ga
n Hidu
p
Perlakuan
a bc
c b
c
12
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
A kontrol +, B kontrol -, C probiotik, D prebiotik, dan E sinbiotik
Gambar 4. Pertumbuhan harian udang vaname selama 30 hari pemeliharaan
3.1.3 Konversi Pakan
Pengaruh pemberian probiotik, prebiotik, dan sinbiotik melalui pakan terhadap konversi pakan dapat dilihat pada Gambar 5. Selama masa pemeliharaan,
perlakuan E 1,21 memiliki nilai konversi pakan yang paling baik, diikuti perlakuan D 1,26, perlakuan C 1,43, perlakuan A 2,18, dan perlakuan B
2,26. Hasil uji lanjut dengan menggunakan uji Tukey diketahui bahwa perlakuan D tidak berbeda nyata dengan perlakuan E, namun berbeda nyata dengan
perlakuan A, B, dan C Lampiran 5.
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
A kontrol +, B kontrol -, C probiotik, D prebiotik, dan E sinbiotik
Gambar 5. Konversi pakan udang vaname selama 30 hari pemeliharaan
3.53 3.25
5.02 6.1
5.89
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
8.00
A B
C D
E
La ju
Pe rtum
bu ha
n Haria
n
Perlakuan
a b
a b
b
2.18 2.26
1.43 1.26
1.21
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
A B
C D
E
Konv e
rsi Pa
k a
n
Perlakuan
a a
b c
c
13
Media SWC + Pati Media SWC + Susu
3.1.4 Aktivitas Amilolitik dan Proteolitik Bakteri Probiotik SKT-b
Hasil pengujian aktivitas amilolitik dan proteolitik pada bakteri probiotik SKT-b ditunjukkan pada Gambar 6 dan Tabel 2.
A B
Gambar 6. Zona bening hasil aktivitas amilolitik A dan proteolitik B Tabel 2. Diameter zona bening aktivitas amilolitik dan proteolitik
Perlakuan Diameter Zona Bening mm
Ulangan 1 Ulangan 2
Rata-rata
Amilolitik 20
25 22.5
Proteolitik 25
23 24
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa probiotik SKT-b dapat menghidrolisis sumber karbonnya, yang ditandai dengan adanya zona bening di
sekitar koloni SKT-b yang ditumbuhkan pada media agar yang ditambahkan pati amilolitik dan susu proteolitik. Zona bening tersebut menunjukkan bahwa
sumber karbon dalam pati dan susu sudah dihidrolisis dan dimanfaatkan sebagai sumber energi oleh mikroba.
3.1.5 Ketahanan Bakteri Probiotik SKT-b Terhadap Asam Lambung dan Garam Empedu