16
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan selama 3 bulan Mei – Juli 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah serbuk kayu teras surian dan surian asal Kuningan ukuran 40 – 60 mesh sebanyak 1 kg, pelarut
organik teknis n-heksana, etil asetat, dan metanol, larutan dimetil sulfoksida DMSO, air laut, dan larva udang A. salina.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu mesin serbuk, alat saring bertingkat, alat suling, toples ukuran 10 L, sudip kaca, sudip aluminium, kertas
saring, kain saring, corong, botol kaca gelap, vaccum rotary evaporator, oven, wadah aluminium, wadah kaca, tabung reaksi, sudip, dan pipet.
3.3. Urutan Kerja 3.3.1. Persiapan bahan baku
Persiapan bahan baku penelitian meliputi persiapan bahan baku serbuk kayu dan persiapan pelarut
a. Bahan baku serbuk kayu
Sampel daun surian asal Bogor dan surian asal Kuningan kemudian diidentifikasi di Herbarium Bogoriense, di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LIPI, Cibinong, Kabupaten Bogor. Identifikasi dilakukan untuk memastikan kebenaran jenis pohon yang digunakan.
Bahan baku kayu surian diambil dari pohon surian yang berlokasi di dua tempat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Puslitbang Kehutanan, Gunung
Batu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan Kuningan, Jawa Barat. Kayu surian asal bogor yang digunakan berasal dari bagian cabang pohon suren dengan
diameter cabang rata-rata 15 cm diameter kayu teras sekitar 12 cm, dengan
17 panjang 5,5 m. Sementara pohon suren yang diambil cabangnya berdiameter 42
cm, tinggi sekitar 23 m, dengan usia pohon yang tidak diketahui. Kayu surian asal Kuningan, Jawa Barat diambil dari bagian teras batang dengan diameter 15 cm,
dengan panjang 18 m, dengan usia pohon sekitar 7 tahun. Kayu hasil tebangan kemudian dibagi menjadi tiga bagian sebagai
ulangan, pangkal, tengah, dan ujung. Selanjutnya sortimen tersebut dikuliti dan diambil bagian kayu terasnya. Bagian kayu teras kemudian digiling menjadi
serbuk dengan menggunakan mesin serbuk dan disortasi dengan alat saring bertingkat sehingga diperoleh serbuk berukuran 40 – 60 mesh sebanyak 1 kg
untuk setiap ulangan.
b. Pelarut organik