23 µgmL dan tidak terlalu berbeda dengan ekstrak n-heksana 37,95 µgmL serta
proporsi yang relatif tinggi pada kayu kadar ekstrak 1,04, menjadikan ekstrak etil asetat kayu surian asal Kuningan terlarut etil asetat paling potensial untuk
investigasi lebih lanjut.
4.3. Analisis Komponen Kimia dengan Pyrolysis Gas Chromatography Mass
Spectrometry Pyr-GC-MS
Analisis komponen kimia menggunakan alat Pyr-GC-MS QP2010 Shimadzu. Alat ini bekerja pada suhu pirolisis 400°C selama 1 jam, dengan suhu
pyrolizer dan transfer tube 280°C, suhu injeksi 280°C, suhu detektor relatif, dan suhu awal kolom 50°C dengan peningkatan 15°C per menit sampai 280°C.
Analisis komponen kimia dilakukan pada ekstrak yang memiliki nilai LC
50
4.3.1. Senyawa-senyawa kimia dominan ekstrak etil asetat kayu surian asal Bogor
yang paling rendah pada masing-masing ekstrak. Analisis komponen kimia dengan pyr-GC-MS dilakukan pada 90 peak Lampiran 14 dan 15. Hasil analisis
pyr-GC-MS masih bersifat dugaan dan perlu penyelidikan lebih lanjut terhadap isolat senyawa murni dengan metode fourier transform infra red spektrometry
FTIR spectrometry dan nuclear magnetic resonance NMR untuk mengetahui kepastian senyawa yang dikandung ekstrak. Dari keseluruhan jenis senyawa hasil
analisis, senyawa-senyawa kimia dominan hasil analisis komponen kimia pada ekstrak yang paling aktif baik pada kayu surian maupun kayu surian asal
Kuningan ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4.
Hasil penelusuran pustaka terhadap senyawa-senyawa dominan dalam ekstrak etil asetat kayu surian asal Bogor Tabel 3, menunjukkan bahwa ekstrak
tersebut memiliki berbagai aktivitas biologis. Hal ini berbanding lurus dengan hasil uji bioaktivitas dengan BSLT Tabel 2 yang menunjukkan bahwa ekstrak
etil asetat kayu surian asal Bogor memiliki bioaktivitas tinggi.
24 Tabel 3 Senyawa dominan ekstrak etil asetat kayu surian asal Bogor berdasarkan
hasil Pyr-GC-MS
nama umum nama IUPAC
konsenterasi relatif
bioaktivitas Sumber
catechol 1,2-Benzenediol CAS Pyrocatechol
13,61 antikanker
Weyant et
al.2001 Dioctyl
phthalate 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis2-
ethylhexyl ester CAS Bis2- ethylhexyl
11,02 larvasida
Torane et al.
2011 levoglukosan
1,6-ANHYDRO-BETA-D- GLUCOPYRANOSE
6,87 -
- 3-
methylcatechol 1,2-Benzenediol, 3-methyl- CAS
3-Methylpyrocatechol 6,54
antivirus Birt et
al. 2009 linalool
geranyl linalool isomer 5,10
antioksidan Lung Ho
et al.2009
sitosterol stigmast-5-en-3-ol, oleat
3,75 analgesik
anti inflamasi
Raga et al. 2010
Δ 5-Ergostenol Ergost-5-en-3-ol, 3.beta.- CAS
.delta.5-Ergostenol 3,51
antialergi Kageya
ma et al.2010
β-springene diterpen
E,E-7,11,15-Trimethyl-3- methylene-hexadeca-1,6,10,14-
tetraene 3,33
analgesic antibakteri
Warda et al.
2009 palmitic acid
Hexadecanoic acid CAS Palmitic acid
3,14 inhibitor
mutasi Molena
ar et al. 1988
linoleic acid 9,12-Octadecadienoic acid Z,Z-
CAS Linoleic acid 2,82
antikanker Hou
2008
1
Isofraxidin Isofraxidin
2,15 antifatigue,
antistress, immuno-
accommod ating
effects Sun et
al.2007
- 1,6-ANHYDRO-BETA-D-
GLUCOFURANOSE 1,67
- -
α-Springene diterpen
E,E,E-3,7,11,15- Tetramethylhexadeca-1,3,6,10,14-
pentaene 1,45
analgesic antibakteri
Warda et al.
