3
II. METODOLOGI
2.1 Pengujian In Vitro Bakteri Probiotik
Pada penelitian ini bakteri probiotik yang digunakan adalah isolat SKT-b yang telah diuji dapat menghambat pertumbuhan V. harveyi secara in vitro dan in
vivo serta telah diidentifikasi sebagai bakteri Vibrio alginolyticus Widanarni et al., 2003. Pengujian in vitro bakteri probiotik pada penelitian ini meliputi
aktivitas amilolitik, proteolitik, serta ketahanan terhadap asam lambung dan garam empedu karena probiotik akan diaplikasikan melalui pakan.
2.1.1 Pengujian Bakteri Probiotik SKT-b Terhadap Aktivitas Amilolitik
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya aktivitas amilolitik dari probiotik SKT-b. Tahapan pengujian bakteri probiotik SKT-b terhadap aktivitas
amilolitik menggunakan prosedur uji hidrolisis pati Aslamyah, 2006. Prosedur uji hidrolisis pati dilakukan dengan menumbuhkan SKT-b ke dalam SWC cair
Lampiran 1 yang sudah ditambah dengan pati tapioka 1. Kemudian diinkubasi dalam Water Bath Shaker selama 18 jam pada suhu 29-30
o
C dengan kecepatan 160 rpm. Setelah itu dicelupkan jarum inokulum hingga tercelup ¼ bagian ke
dalam kultur cair dan dititikkan ke dalam cawan petri yang berisi SWC agar + 2 pati tapioka dan diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Hidrolisis pati diukur
dengan memberikan beberapa tetes larutan lugol iodine hingga permukaan media agar tertutup. Jika terjadi proses hidrolisis pati, maka akan terlihat zona bening di
sekeliling koloni mikrob, sebaliknya bila tidak terjadi hidrolisis daerah sekitar koloni mikrob tetap berwarna biru kehitaman. Selanjutnya dilakukan pengukuran
diameter wilayah yang dihidrolisis.
2.1.2 Pengujian Bakteri Probiotik SKT-b Terhadap Aktivitas Proteolitik
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya aktivitas proteolitik dari probiotik SKT-b. Tahapan pengujian bakteri probiotik SKT-b terhadap aktivitas
proteolitik menggunakan prosedur uji hidrolisis kasein Aslamyah, 2006. Prosedur uji hidrolisis kasein dilakukan dengan menumbuhkan SKT-b ke dalam
SWC cair yang sudah ditambah dengan susu skim 1. Kemudian diinkubasi
4 dalam Water Bath Shaker selama 18 jam pada suhu 29-30
o
C dengan kecepatan 160 rpm. Setelah itu dicelupkan jarum inokulum hingga tercelup ¼ bagian ke
dalam kultur cair dan dititikkan ke dalam cawan petri yang berisi SWC agar + 2 susu skim dan diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Hidrolisis kasein diukur
dengan memberikan beberapa tetes larutan HCl 10 hingga permukaan media agar tertutup. Jika terjadi proses hidrolisis kasein terlihat daerah bening di
sekililing koloni mikrob, sebaliknya bila tidak terjadi hidrolisis daerah sekitar koloni mikrob berwarna keruh. Setelah itu diukur diameter wilayah yang
dihidrolisis.
2.1.3 Pengujian Ketahanan Bakteri Probiotik SKT-b Terhadap Asam Lambung dan Garam Empedu