Pemeriksaan klinis Pemeriksaan radiografi .1 Panoramik

melibatkan pemeriksaan klinis insisivus lateral permanen. Posisi dan angulasinya yang abnormal dapat mengindikasikan pendefleksian kaninus yang berpotensi menjadi impaksi. Mobiliti insisivus lateral permanen yang berlebihan dapat merupakan akibat resorpsi akar yang disebabkan penyimpangan kaninus. 3,21

2.4.1 Pemeriksaan klinis

Evaluasi klinis yang seksama pada pasien dengan impaksi kaninus penting untuk memperoleh diagnosis yang akurat dan rencana perawatan yang tepat. 14 Tanda-tanda klinis berikut dapat menjadi indikasi adanya impaksi kaninus seperti penundaan erupsi kaninus permanen atau retensi kaninus desidui yang terlalu lama melebihi umur 14-15 tahun. Tidak adanya penonjolan kaninus yang normal dilabial atau ditemui adanya asimetris penonjolan kaninus saat palpasi alveolar, penonjolan dipalatal dan distal tiping atau migrasi insisivus lateral. Perlu bersikap waspada mulai usia dental 9-10 tahun untuk mendeteksi posisi kaninus secara dini, terutama bila ada riwayat keluarga atau bila insisivus lateral atasnya berukuran kecil atau tidak ada. 2.4.2 Pemeriksaan radiografi 2.4.2.1 Panoramik Radiografi panoramik biasanya diambil dalam pemeriksaan klinik rutin, sangat ideal untuk mengevaluasi posisi gigi dan perkembangan akar gigi, memperkirakan waktu kemunculan gigi kedalam rongga mulut. 10,15,22,23. Dua kemungkinan prediktor bagi keberhasilan perawatan impaksi kaninus adalah lokasi mesiodistal mahkota dan angulasi gigi yang diukur pada panoramik. Menurut penelitian retrospektif Erickson dan Kurol 1988, mengevaluasi lokasi mahkota kaninus terhadap gigi-gigi disekitarnya dengan membuat garis Universitas Sumatera Utara referensi horizontal garis yang melalui bidang oklusal, vertikal garis yang membagi dua sumbu gigi insisivus sentral . Jumlah sample 46, berdasarkan posisi mesial mahkota kaninus impaksi dibagi dalam 5 sektor pada bidang anterior. Terlihat pada gambar 1A. Hubungan posisi mahkota kaninus impaksi terhadap insisivus pada dataran transversal diambil dari axial-vertex radiografi, gambar 1B. Rata-rata sudut kaninus α yang dibentuk oleh sumbu gigi kaninus dengan garis referensi vertikal. Jarak yang diambil dari dataran oklusal ke ujung mahkota kaninus melalui sumbu gigi pada foto panoramix adalah d1, Gambar 1C. Pasien dengan kaninus yang overlap pada insisivus lateralis kurang dari separuh panjang akar pada awal perawatan, setelah pencabutan kaninus desidui biasanya posisi kaninus permanen dapat erupsi normal 91 dari jumlah pasien. Apabila kaninus overlap dengan insisivus lateral lebih dari separuh panjang akar, erupsi normal hanya terjadi pada 64 dari jumlah pasien gambar D. 24 Gambar 1.Penelitian Ericson dan Kurol 1988, berdasarkan angulasi, sektor dan distibusi gigi kaninus impaksi. 25 Power dan Short mempelajari angulasi sebagai prediktor dan menemukan jika gigi membentuk sudut lebih dari 31° terhadap garis median, kemungkinan erupsinya setelah Universitas Sumatera Utara ekstraksi gigi desidui berkurang. Penelitian Jeffrey Steward menggunakan analisis Ericson dan Kurol, untuk mengevaluasi lokasi mahkota kaninus terhadap gigi-gigi disekitarnya dengan membuat garis referensi horizontal garis yang melalui bidang oklusal, dan midline, untuk menentukan kemungkinan impaksi menurut lokasi puncak tonjol kaninus. Sektor 1 adalah daerah distal dari garis yang ditarik menyentuh kontur distal mahkota dan akar insisivus lateral. Sektor 