Tabel 13 Pengaruh supernatan E.rectale DSM 17629 terhadap jumlah sel hidup dan hambatan proliferasi sel VERO dan HCT-116
Sel Sel hidup x 10
4
hambatan proliferasi pada pada
Kontrol P1
P2 P3
Kontrol P1
P2 P3
VERO 3,3
5,0 3,8
2,0 0,0
- 53,8 - 15,4
38,5 HCT-116
12,3 4,8
3,5 1,8
0,0 61,2
71,4 85,7
Keterangan: Asetat, propionat, butirat pada: P1 = 3,7 mM; 4,2 mM; 3,6 mM; P2 = 7,3 mM; 8,4 mM; 7,2 mM; P3 = 14,7 mM;
16,7 mM; 14,3 mM
Umumnya studi in vitro pada kultur sel kanker jugamenggunakan kon- sentrasi butirat 10mM Whitehead et al. 1986, Singh et al. 1997, Ruemmele et
al. 1999, Avivi-Green et al. 2002, Nohara et al. 2007. Disamping itu, studi dengan manusia sebagai model menunjukkan bahwa konsentrasi SCFA di dalam
fesesnya sangat rendah 29 µmol g
-1
-95 µmol g
-1
Supernatan C.butyricum BCC B2571 atau E.rectale DSM 17629 dengan komposisi asetat, propionat dan butirat yang terdapat pada Perlakuan 1 dan
Perlakuan 2 dipaparkan pada sel kanker kanker HCT-116. Karakteristik molekuler sel HCT-116 adalah sel mengalami mutasi pada gen ß-catenin dan ras dan tidak
mengekspresikan COX2. Sel ini sudah umum digunakan pada penelitian kanker Ahn dan Schroder 2002.
seperti dilaporkan oleh Schwiertz et al. 2002.
4.4.2. SCFA di dalam Supernatan Menghambat Proliferasi Sel HCT-116.
Perlakuanpaparan supernatan mengakibatkan perubahan morfologi pada sel HCT-116. Sel HCT-116 yang diberi perlakuan supernatan sebagian besar
mengelupas dan mengapung di dalam medium setelah 48 jam inkubasi. Sel HCT- 116 kontrol masih melekat Lampiran 10.Perlakuan berupa paparan supernatan
memberikan pengaruh signifikan p0,05 terhadap viabilitas, jumlah sel total dan hambatan proliferasi sel HCT-166 Lampiran 11. Jumlah sel hidup dan total sel
HCT-116 berbanding terbalik dengan konsentrasi asetat, propionat dan butirat di dalam supernatan Gambar 8, sedangkan hambatan proliferasi sel HCT-116
sebanding dengan konsentrasi asetat, propionat dan butirat di dalam supernatan Gambar 9. Hambatan sudah terjadi pada konsentrasi butirat 2,6 mM Perlakuan
1 supernatan dari C.butyricum BCC B2571. Hambatan tertinggi terjadi pada konsentrasi butirat 7,2 mM Perlakuan 2 supernatan dari E.rectaleDSM 17629.
Gambar 8 Pengaruh supernatan terhadap jumlah sel HCT-116. A. Supernatan C. butyricum BCC B2571. Perlakuan 1 asetat, propionat, butirat = 3,4
mM; 3,0 mM; 2,6 mM, Perlakuan 2 asetat, propionat, butirat = 6,8 mM; 6,0 mM; 5,2 mM. B Supernatan E. rectale DSM 17629.
Perlakuan 1 asetat, propionat, butirat = 3,6 mM; 4,2 mM; 3,6 mM, Perlakuan 2 asetat, propionat, butirat = 7,2 mM; 8,4 mM; 7,2 mM.
B A
Gambar 9.Pengaruh supernatan terhadap hambatan proliferasi sel HCT-116. A. Supernatan C. butyricum BCC B2571. Perlakuan 1 asetat, propionat,
butirat = 3,4 mM; 3,0 mM; 2,6 mM, Perlakuan 2 asetat, propionat, butirat = 6,8 mM; 6,0 mM; 5,2 mM. B Supernatan E. rectale DSM
17629. Perlakuan 1 asetat, propionat, butirat = 3,6 mM; 4,2 mM; 3,6 mM, Perlakuan 2 asetat, propionat, butirat = 7,2 mM; 8,4 mM; 7,2
mM.
A
B
Hasil di atas sejalan dengan studi yang dilaporkan oleh peneliti lain. Ruemmele et al. 1999 melaporkan bahwa butirat menghambat proliferasi sel
kanker kolon Caco-2. Efek penghambatan mulai terjadi pada konsentrasi 0,1 mM dan hambatan maksimal sekitar 30-50 terjadi pada konsentrasi 10mM.
Hatayama et al. 2007 melaporkan bahwa perlakuan butirat juga menghambat proliferasi sel LS174T, dimana besarnya hambatan tergantung pada
konsentrasinya. Sel yang diberi perlakuan butirat 1 atau 2 mM jumlahnya lebih kecil dibanding sel yang tidak diberi perlakuan butirat.
4.4.3. Apoptosis, Ekspresi mRNA Bcl-2 dan Bax