Persiapan Wadah dan Hewan Uji Persiapan Pakan Uji

5 30 menit. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 55 o C selama 18 jam. Selanjutnya, digiling dan disaring dengan ayakan hingga tepung kukus ubi jalar varietas sukuh dapat terkumpul. Pada proses ekstraksi, sebanyak 10 gram tepung kukus ubi jalar varietas sukuh disuspensikan ke dalam 100 ml etanol 70 dan diaduk selama 3 hari dengan selang waktu 3 jam sekali menggunakan batang pengaduk pada suhu ruang. Setelah itu dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring steril. Kemudian disentrifuse dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit dan disaring kembali. Filtrat yang diperoleh dipekatkan menggunakan evaporator vakum pada suhu 40 o C. Hasil evaporator kemudian diencerkan dengan akuades steril menggunakan perhitungan total padatan terlarut TPT.

2.2.2 Pengukuran Total Padatan Terlarut

Pengukuran total padatan terlarut TPT bertujuan untuk melihat kepekatan padatan terlarut yang berguna pada pengujian in vivo. Pengujian TPT ini mengacu kepada metode Apriyantono et al. 1989. Cawan porselin dimasukkan ke dalam oven selama satu jam dengan suhu 100 o C, dimasukkan ke dalam desikator, dan ditimbang a gram. Setelah cawan porselin ditimbang, kemudian sebanyak 1 ml oligosakarida yang diekstraksi dari ubi jalar ditempatkan dalam cawan porselin tersebut, kemudian ditimbang b gram dan dimasukan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 100 o C. Setelah kering, cawan didinginkan dalam desikator selama 10 menit atau hingga berat cawan stabil, kemudian cawan tersebut ditimbang c gram. Total padatan terlarut dihitung dengan rumus: TPT= x 100 Hasil dari pemekatan ekstraksi ubi jalar tersebut selanjutnya akan diencerkan dengan menggunakan akuades steril hingga mencapai kadar TPT Total Padatan Terlarut sebesar 5 Marlis, 2008.

2.3 Pengujian Probiotik, Prebiotik, dan Sinbiotik Secara In Vivo

2.3.1 Persiapan Wadah dan Hewan Uji

Wadah yang digunakan dalam penelitian adalah 15 akuarium berukuran 60 cm x 30 cm x 35 cm. Akuarium sebelumnya dicuci dengan deterjen dan dikeringkan, kemudian didesinfeksi dengan kaporit 100 ppm selama 24 jam. 6 Setelah itu akuarium yang telah didesinfeksi dengan kaporit dibilas dengan air tawar hingga bersih, kemudian dimasukkan air laut sebanyak 40 liter pada masing-masing akuarium. Hewan uji yang digunakan adalah udang vaname PL post larva 20 benur yang berasal dari PT. Suri Tani Pemuka Carita, Pandeglang, Banten. Benur diadaptasi selama 15 hari dalam akuarium berukuran 60 cm x 30 cm x 35 cm dengan padat tebar 40 ekorakuarium dan volume 40 literakuarium yang dilengkapi dengan heater dan shelter sebagai tempat udang berlindung. Selama adaptasi udang diberi pakan komersil dengan kandungan protein 40 sebanyak 5 kali sehari. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyiponan dan pergantian air pada pagi hari sebanyak 10 dari total volume akuarium. Setelah masa adaptasi selesai, udang uji dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan menghilangkan sisa pakan dalam saluran pencernaan. Pemeliharaan udang dilakukan selama 30 hari untuk pengujian kelangsungan hidup dan kinerja pertumbuhan, sedangkan uji tantang menggunakan bakteri Vibrio harveyi dilakukan pada hari ke-31 dan selanjutnya diamati kelangsungan hidupnya hingga hari ke-39.

2.3.2 Persiapan Pakan Uji

Persiapan pakan uji meliputi tahap kultur bakteri, pemisahan sel bakteri, serta pencampuran pakan. Kultur bakteri probiotik SKT-b dilakukan pada media SWC agar miring selama 24 jam pada suhu ruang. Selanjutnya probiotik diinokulasikan ke dalam media SWC cair dan diinkubasi dalam Water Bath Shaker selama 18 jam pada suhu 29-30 o C dengan kecepatan 160 rpm. Pemanenan sel bakteri dilakukan dengan memindahkan suspensi bakteri ke dalam tabung Corning 25 ml kemudian disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 5000 rpm untuk memisahkan padatan sel bakteri dengan supernatan. Sel bakteri kemudian dicuci sebanyak 2 kali dengan larutan PBS 25 ml Lampiran 1, dihomogenisasi dengan vortex dan disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 5000 rpm dan supernatan dibuang. Setelah itu ditambahkan larutan PBS sebanyak 10 ml dan dihomogenisasi dengan vortex. Hasil dari vortex ini adalah probiotik yang akan dicampurkan ke dalam pakan. Dosis probiotik yang digunakan sebesar 7 1 Wang, 2007, dan prebiotik sebesar 2 dengan TPT 5 Mahious et al., 2006. Setelah itu ditambahkan kuning telur sebanyak 2 dari total campuran pakan yang berfungsi sebagai perekat Wang, 2007. Sebelum diberikan ke udang, pakan dikeringudarakan selama 10-15 menit untuk mengurangi kelembaban.

2.3.3 Pengujian Pakan Uji pada Udang Vaname

Dokumen yang terkait

PEMBERIAN PROBIOTIK MIGROSUPLEMEN DALAM PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN AKTIFITAS FAGOSITOSIS UDANG VANNAMEI ( Litopenaeus vannamei ) YANG DIINFEKSI DENGAN BAKTERI Vibrio sp

0 18 2

Penapisan Isolat Bakteri Penghambat Vibrio harveyi Pada Pemeliharaan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)

1 20 42

Efektivitas probiotik asal usus udang dalam menghambat pertumbuhan Vibrio harveyi pada larva udang vaname Litopenaeus vannamei

2 8 97

Pemberian prebiotik, probiotik, dan sinbiotik untuk pengendalian ko-infeksi bakteri Vibrio harveyi dan IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vanname

0 3 77

Kinerja Imunitas Udang Vaname Litopenaeus Vannamei Dalam Teknologi Bioflok dan Probiotik Terhadap Koinfeksi Infectious Myonecrosis Virus dan Vibrio harveyi

0 4 77

Efek Pemberian Mikrokapsul Sinbiotik dengan Frekuensi Berbeda terhadap Infeksi Vibrio harveyi pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

0 3 65

Kajian pemberian sinbiotik dengan dosis berbeda untuk pencegahan ko-infeksi infection myonecrosis virus dan vibrio harveyi pada udang vaname (Litopenaeus vannamei)

0 6 127

Pemberian Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda melalui Pakan untuk Pencegahan Vibriosis pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

0 7 45

Efek Pemberian Mikrokapsul Sinbiotik Dengan Dosis Berbeda Pada Udang Vaname Litopenaeus Vannamei Yang Diko Infeksi Wssv Dan Vibrio Harveyi

0 7 38

Seleksi Bakteri Probiotik Sebagai Stimulator Sistem Imun Pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei

0 3 58