2 berada dimesial sektor 1 tetapi di distal dari garis yang membagi dua dimensi mesiodistal insisivus lateral digaris aksis panjangnya. Sektor 3 di mesial sektor 2 tetapi di distal dari garis yang ditarik hingga kekontur mesial mahkota dan akar insisivus lateral. Sektor 4 melibatkan semua daerah di mesial dari sektor 3. Sektor 5 adalah daerah di mesial dari sektor 4 dan garis yang dibentuk kontur mahkota akar insisvus sentral. Gambar 2. Pembagian sektor menurut penelitian Jeffrey Stewart 2001 11 adaptasi dari penelitian Ericson dan Kurol 1988 Menurut penelitian Lindauer dkk 1992 melaporkan bahwa hingga 78 kaninus yang memiliki puncak tonjol mahkota kaninus disektor 2-4 akan mengalami impaksi. 3 Metode yang digunakan oleh Stivaros dan Mandall 2000 menganalisis berbagai faktor-faktor Universitas Sumatera Utara radiografi untuk menentukan tingkat keparahan impaksi kaninus atas sehingga mempengaruhi keputusan ortodontis untuk menyingkap atau membuang kaninus impaksi. 12 Metode yang digunakan Wardford Jr.dkk 2003 untuk memprediksi kaninus impaksi adalah menggunakan pengukuran sektor dan angulasi. Banyak penelitian menyatakan bahwa sektor merupakan prediksi yang baik untuk menentukan kaninus berpotensi impaksi atau tidak. Pada penelitian Wardford Jr.dkk angulasi gigi kanius yang belum erupsi diukur dari analisis foto panoramik dan ditambahkan ke sektor lokasi untuk melihat apakah kombinasi ke dua faktor ini dapat memprediksi kaninus impaksi lebih akurat. Pengukuran sektor pada penelitian Warford Jr. 2003 diambil dengan mengadaptasi metode Ericson dan Kurol dan telah dimodifikasi oleh Lindauer 1992. 26 26 Definisi sektor 1 yaitu area di distal dari garis tangen kontur distal mahkota dan akar insisivus lateral. Sektor 2 yaitu area di mesial dari sektor 1 tetapi berbatasan sebelah distal aksis panjang insisivus lateral permanen. Sektor 3 yaitu area di mesial dari sektor 2 dan di distal dari tinggi kontur gigi insisivus lateral. Sektor 4 yaitu seluruh area di mesial dari sektor 3. 26 Gambar 3 . Gambar 3. Penilaian sektor lokasi kaninus menurut penelitian Lindauer 3 1 2 3 4 Universitas Sumatera Utara Pengukuran sudut angulasi pada gigi yang diprediksi impaksi pada penelitian Warford Jr. dkk. berdasarkan garis referensi horizontal yang dibentuk dari bicondilar nasal floor dan garis aksis panjang kaninus pada sudut mesial Gambar 4 . Gambar 4. Penilaian angulasi kaninus yang dibentuk dari garis horizontal melalui bicondilar dan aksis panjang gigi kaninus. dikutip dari Warford Jr 2003 26 Penilaian posisi antero-posterior apeks akar kaninus dibagi 3 grade, grade 1: ujung apeks akar kaninus di regio kaninus, grade 2: ujung apeks akar diatas regio premolar satu, grade 3: ujung apeks akar diatas premolar kedua.Gambar 5. Gambar 5. Penilaian posisi antero-posterior apeks akar kaninus dikutip dari Stivaros dan Mandall 2000 Penilaian posisi mahkota kaninus terhadap insisivus lateral dalam arah vertikal, dibagi 4 grade, grade 1: mahkota kaninus dibawah cemento enamel junction CEJ insisivus lateral, grade 2: mahkota kaninus berada diatas CEJ tapi kurang dari setengah panjang akar 12. Universitas Sumatera Utara insisivus lateral, grade 3: mahkota kaninus berada diantara setengah panjang akar dan ujung akar, grade 4 : mahkota kaninus diatas akar gigi insisivus lateral Gambar 6. Gambar 6. Posisi tinggi mahkota gigi kaninus terhadap insisivus lateral dikutip dari Stivaros Mandall 2000 10

2.5 Perawatan Impaksi Kaninus