Kadar ekstrak kayu Brine shrimp lethality test BSLT Analisis data

18 Gambar 3 Proses eksraksi maserasi bersinambung.

3.3.3. Pengujian

Pengujian yang dilakukan meliputi pengukuran kadar ekstrak dan brine shrimp lethality test BSLT.

a. Kadar ekstrak kayu

Ekstrak basah hasil pemekatan dengan vaccum rotary evaporator dari masing-masing jenis pelarut diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam wadah aluminium yang telah diketahui bobotnya. Ekstrak dan wadah ditimbang lalu dikeringkan pada suhu 103 ± 2 °C selama 12 jam. Selanjutnya wadah dan ekstrak kering ditimbang. Kandungan ekstraktif kayu dapat diketahui secara matematis dengan rumus kadar ekstrak sebagai berikut: Keterangan: W1 = Berat kering oven ekstrak kayu g W2 = Berat kering oven serbuk kayu yang digunakan g

b. Brine shrimp lethality test BSLT

Sebanyak 20 mg ekstrak kering dari masing-masing jenis pelarut dilarutkan pada 10 tetes dimetil sulfoksida DMSO dalam tabung reaksi. Selanjutnya, untuk membuat larutan 2000 µgml ditambahkan air laut hingga Serbuk kayu direndam dalam n-heksana 1:6 Ekstrak n- heksana Residu direndam dalam etil asetat 1:6 Ekstrak etil asetat residu direndam dalam metanol 1:6 Ekstrak metanol residu bebas ekstrak 19 mencapai 10 ml. Dari larutan ini, dibuat larutan 1000 µgml, 500 µgml, 100 µgml, dan 20 µgml Gambar 4. Selanjutnya, sebanyak 20 ekor larva A. Salina usia 2 hari dimasukkan ke dalam masing-masing larutan 1000 µgml, 500 µgml, 100 µgml, dan 20 µgml bersama air laut hingga volumenya mencapai 5 ml. Uji BSLT dilakukan dengan dua kali ulangan. Gambar 4 Prosedur persiapan larutan untuk brine shrimp lethality test.

3.4. Analisis data

Data mortalitas larva udang hasil uji BSLT dianalisis dengan metode analisis probit untuk mencari konsenterasi kematian lethality consentration pada tingkat 50 LC 50 dengan asumsi distribusi weibull dan selang kepercayaan 95. Pengolahan data menggunakan bantuan perangkat lunak Minitab 14 for Windows. 10 ml 2000 µgml 2,5 ml 2000 ppm+2,5 ml larva udang air laut 1000µgml x2 5 ml 2000 ppm+air laut 5 ml 1000µgml 2,5 ml 1000ppm+2,5 ml larva udangair laut500 µgml x2 2 ml 1000ppm+air laut 8 ml 200 µgml 2,5 ml 200ppm+2,5 ml larva udangair laut100 µgml x2 1 ml 200ppm+air laut 9 ml 20 µgml 2,5 ml 20ppm+2,5 ml larva udangair laut10 µgml x2 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kadar Zat Ekstraktif Kayu

Ekstraksi bersinambung bagian kayu teras surian menggunakan pelarut dari yang bersifat non polar hingga pelarut yang bersifat polar. Hasil penelitian Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak metanol kayu teras surian, masing-masing sebesar 0,38 dan 2,91, mendominasi komponen ekstraksi dalam masing- masing kayu. Hal ini menunjukkan bahwa ekstraktif polar cenderung mendominasi kayu teras surian dan surian asal Kuningan. Tabel 1 Kadar ekstrak rata-rata surian Pelarut 1 kadar ekstrak Surian Bogor Surian Kuningan n-heksana 0,18 0,29 etil asetat 0,25 1,04 Metanol 0,38 2,91 1 Dominansi ekstrak polar juga ditemukan oleh peneliti lainnya. Hasil penelitian Pisutthanan et al. 2004 menunjukkan bahwa kecenderungan dominasi ekstraktif bersifat polar pada kayu juga terdapat pada kayu lain. Ekstrak kayu mindi Melia azedarach terlarut metanol 90 memiliki persentase kadar ekstrak tertinggi dibandingkan ekstrak n-heksana kayu mindi. Demikian pula hasil penelitian Meilani 2006 menunjukkan bahwa dari total ekstrak aseton kayu surian, fraksi polar menjadi fraksi paling dominan. Berdasarkan 3 kali ulangan Di sisi lain, pada masing-masing ekstrak kayu surian, ekstrak n-heksana memiliki kadar yang terendah, masing-masing sebesar 0,18 dan 0,29. Keberadaan ekstraktif ataupun senyawa non polar cenderung paling sedikit dibandingkan senyawa ataupun fraksi semipolar dan polar Pisutthanan et al. 2004; Meilani 2006. Komponen lemak, minyak, lilin dan komponen lipofil

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 23 78

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Terhadap Larva (Artemia salina Leach) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

0 26 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica Blume) Terhadap Larva (Artemia salina Leach) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

0 4 58

Uji toksisitas akut ekstrak metanol buah phaleria macrocarpa (scheff) boerl terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)

1 12 70

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

Toxycity Of Extract And Fractions Of Puspa Bark (Schima Wallichii Korth) To Artemia Salina Leach.

0 1 5

Uji Fototoksisitas Senyawa Rutin Terhadap Larva Artemia Salina Leach - Ubaya Repository

0 0 1