2009 cyclopropanecar
boxylic acid 2-2-METHYL-PROPENYL-
CYCLOPROPANECARBOXYLIC ACID 2-ISOPROPYL
1,40 antifungal
Guilbert Chung
1973 Ritodrine
Ritodrine 1,27
uterotonik Gruber
OBrien 2010
TOTAL 67,63
1
aktivitas antikanker ditemukan pada turunan linoleic acid
25 Senyawa kimia catechol atau catechin yang dominan terdapat pada
ekstrak etil asetat konenterasi relatif 13,61 merupakan kelompok fenolik. Penelitian Weyant et al. 2001 menunjukkan bahwa komponen catechol yang
diproduksi massal oleh pabrik kimia memiliki sifat antikanker pada sel kanker usus yang dibiakkan pada tikus uji. Bioaktivitas antikanker juga ditunjukkan oleh
komponen kimia turunan dari linoleic acid Hou 2008. Tidak menutup kemungkinan bahwa ekstrak etil asetat ekstrak kayu surian asal Bogor memiliki
sifat antikanker karena keberadaan catechol dalam fraksinya. Ekstrak etil asetat kayu surian asal Bogor memiliki komponen dioctyl
phtalate. Penelitian yang dilakukan Torane et al. 2011 mengisolasi komponen dioctyl phtalate dari ekstrak daun Ehretia laevis dan diujikan pada larva Aedes
aegypti. Hasilnya menunjukkan bahwa komponen dioctyl phtalate memiliki aktivitas biologis sebagai larvasida.
Komponen kimia levoglucosan konsenterasi relatif 6,87 dan 1,6- anhydro-beta-d-glucofuranose konsenterasi relatif 1,67 merupakan dua
komponen gula sederhana yang terbawa dalam proses pirolisis saat pengujian komponen kimia dengan pyr-GC-MS. Keduanya tidak memiliki peran bioaktivitas
tertentu menurut penelusuran pustaka. Ekstrak etil asetat kayu surian juga memiliki komponen 3-metylcatechol.
Penelitian Birt et al. 2009 menunjukkan bahwa komponen 3-metylcatechol yang diisolasi dari tanaman Hypericum perforatum dapat diturunkan menjadi senyawa
tetralin yang memiliki sifat antiviral atau antivirus terhadap biakan virus HIV-1. Komponen linalool yang dimiliki ekstrak etil asetat surian asal Bogor
memiliki bioaktivitas sebagai antioksidan. Isolasi dari minyak atsiri Cinnamomum camphora dan pengujian sifat antioksidan dari ekstrak linalool yang dilakukan
oleh Ho et al. 2009 menunjukkan fraksi ini memiliki sifat antioksidan. Komponen dominan ekstrak etil asetat lainnya, yaitu sitosterol, memiliki
bioaktivitas sebagai analgesik dan antiinflamasi. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Raga et al. 2010 yang mengujikan komponen terpenoid dan
sterol yang diekstrak dari Syzygium samarangense yang menunjukkan bioaktivitas sebagai analgesik dan antiinflamasi.
26 Terdapat dua komponen asam lemak yang ikut terlarut dalam etil asetat
pada penelitian ini, palmitic acid dan linoleic acid. Kajian terhadap aktivitas antikanker dari turunan linoleic acid telah dilakukan oleh Hou 2008. Sementara,
Molenaar et al. 1988 menunjukkan bahwa komponen kimia palmitic acid memiliki aktivitas sebagai inhibitor mutasi pada sel Saccaromyces cerevisae yang
diinfeksi mutagen YPT1. Penelusuran pustaka menunjukkan komponen α-springene konsenterasi
relatif 1,45 dan β-springene konsenterasi relatif 3,33 memiliki aktivitas biologis sebagai antibakteri dan analgesik. Keduanya diisolasi dari beberapa
tanaman Marrubium vulgare, Thymus pallidus, Lavandula stoechas and Eryngium ilicifolium dapat tergolong kelompok diterpena sehingga memiliki efek antibakteri
terhadap Streptococcus pneumoniae Warda et al. 2009. Gruber dan OBrien 2010 dalam hasil penelitiannya terhadap beberapa
tanaman yang memiliki sifat uterotonik menunjukkan bahwa komponen ritodrine terdapat pada beberapa ekstrak tanaman. Aktivitas uterotonik bekerja pada sel
rahim sehingga menstimulasi kontraksi sel rahim dan mempermudah proses kelahiran janin. Efek ini berperan besar terutama saat terjadi kelahiran prematur
pada manusia. Nilai pengujian bioaktivitas dengan BSLT pada ekstrak etil asetat kayu
surian tidak menunjukkan nilai LC
50
yang sangat kecil. Diduga ada kompenen kimia yang bersifat menjadi inhibitor reaksi dari aktivitas sitotoksik komponen
kimia lainnya. Diduga, senyawa isofraxidin menjadi inhibitor pengaruh aktivitas biologis terhadap larva udang. Sun et al. 2007 mengisolasi isofraxidin dari
ekstrak akar Acanthopanax senticosus dan diujikan pada hewan coba tikus memberikan efek relaksasi pada saraf tikus sehingga memberikan efek antifatigue
dan antistress. Tidak menutup kemungkinan efek dari isofraxidin juga dialami larva udang saat pengujian BSLT. Hal ini menunjukkan kecenderungan
komponen ini untuk menghambat reaksi aktivitas komponen kimia yang bersifat toksik pada larva udang saat uji bioaktivitas.
27
4.3.1. Senyawa-senyawa kimia dominan ekstrak n-heksana kayu surian asal Kuningan